Puluhan tahun
dalam perjalanan hidup ini, saya isi dengan banyak membaca buku, baik di toko,
di perpustakaan maupun milik sendiri. Disamping buku, bacaan berupa koran,
majalah dan media online menjadi menu
konsumsi hidup saya. Mungkin sudah ratusan judul buku saya baca hingga tuntas.
Namun lebih banyak buku yang saya baca tidak pernah selesai.
Dengan
membaca aneka buku, saya menemukan banyak ilmu dan hikmah yang amat berguna
dalam menjalani hidup ini. Seperti ungkapan Samuel Johnson, “Buku mengajarkan kepada kita, bagaimana
menikmati hidup dan bagaimana memikul bebannya.”
Setelah
hidup ini saya jalani dengan aktivitas banyak membaca, saya kemudian punya
keinginan untuk menjadi penulis. Pertimbangannya, jika hanya sekedar sebagai
pembaca, manfaat yang saya peroleh lebih banyak untuk diri sendiri. Tapi jika menjadi penulis, insya Allah manfaatnya
bisa dinikmati untuk banyak orang.
Sadar bahwa
menjadi penulis itu tidak mudah, sayapun mulai berusaha keras untuk membekali
diri. Apa yang saya lakukan?
Dalam lima
tahun terakhir, saya giat melakukan aktivitas yang berhubungan dengan upaya
menjadi penulis. Pertama, saya
membaca puluhan buku tentang cara praktis menjadi penulis yang baik. Buku-buku
“Sukses Menjadi Penulis”, “Menulis Itu Gampang”, “Resep Cespleng Menulis Buku”,
dan lain-lain berulang-ulang saya baca. Juga buku-buku mengenai kisah
tokoh-tokoh yang berhasil dalam dunia tulis menulis. Ditambah lagi puluhan
artikel yang tersebar di media online.
Semua saya lahab habis. Ibaratnya, saya itu sudah khatam membaca “Kitab Suci” tentang dunia tulis menulis.
Kedua, saya ikuti berbagai seminar,
workshop atau pelatihan tentang kepenulisan yang diselenggarakan oleh beberapa
lembaga, mulai yang amatir, organisasi komunitas hingga perguruan tinggi, baik
gratis maupun membayar. Saya kemudian
bergabung dengan organisasi komunitas penulis Forum Lingkar Pena (FLP) Soloraya
2015. Di FLP saya mendapatkan banyak pencerahan dan dipertemukan dengan
orang-orang yang sudah punya nama besar di dunia kepenulisan, seperti Afifah
Afra, Sinta Yudisia, Helvy Tiana Rosa, Mell Shaliha dan lain-lain.
Berbagai
kegiatan itu saya ikuti dengan sungguh-sungguh dengan harapan, kelak bisa
menjadi penulis, meski tidak seperti mereka. Setidaknya saya bisa menerbitkan
atau mempublikasikan karya di media massa, dan akhirnya menerbitkan buku.
Menjadi penulis buku. Menjadi pengarang. Gagasan, pemikiran saya bisa dibaca
orang banyak. Menginspirasi dan bermanfaat bagi umat manusia. Dengan penjadi
penulis, saya bisa menebar kebaikan, meninggalkan jejak kebaikan dalam
perjalanan hidup ini. Itu cita-cita saya.
Dengan usaha
itu, bagaimana hasilnya? Memang sudah begitu banyak ilmu tentang cara menjadi
penulis saya dapatkan. Tetapi mana hasil karya tulisan saya? Terutama tulisan
yang diterbitkan, dipublikasikan di media massa, media sosial, atau media lain,
atau buku? Tidak sesuai angan-angan saya!
Semakin
banyak buku dan artikel saya baca, kian sering kegiatan saya ikuti, belum juga
berhasil mempublikasikan tulisan seperti harapan semula. Saya hanya kagum dengan banyak teori menulis, tetapi belum mampu
menerapkan dengan langkah konkrit.
Setelah
sekian lama waktu, usaha dan proses saya lalui, perlahan Allah memberikan
petunjuk-Nya. Di penghujung tahun 2015, atas bantuan seorang kenalan dari
Kebumen Jawa Tengah, saya punya Blog
pribadi. Meski belum banyak memposting tulisan, Blog inilah yang kemudian
menjadi salah satu modal penting untuk mengantarkan diri menjadi penulis.
Wuih. Hanya menulis di Blog, sudah berani
menyatakan diri sebagai penulis? Ya. Sinta Yudisia, ketua Pengurus FLP Pusat,
seorang penulis lebih dari 50 judul buku, saat menyambut HUT ke-20 FLP pernah menyatakan, “pekerjaan menulis sekarang bukan hanya terbatas membuat buku, menerbitkan
cerpen atau menulis puisi. Penulis sekarang lebih berkembang lagi profesinya,
mencakup penulis skenario, blogger,
penulis lagu, hingga penyedia konten dari media-media online.”
Awal
Februari 2016, saya bertemanan dengan Bang
Syaiha di facebook yang membuka program “One Day One Post” (ODOP), sebuah grup yang mengharuskaan
anggotanya menulis setiap hari dan mempostingnya di Blog. Setelah menyimak
beberapa minggu, tulisan-tulisan dan profil Bang Syaiha yang inspiratif mulai
mempengaruhi pikiran saya.
Bulan
berikutnya, saya resmi bergabung dengan ODOP dan berketetapan hati untuk ikut
menulis setiap hari, memposting di Blog dan melaporkan di link ODOP. Saya
seperti punya kekuatan baru dan daya dorong untuk menulis setiap hari dan
mem-posting di Blog. Saya yakin, melalui ODOP ini bisa menjadi penulis yang
baik dan produktif.
Saya seolah
dipaksa untuk menulis, dalam kondisi apa pun. Dipaksa dan dipaksa, lama-lama
menjadi biasa dan terbiasa. Akhirnya menjadi kebiasaan. Menjadi kewajiban dan
kebutuhan.
Di komunitas
ODOP, yang anggotanya tersebar di seluruh wilayah Indonesia, bahkan ada yang
dari Malaysia, kami menjadi keluarga
besar yang aktif berinteraksi. Saya mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari
mereka. Dengan kelebihannya masing-masing, mereka menginspirasi saya untuk
terus menulis. Menulis yang menginspirasi.
Hari ini, di
usia yang tidak muda lagi, saya mantapkan diri menjadi penulis. Apa yang telah
saya lakukan sebagai penulis? Dalam waktu 1,5 tahun ini, sudah 400-an tulisan
saya bertengger di Blog. Tulisan-tulisan itu juga sering saya share di facebook
sehingga lebih banyak orang yang bisa membacanya. Dalam catatan Google
Statistic, sudah lebih dari 49 ribu orang membuka atau mengunjungi Blog saya.
Dengan
pengalaman itu, di tahun 2017 ini saya bertekad bisa menerbitkan buku!
Apa yang
ingin saya dapatkan dari hidup sebagai penulis?
Kalau tulisan saya bermanfaat bagi
orang lain, itu artinya sebuah kebaikan. Dan setiap kebaikan yang bermanfaat
bagi orang lain, pasti akan mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat dari
Allah, Sang Pemilik jagad raya. Itu keyakinan saya!
Itulah pesan
penting yang pernah saya dapatkan dari Bang Syaiha, Sang Penggagas dan
Penggerak One Day One Post (ODOP). Bersama ODOP, kita didorong untuk terus
bergerak maju di tengah pesatnya teknologi informasi.
Mengapa
harus ODOP?
Sejak
bergabung dengan komunitas ODOP, saya menemukan warna baru dalam perjalanan
menjadi seorang penulis pemula. Awalnya saya ‘dipaksa’ untuk menulis setiap
hari dan mempostingnya di Blog. Karena dipaksa, kemudian merasa ‘terpaksa’ dan
akhirnya menjadi ‘terbiasa’.
Ada slogan
yang kerap digelorakan Bang Syaiha tentang ODOP, yakni “Menulis Untuk Kebabadian” dan “Verba
Volant. Scripta Manent” (Apa yang Terkatakan akan segera Lenyap. Apa yang
Tertulis akan menjadi Abadi). Slogan itu sebagai pemacu untuk menjadi penulis.
Begitu banyak
pelajaran yang saya dapatkan dari para
anggota. Mereka yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan Malaysia
itu punya kelebihan dan keistimewaan masing-masing. Saya merasa bangga menjadi bagian dari mereka.
Namun yang
lebih terasa indah adalah eratnya hubungan antar anggota, meski hanya melalui WhatsApp
(WA) Gorup dan dunia maya. Rasanya seperti saudara atau teman dekat yang ingin
selalu dekat. Ada rasa rindu jika tidak bertemu.
Suparto
#OneDayOnePost
Salah satu member yang menjadi inspirator saya.
ReplyDeleteSalam sungkêm, pak.
Bagi saya, Mas Heru lebih hebat. Saya juga banyak berguru kepada Mas Heru
Delete👍. Saya juga ikut ODOP batch 4 Pak. Meski motivasi saya sedikit berbeda. Semoga bisa konsisten mengikuti ODOP sampai selesai.
ReplyDeleteLain kali saja Baca isi content blog Bapak. Sekarang mau lanjut nyimak materi ODOP day 4.
Oke Mas Opik.Semoga sukses
DeleteMotivasi bagi saya nih, terima kasih banyak pak senior 🙏🙏🙏
ReplyDeleteOke Mbak Martika. Semoga sukses
DeleteSalam kenal Pak Suparto, masya Allah semangatnya untuk menulis. Jadi penyemangat saya untuk tetap menulis setiap hari. Semoga niat menerbitkan bukunya terlaksanan dalam waktu dekat ya pak. Salam kenal, saya Aranta member ODOP Batch 4 :)
ReplyDeleteAamiin. Makasih. Salam kenal kembali..
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSalam kenal Pak.Motivasinya super sekali🙏🙏
ReplyDeleteSalam kenal kembali. Oke makasih. Kita belajar bersama...
Deletesaya kagum dengan semangatnya pak Parto. patut diteladani. sukses ya pak Parto. aamiin
ReplyDeleteAamiin. Tulisan2 Mbak Rika juga luar biasa.. Semoga Sukses selalu
DeleteSubhanallah...
ReplyDeleteSukses selalu Pak Parto
Aamiin. Makasih Mas Fery yang luar biasa..
Deleteselalu semangat pak menulisnya. tulisan bapak banyak memotivasi saya :)
ReplyDeleteOke Mas Fajar. Kita saling belajar..
Delete