Syariat penyembelihan hewan qurban di Hari Raya Idul Adha merupakan wujud puncak pencapaian ketauhidan/keimanan, sekaligus puncak pencapaian ketaatan dan puncak peribadatan serta puncak rasa syukur nikmat dan kepasrahan total kepada Allah SWT. Rangkaian peristiwa tersebut dijalani oleh Nabi Ibrahim AS, Ismail AS dan Siti Hajar yang diabadikan dalam Al-Qur'an. Kini, umat Islam diharapkan mengikuti jejak tersebut sebagai uswah hasanah, teladan yang baik dalam menjalani dan menyikapi kehidupan.
Demikian pesan Ustadz Drs. H. Sururi, ketika menyampaikan khutbah Shalat Idul Adha 1438 H, di lapangan Teguhan, Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Jum'at (1/9/2017). Shalat Idul Adha yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Plumbungan bekerjasama dengan Takmir Masjid Juanda Teguhan dan Pimpinan Ranting Aisyiah Plumbungan tersebut diikuti ribuan umat Islam.
Menurut Ustadz Sururi, ada tiga sikap Ibrahim AS yang perlu kita teladani. Pertama, tegas dan kukuh dalam loyalitas beriman kepada Allah. Karena kokohnya fondasi keimanan, ia mampu merefleksikan sikap hidup penuh kemuliaan karena cintanya kepada Allah SWT.
Kedua, taat dan kukuh dalam melaksanakan perintah Allah. Sikap ini tercermin dalam melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail. Perintah Allah ini untuk menguji keimanan Ibrahim. Ketika Ibrahim siap melaksanakan perintah tersebut, maka Allah seketika mengganti Ismail dengan hewan sembelihan. Peristiwa itu terabadikan dalam Al-Qur'an surat Ash-shaffat [37]: 102-107.
Ketiga, membangun jiwa tawakal, bersih dan mengembalikan segala urusan secara utuh hanya kepada Allah. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Mumtahanah [60]: 4, ketika Ibrahim berdoa, "Ya Tuhan kami, hanya kepada-Mu kami bertawakal dan hanya kepada-Mu kami bertaubat dan hanya kepada-Mu kami kembali."
Di akhir khutbahnya, Ustadz Suriri mengingatkan tentang pentingnya keimanan dalam kehidupan.
"Tanpa iman rasanya sangat sulit untuk tumbuh dan berkembang jiwa berkurban dalam diri seseorang. Tanpa iman rasanya sangat sulit dan berat bagi kita untuk bisa meraih rahmat dan berkah Allah, terbebas dari dari bencana fisik dan psikis serta berbagai krisis dan kesulitan. Hanya dengan kekuatan iman dan taqwa, kita akan membangun dan mengentaskan negeri ini dari beragam bencana dan kesulitan," tegas Ustadz Sururi.
Suparto
Demikian pesan Ustadz Drs. H. Sururi, ketika menyampaikan khutbah Shalat Idul Adha 1438 H, di lapangan Teguhan, Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Jum'at (1/9/2017). Shalat Idul Adha yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Plumbungan bekerjasama dengan Takmir Masjid Juanda Teguhan dan Pimpinan Ranting Aisyiah Plumbungan tersebut diikuti ribuan umat Islam.
Menurut Ustadz Sururi, ada tiga sikap Ibrahim AS yang perlu kita teladani. Pertama, tegas dan kukuh dalam loyalitas beriman kepada Allah. Karena kokohnya fondasi keimanan, ia mampu merefleksikan sikap hidup penuh kemuliaan karena cintanya kepada Allah SWT.
Kedua, taat dan kukuh dalam melaksanakan perintah Allah. Sikap ini tercermin dalam melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail. Perintah Allah ini untuk menguji keimanan Ibrahim. Ketika Ibrahim siap melaksanakan perintah tersebut, maka Allah seketika mengganti Ismail dengan hewan sembelihan. Peristiwa itu terabadikan dalam Al-Qur'an surat Ash-shaffat [37]: 102-107.
Ketiga, membangun jiwa tawakal, bersih dan mengembalikan segala urusan secara utuh hanya kepada Allah. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Mumtahanah [60]: 4, ketika Ibrahim berdoa, "Ya Tuhan kami, hanya kepada-Mu kami bertawakal dan hanya kepada-Mu kami bertaubat dan hanya kepada-Mu kami kembali."
Di akhir khutbahnya, Ustadz Suriri mengingatkan tentang pentingnya keimanan dalam kehidupan.
"Tanpa iman rasanya sangat sulit untuk tumbuh dan berkembang jiwa berkurban dalam diri seseorang. Tanpa iman rasanya sangat sulit dan berat bagi kita untuk bisa meraih rahmat dan berkah Allah, terbebas dari dari bencana fisik dan psikis serta berbagai krisis dan kesulitan. Hanya dengan kekuatan iman dan taqwa, kita akan membangun dan mengentaskan negeri ini dari beragam bencana dan kesulitan," tegas Ustadz Sururi.
Suparto
Benar sekali khutbah yang disampaikan oleh ustadz Suriri.
ReplyDeleteMenjadi refleksi diri
Delete