Skip to main content

Bukan Halusinasi ( Bag. 10 )



sumber foto : google image
Hari ini, pergulatan batin dan emosi ratusan manusia yang diguncang oleh sebuah misteri memasuki titik klimaks. Pukul tujuh pagi orang-orang yang sudah kehilangan akal sehat itu terlihat lalu-lalang dan berdesakan memadati setiap sudut pekarangan rumah Suto.

Mereka ingin menyaksikan anggota Tim SAR yang turun ke dasar sumur, dan menanti apa yang akan terjadi dengan aksi itu. Puluhan personil kepolisian terpaksa membuat pagar betis untuk mencegah warga merangsek ke dekat bibir sumur.

Sementara Suto sendiri hanya mematung dan termangu di teras rumah. Raut wajah Suto tampak tegang. Pandangan matanya menatap tajam ke arah kerumunan orang.

“Pak, masuk. Nggak enak dilihat orang,” istrinya merayu. Suto diam membisu seakan tak mendengar apa pun, termasuk suara gaduh dan bising di sekitarnya. Istri yang sering  bingung dengan sikap suaminya itu, kembali masuk rumah untuk menemani mertua dan anak gadisnya.

Dua orang anggota Tim SAR berpakaian khusus, dengan menggelantung pada tali pelan-pelan turun memasuki lubang sumur berdiameter 100 cm dan kedalaman 15 meter.  Beberapa anggota yang lain saling membantu dan memantau dari atas dengan alat komunikasi untuk memastikan keselamatan dan ketepatan koordinasi.

Setelah berada di dasar sumur sekitar satu jam, terdengar suara nyaring dari dalam sumur. Warga yang sejak pagi berjubel dan berisik mendadak diam. Suasana hening. Mereka semua konsentrasi menyimak percakapan antara anggota Tim SAR yang berada di bawah dan di atas sumur.

“Halo. Info. Info.”

“Ya siap! Apa yang terjadi. Hati-hati dan cermati semua indikasi."

“Operasi cukup.”

“Baik. Segera tindak lanjut."

“Tarik ke atas."

“Oke. Siap!”

Dalam beberapa menit, dua anggota Tim SAR sudah berada di atas, langsung disambut dengan tepuk tangan riuh ratusan orang. Mereka tak sabar ingin mendengar kabar apa yang sebenarnya terjadi di dalam sumur.

“Gimana mas. Ada kejadian apa di dalam. Cepetan cerita mas…” pertanyaan terlontar dari seseorang.

“Yang sabar to. Jangan bikin gaduh gitu..“ sahut yang lain.

“Maaf bapak, ibu dan saudara semua. Hasil penelitian kami selama satu jam, dengan ini kami nyatakan : bahwa secara fisik dan kasat mata tidak ditemukan indikasi apa pun di dasar sumur,” kata salah anggota Tim SAR memberi keterangan.

“Suara-suara yang sering terdengar seperti orang tidur ngorok atau bayi menangis juga tidak ditemukan,” jelas anggota lainnya.

Weleh, weleh. Lha terus suara apa yang katanya terdengar dari dalam sumur itu. Suara dhemit,  setan gundul apa?” Beberapa orang merespon dengan sinis keterangan Tim SAR.

“Maaf bapak, ibu dan saudara semua. Untuk sementara tugas kami selesai sampai di sini. Kalau ada hal-hal di luar keterangan ini, itu bukan tanggung jawab kami. Terima kasih,” kata salah satu anggota tim. 

Usai memberi keterangan, seluruh anggota Tim SAR meninggalkan lokasi sumur.

Sesaat kemudian, ratusan orang juga ikut bubar. Dalam perjalanan pulang, mereka menggerutu, bercelotehan dan berkomentar macam-macam usai menyaksikan aksi Tim SAR.

“Yang dilakukan Tim SAR itu kan menyangkut benda kasat mata. Padahal yang bikin bingung orang selama ini kan soal makhluk yang tidak terlihat."

“Terus yang betul itu kata siapa?”

“Yang gemblung ya kita ini. Terlalu percaya omongan orang."

“Waktu cerita dulu, pikiran Kang Suto mungkin lagi blank."

“Udah. Jangan bikin ruwet suasana. Sekarang kita tanya saja ke ‘orang tua’ dukuh Randu sini, namanya Mbah Reso Sentul. Mungkin beliau tahu yang sebenarnya. Jelas ini soal misteri."

“Ya. Betul. Ini soal misteri."

***
Setelah aksi Tim SAR di dasar sumur yang menghebohkan itu, di tengah masyarakat kini bermunculan spekulasi dan pendapat yang sulit dipertemukan. 

Kini ada yang mengaitkan perilaku Suto dengan ilusi dan halusinasi. Siapa yang memunculkan istilah itu, tak ada yang tahu. Sekarang  menjadi kontroversi. Membingungkan.

“Geger di dukuh Randu ini, penyebabnya ya karena ilusi Kang Suto."

“Bukan ilusi, tapi halusinansi."

“Bukan ilusi dan halusinansi, tapi Misteri!”

“Halusinasi!”

“Ilusi!”

"Misteri."

-------

Bersambung
#OneDayOnePost
Suparto 

Comments

  1. Semakin seru ya perdebatannya. Jadi terbawa suasana.

    ReplyDelete
  2. Ada2 aja kontroversinya. Tp seru luar biasa

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. Semoga hari ini rasa penasaran kita bisa terjawab!

      Delete
  4. oalah..halusinasi, ilusi, misteri, sama-sama ga bisa terbukti sacara kasat mata...jadi penasaran apa kata mbah Reso nanti

    ReplyDelete
  5. Uda deg deg an, waktu tim Sar keluar dr sumur..ealaahhh ternyata ga ada apa2..

    ReplyDelete
  6. Uda deg deg an, waktu tim Sar keluar dr sumur..ealaahhh ternyata ga ada apa2..

    ReplyDelete
  7. Pak Parto pandai sekali menciptakan virus deg-degan bg pembacanya.
    Saya sambil nahan nafas bacanya.

    ReplyDelete
  8. Wah.. terus apa yang bikin sumur itu seolah bersuara pak?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TANGGAP WACANA ATUR PAMBAGYA HARJA

Pada rangkaian acara resepsi pernikahan, keluarga yang mempunyai hajat (punya kerja), berkewajiban menyampaikan sambutan (tanggap wacana) selamat datang kepada seluruh hadirin. Dalam tatacara resepsi adat Jawa disebut Atur Pambagya Harja, atau atur pambagya wilujeng. Dalam sambutan ini, orang yang punya kerja akan mewakilkan kepada orang tertentu yang ditunjuk, biasanya ketua RT/RW, atau orang yang dituakan di lingkungannya. Nah, ketika menjadi ketua RT, saya pernah mendapat tugas untuk menyampaikan pidato (tanggap wacana) tersebut. ****** Berikut contoh / tuladha atur pambagya harja yang pernah saya sampaikan…. Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -        Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -        Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Allah SWT, Gusti Ingkang Mah

CONTOH ATUR PANAMPI PASRAH TEMANTEN SARIMBIT ACARA NGUNDUH MANTU

Bp-Ibu Bambang Sutopo  Assalamu'alaikum wrwb. 1.      Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.. 2.      Panjenenganipun Bapa Suwardi minangka sulih sarira saking Bapa Gito Suwarno-Ibu Tuginem, ingkang tuhu kinurmatan. 3.      Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang bagya mulya. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT - Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bp. Bambang Sutopo, S.Pd,  sekalian Ibu Jari, keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah saking kulawarga Bapa Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem. Ingkang sepisan , kula minangkani punapa ingkang dados kersanipun Bapa Bambang Sutopo sekalian dalasan sedaya kulawarga, ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bp Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem-sapendherek,  ingkang pidalem w onten ing   Dukuh Jenggrik,  Desa Purwosuman,  Kec. Sidoharjo, Kab Sragen. Kaping kalih , menggah salam taklim 

ATUR PASRAH BOYONG TEMANTEN KEKALIH

Salah satu rangkaian adat Jawa setelah melangsungkan resepsi pernikahan adalah, keluarga temanten perempuan memboyong kedua mempelai kepada keluarga orangtua mempelai laki-laki (besan).  Sebelum masuk rumah keluarga besan, diadakan acara “Atur Pasrah” dari keluarga mempelai perempuan, dan “Atur Panampi” dari keluarga besan. Berikut adalah tuladha (contoh) sederhana “Atur Pasrah” yang saya susun dan laksanakan. *** Assalamu ‘alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. * Para sesepuh pinisepuh ingkang dahat kinabekten ** Panjenenganipun Bp.Waluyo dalasan Ibu Sumarni ingkang kinurmatan *** P ara rawuh kakung putri ingkang bagya mulya . Kanti  ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Gusti Ingkang Moho Agung. Sowan kula mriki dipun saroyo dening panjenenganipun Bapa Haji Supriyadi, S.Pd dalasan Ibu Hajah Lasmi ingkang pidalem wonten Plumbungan Indah RT.27/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, kepareng matur

Pidato Kocak Dai Gokil

Humor sebagai salah satu bumbu komunikasi dalam berpidato hingga kini masih diakui kehebatannya. Ketrampilan   menyelipkan humor-humor segar dalam berpidato atau ceramah,   menjadi daya pikat tersendiri bagi audien atau pendengarnya sehingga membuat mereka betah mengikuti acara sampai selesai. Buku saku berjudul “Pidato-pidato Kocak ala Pesantren” karya Ustad Nadzirin (Mbah Rien) ini mungkin bisa menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menciptakan suasana segar dalam berpidato. Buku setebal   88 halaman yang diterbitkan oleh Mitra Gayatri Kediri (tanpa tahun) ini berisi contoh-contoh pidato penuh humor. Membaca buku yang menyajikan enam contoh pidato yang oleh penulisnya dimaksudkan untuk bekal dakwah   para dai gokil dan humoris ini saya ngakak abis .  Pengin tahu cuplikannya? Silahkan simak berikut ini. “Saudara dan saudari.  Baik eyang putra maupun eyang putri…Semua tanpa kecuali yang saya cintai… Meski kalian semua tidak merasa saya cintai…” “…..Allah tela

Atur Wangsulan Lamaran Calon Temanten

Meski tugas juru bicara untuk menyampaikan lamaran (pinangan) seperti yang saya tulis kemarin berlangsung 'glagepan' dan 'gobyoss', namun oleh beberapa teman,  saya dianggap 'sukses'.  "Bagus Pak. Sederhana dan 'cekak aos' apa yang menjadi inti," kata teman.  Tapi bagi saya pribadi, respon teman itu mungkin bisa diartikan lain. Sekedar untuk menyenangkan saya atau 'nyindir'. Namun tetap saya ucapkan terima kasih, karena memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman.  Betul. Beberapa hari setelah kejadian itu, saya diminta lagi untuk menjadi 'juru bicara' sebagai pihak yang harus menyampaikan jawaban/tanggapan atas lamaran di keluarga lain. Saya pun tak bisa mengelak. Karena waktunya sangat mendadak maka konsep saya tulis tangan dengan banyak coretan.  Seperti diketahui, setelah adanya lamaran dari keluarga pihak lelaki, biasannya diikuti dengan kunjungan balasan untuk  menyampaikan jawaban atau balasan.

ATUR PASRAH CALON TEMANTEN KAKUNG BADE IJAB ( Kanthi Prasaja ) )

Setelah dua kali mendapat mandat menjadi ‘talanging basa’ atau juru bicara untuk menyampaikan dan menerima ‘lamaran’ atau pinangan, dikesempatan lain ternyata saya ‘dipaksa’ lagi menjalani tugas untuk urusan adat Jawa. Kali ini, saya diminta salah satu keluarga untuk menjadi juru bicara ‘atur pasrah calon temanten kakung’ - pasrah calon mempelai pria, kepada calon besan menjelang acara ijab qabul. Permintaan tersebut saya jalani, meski, sekali lagi, dengan cara yang amat sederhana dan apa adanya. Pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim tidak menghalangi saya untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai bagian dari pengabdian di tengah masyarakat. ****** Berikut contoh atau tuladha apa yang saya sampaikan tersebut. Assalamu 'alaikum wr.wb. ·           *** Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.      *** Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. ·          *** Panjenenganipun Bapak Susilo ingkang hamikili Bapak Sukimin sek

Tanggap Wacana Basa Jawi dan Contoh Lamaran

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat, ternyata masih banyak orang tetap memegang teguh   dan ‘nguri-nguri’ (melestarikan) warisan ‘Budaya Jawa’. Salah satu warisan tersebut adalah ‘Tanggap Wacana Basa Jawi’ atau pidato bahasa jawa dalam acara-acara adat maupun ‘pasamuan’ (pertemuan) keluarga dan warga kampung, terutama   di ‘tlatah’ (daerah) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau di berbagai daerah di Indonesia yang terdapat komunitas atau kelompok masyarakat ‘Jawa’. Bagi sebagian orang, meski mereka hidup di lingkungan masyarakat berbudaya Jawa, tanggap wacana basa jawi (pidato bahasa jawa) sering dianggap momok karena sulit pengetrapannya. Ketidakmampuan mereka bisa karena sudah ngga peduli dengan bubaya jawa atau ngga mau belajar, sehingga keadaan sekarang ini ibarat ‘Wong Jowo Ilang Jawane’ – orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya sebagai orang Jawa. Namun bagi orang yang kebetulan di- tua -kan di li

ATUR PAMBAGYA HARJA WILUJENG

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -       Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -       Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha Kawasa, awit saking peparing ni’mat saha berkahipun, panjenengan dalasan kula saget makempal manunggal, wonten papan punika kanthi wilujeng mboten wonten alangan satunggal punapa. Para Rawuh Kakung Sumawana Putri ingkang minulya. Kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bapa Ignasius Sarono, S.Pd dalasan Ibu Dra. Christiana Sri Wahyuni Kustiasih, M.Pd , ingkang pidalem ing Plumbungan Indah Sragen, wonten kalenggahan punika kepareng matur : Sepisan , bilih Bapa Ibu Iganasius Sarono ngaturaken syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingakang Maha Kawasa, awit   saking Berkahi-pun, saha donga pangestu panjenengan sedaya, sampun kal

ATUR PANAMPI PASRAH CALON TEMANTEN BADE IJAB

Assalamu'alaikum wrwb. -    Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten. -    Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. -    Panjenenganipun Bapak….                  ingkang hamikili Bapak Karjiyono, SE, MM – Ibu Rr. Erniani Djihad Sismiyati (alm) ingkang tuhu kinurmatan. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka sulih salira saking panjenenganipun Bp. Haji Mulyono Raharjo, S.Pd, MM   sekalian Ibu Sri Sayekti, Sm,Hk keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah calon temanten kakung. Ingkang sepisan , kula minangkani Bapak Mulyono Raharjo sekalian, dalasan sedaya kulawarga ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bapak Karjiyono, sapendherek, ingkang pidalem wonten ing   Jombor Lor, RT.01/18, Kel. Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Ngayogyakarta Hadiningrat. Kaping kalih , menggah salam taklim Bp. Karjiyono sekalian lumantar panjenengan s