Mereka berhijrah, berharap
memperoleh rahmat Allah Ta’ala. Sebagaimana firman Allah,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan
berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah [2]: 218).
Pada ayat lain, Allah
tegaskan bahwa orang yang berhijrah adalah orang yang benar keimanannya.
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah
serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman
dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah
orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki
(nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfal [8]: 74).
Allah juga menjelaskan
bahwa mereka yang berhijrah di jalan Allah adalah orang yang tinggi derajatnya
dan termasuk orang yang mendapat kemenangan besar.
“Orang-orang
yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda
dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah
orang-orang yang mendapat kemenangan.” (QS. At-Taubah [9]: 20).
Atas dasar beberapa
keterangan tersebut, maka momentum menyambut tahun baru hijrah hendaknya kita
maknai sebagai sarana untuk melakukan perubahan diri secara maksimal dalam
menyempurnakan iman dan ketakwaan kepada Allah Ta’ala.
Peralihan tahun harus kita
jadikan sebagai momen untuk melihat kembali catatan yang mewarnai perjalanan
hidup masa lalu, dengan melakukan renungan atas apa yang telah kita perbuat.
Secara filosofis, renungan dan
evaluasi untuk melihat catatan perjalanan hidup bukan hanya dilakukan pada saat
pergantian tahun, namun harus dilakukan setiap hari, sepanjang hayat.
Seperti diungkapkan dalam Qur’an
Surat Al-Hasyr [59] : 18 Allah menegaskan,
“Hai
orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah,dan setiap diri hendaklah selalu
melihat apa yang telah dikerjakan untuk hari esuk. Dan bertaqwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha teliti serta Maha Mendengar.”
Saat ini kita perlu
mengejawantahkan hijrah dalam konteks yang lebih luas. Makna hijrah dapat
diimplementasikan dalam berbagai konteks kehidupan.
Hijrah juga bermakna
perpindahan atau perubahan dari satu situasi kepada situasi lain yang lebih
baik, perubahan dari satu perilaku menuju perilaku yang lebih baik.
Maka, langkah
nyata yang harus dilakukan, baik secara pribadi maupun organisasi atau komunitas adalah dengan memperbanyak amalan shalih (kebaikan) dalam
kehidupan sehari-hari, sepanjang masa. Kebaikan yang bisa memberikan manfaat bagi orang banyak.
Yakinlah, dengan kebaikan itu, akan berbuah dan melahirkan kebaikan pula.
Sebagaimana firman Allah,
“Tidak ada
balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” (QS. Ar-Rahman
[55]:60).
Suparto
#HijrahSepanjangMasa
"Tidak ada balasan untuk kebaikan, selain kebaikan pula."
ReplyDeleteTerima kasih Pak Parto tulisannya reminder untuk saya. 😊🙏
Iya Mbak Fitri. Ini terutama juga pesan untuk saya sendiri.
DeleteSemoga kita mampu istiqomah dalam menjalaninya. Aamiin
ReplyDeleteaamiin. makasih Mbak Ane Fariz
Delete