Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2017

Generasi Emas, Antara Potensi dan Tantangan

Pemuda sekarang disebut sebagai "Generasi Emas" yang memiliki potensi dan peluang sangat besar menjadi kekuatan penentu masa depan Indonesia. Generasi Emas, yang juga disebut sebagai "Generasi Masa Depan Indonesia",  seperti dikutip https://keluargaindonesisa.id. harus memiliki empat ciri utama. Pertama,  kecerdasan yang komprehensif, yakni produktif dan inovatif. Kedua,  damai dalam interaksi sosialnya, dan berkarakter yang kuat. Ketiga,  sehat, menyehatkan dalam interaksi alamnya. Keempat,  berperadaban unggul. Namun disisi lain, pemuda yang tengah melewati proses menuju kesempurnaan fisik, psikis dan intelektual itu dihadapkan dengan beragam tantangan dan ancaman. Masa-masa rawan itu apabila tidak mendapatkan perhatian dan pengelolaan yang baik, menjadi penghalang terwujudnya Generasi Emas. Ancaman terberat saat ini adalah maraknya peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba di hampir semua lapisan masyarakat. Kini tak ada lagi tempat yang aman d

HIJRAH SEPANJANG MASA

Dari segi bahasa, hijrah artinya berpindah. Sedangkan dalam konteks sejarah, hijrah merupakan peristiwa perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat dari Makkah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at Islam. Mereka berhijrah, berharap memperoleh rahmat Allah Ta’ala. Sebagaimana firman Allah,  “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah [2]: 218). Pada ayat lain, Allah tegaskan bahwa orang yang berhijrah adalah orang yang benar keimanannya.  “Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia .”

SILUMAN DULU DAN SEKARANG

Waktu kecil dulu aku takut dengan Siluman Cerita khayal yang sangat menyeramkan Tentang makhluk halus anggota Jin dan Setan Menampakkan diri sebagai manusia atau hewan piaraan Suka keluar malam gentayangan Di pinggir jembatan, rumah kosong dan kuburan Atau bersembunyi di balik rimbun pepohonan Tak semua orang bisa menyaksikan Bikin orang merinding ketakutan Sekarang cerita Siluman bukan lagi khayalan Siluman kini muncul dalam kenyataan Melekat pada oknum yang tak memiliki perasaan Mengeruk uang rakyat   lewat dana titipan Masuk pintu birokrasi   pemerintahan Tersembunyi dalam anggaran pembangunan Disusun pada angka-angka tipuan Diolah para pelaksana lapangan Untuk amankan kebijakan Namun sulit dipertanggungjawabkan Strategi Siluman dijalankan Untuk membangun sekolahan Memperbaiki jalan dan jembatan Membantu rakyat yang kelaparan Disahkan dalam sidang tahunan Dasar hukum pun diterbitkan Tapi semua hanyalah sulapan Keti

BERKEMBANG BERSAMA ODOP

Puluhan tahun dalam perjalanan hidup ini, saya isi dengan banyak membaca buku, baik di toko, di perpustakaan maupun milik sendiri. Disamping buku, bacaan berupa koran, majalah dan media online menjadi menu konsumsi hidup saya. Mungkin sudah ratusan judul buku saya baca hingga tuntas. Namun lebih banyak buku yang saya baca tidak pernah selesai. Dengan membaca aneka buku, saya menemukan banyak ilmu dan hikmah yang amat berguna dalam menjalani hidup ini. Seperti ungkapan Samuel Johnson, “Buku mengajarkan kepada kita, bagaimana menikmati hidup dan bagaimana memikul bebannya.” Setelah hidup ini saya jalani dengan aktivitas banyak membaca, saya kemudian punya keinginan untuk menjadi penulis. Pertimbangannya, jika hanya sekedar sebagai pembaca, manfaat yang saya peroleh lebih banyak untuk diri sendiri. Tapi   jika menjadi penulis, insya Allah manfaatnya bisa dinikmati untuk banyak orang. Sadar bahwa menjadi penulis itu tidak mudah, sayapun mulai berusaha keras untuk membekali

MISTERI DALANG G30S-PKI

Gerakan 30 Sepetember atau yang biasa dikenal dengan istilah G30S-PKI  yang terjadi tanggal 30 September 1965 hingga sekarang masih menyisakan pertanyaan bagi semua pikah. Dalam peristiwa tersebut, enam perwira tinggi militer Indonesia diculik dan dibunuh dalam suatu usaha kudeta (pengambilan kekuasaan) yang kemudian dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Masih segar dalam ingatan kita semua mengenai keganasan PKI, walaupun sebagian dari kita tidak semua bisa menyaksikan secara langsung tragedi berdarah tersebut. Namun, kita bisa menyaksikan dalam sebuah film “Pengkhiantan G 30 S-PKI”. Film ini mengisahkan betapa sadisnya para anggota gerakan 30 September tersebut menculik, menyiksa, dan membunuh para jenderal, yang kemudian dimasukkan ke dalam sebuah sumur di Lubang Buaya. Hingga saat ini, nilai kebenaran sejarah September berdarah tersebut masih selalu ramai dipertanyakan dan diperdebatkan. Perstiwa tragedi G 30 S-PKI telah memunculkan banyak ar

BENARKAH KESEMPATAN HIDUP KITA BERTAMBAH?

Alhamdulillah, hari ini, Kamis (2/9/2017), kita memasuki tahun baru 1439 Hijriyah. Pergantian waktu setahun ini, di satu sisi menunjukkan bahwa umur kita bertambah, tetapi kesempatan hidup kita di dunia berkurang satu tahun. Artinya,   kita semakin jauh dari kelahiran dan kian dekat kepada kematian. Inilah yang harus menjadi renungan saat kita menyambut datangnya tahun baru hijriyah. Hijrah secara harfiah punya arti perpindahan dari satu negeri ke negeri lain, dari satu kawasan ke kawasan lain, atau perubahan lokasi dari titik tertentu ke titik yang lain. Intinya adalah sebuah perubahan. Secara historis, hijrah adalah peristiwa keberangkatan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dari kota Makkah menuju kota Yathrib, yang kemudian disebut al-Madinah al-Munawwarah. Peristiwa hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah dikemudian hari ditetapkan sebagai awal tahun dari penanggalan atau kalender Islam. Peristiwa hijrah Rasululah dan para sahabatnya dari Makkah ke Madinah m

Tuntunan Doa Awal dan Akhir Tahun Hijriyah, Dipertanyakan?

Sudah berpuluh tahun lamanya, saya mengikuti anjuran sang guru, ustadz, imam atau mubalig untuk mengamalkan doa khusus di akhir dan awal tahun hijriyah. Karena doa itu berisi renungan, refleksi, pengakuan akan kelemahan diri sebagai hamba yang tak berdaya dalam perjalanan hidup yang telah dilalui, juga harapan mendapatkan kekuatan dan bimbingan menghadapi tahun yang akan dijalani, maka saya tak melewatkan waktu akhir dan awal tahun untuk memanjatkan doa tersebut. Sebagaimana yang saya ikuti dalam berbagai kesempatan kajian di Masjid dan juga melalui majalah, internet atau media sosial, para ustadz dan penulis menunjukkan dasar atau dalil tentang doa akhir dan awal tahun. Karena saya ini orang yang masih dangkal pemahamannya tentang ilmu agama Islam, saya meyakini bahwa semua petunjuk itu benar adanya. Saya pun mengikuti semua petunjuk itu, bahkan juga ikut menyebarkan kepada orang lain. Namun hari ini, ketika saya baca uraian tentang doa awal dan akhir tahun hijriyah yang dit

REOG PONOROGO DI RESEPSI PERNIKAHAN

Acara resepsi pernikahan yang diselenggarakan keluarga Iptu Yulianto, SH/Anik Rifiati, warga Plumbungan Indah, Sragen, Ahad (17/9/2017) cukup unik. Saat acara di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS), dimeriahkan dengan atraksi Seni Reog Ponorogo. Yang menarik, para penerima tamu (among tamu) lelaki juga berpakaian ala Warok Ponorogo sehingga menambah kental nuansa Pororagan . Usai acara di gedung, penampilan Reog ini berlanjut sore hari, dengan keliling kampung dan atraksi khusus di dua Lapangan Volly setempat yang ditonton ratusan warga. Keluarga Iptu Yulianto, SH/Anik Rifiati menikahkan putrinya, Bripda Coot Yerzi Serla Sifindyo, SH dengan Brigadir Andi Nur Oktavia, SH putra dari H. Sukiman/Hj.Darminah, warga Dukuh Kepoh, Desa Wonokerso, Kedawung, Sragen. Itulah cara keluarga Iptu Yulianto, SH/Anik Rifiati melestarikan seni budaya asal mereka, Ponorogo, Jawa Timur, sekaligus bisa menghibur warga, tempat mereka tinggal sekarang. Suparto  

ANTARA KESENANGAN DAN KETENANGAN

Jujur saja, setiap manusia yang hidup di dunia ini, pada umumnya mendambakan kesenangan. Berbagai usaha dilakukan, tujuannya tidak lain untuk mendapatkan kesenangan. Yang menjadi persoalan, apakah kesenangan itu otomatis akan mendatangkan ketenangan atau ketenteraman hidup? Kebanyakan orang masih mengukur kebahagiaan dengan serba materi. Padahal antara kesenangan dan ketenangan itu berbeda. Buktinya banyak orang hidup senang tapi justru tidak merasakan ketenangan.  Imam Al-Ghazali dalam bukunya “Al-Munqidz Al-Dhalal”,  seperti dikutip M. Husnaini (2013: 83) menyebut ada empat faktor sebagai sumber kesenangan . Pertama ,  ilmu pengetahuan . Terlebih di zaman modern sekarang ini orang berilmu berpeluang lebih besar ketimbang orang bodoh untuk mendapatkan kesenangan. Orang bergelar sarjana misalnya, lebih mudah mendapatkan pekerjaan daripada yang tidak bergelar sarjana. Kedua , kesehatan . Tidak ada orang yang ingin sakit. Sehat membikin hidup senang, sedangkan sakit