Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Cerbung

Bukan Halusinasi ( Bag. 12 )

foto : google image Hampir satu bulan keberadaan sumur pak Suto menggegerkan warga dukuh Randu.   Meski sekarang kerumunan orang berangsur menghilang, namun sumber keramaian itu hingga kini masih dibicarakan banyak orang. Dalam berbagai kesempatan, soal “misteri sumur pak Suto” tetap jadi topik hangat obrolan warung kopi. Bahkan, sebuah Tabloid “Denyut” mengangkat fenomena langka di dukuh Randu menjadi laporan khusus. Judulnya, “Fenomena Sumur Pak Suto : Kontroversi Antara I lusi, Halusinasi, dan Misteri”. Kini pandangan orang diarahkan kepada sosok Suto untuk menguak “misteri sumur pak Suto” yang menggegerkan itu.  Tetapi, benarkah hanya lelaki sederhana ini saja yang harus dipermasalahkan? Adakah tokoh lain dibalik semua ini? Apa yang sebenarnya terjadi? *** Flashback - I Suto adalah anak tunggal Kromowiguna, salah seorang sesepuh – orang yang di- tua -kan di dukuh Randu. “Jaman penjajahan Belanda dulu, dukuh ini adalah kawasan hutan Randu. Kom...

Bukan Halusinasi ( Bag. 11 )

Setelah aksi Tim SAR di dasar sumur, kerumunan orang di sekitar sumur milik Suto memang berangsur hilang. Tetapi persoalan misteri sumur Suto tidak berhenti sampai di sini. Kardi, salah seorang warga setempat, mengajak tiga temannya ke rumah Mbah Reso Sentul   yang dikenal sebagai sesepuh , orang yang paling dituakan di dukuh Randu. Meski usia Mbah Reso Sentul kini lebih 90 tahun tapi fisiknya masih terlihat sehat. Daya ingatan masih kuat dan bicaranya juga jelas. Rumah Mbah Reso yang berada di ujung kampung, amat sederhana. Hanya berukuran sekitar 4 x 5 meter dan berdinding bambu yang sudah usang. Di rumah, mbah Reso ditemani cucunya (suami isteri) yang mencukupi segala kebutuhannya. Sedangkan isteri Mbah Reso   sudah meninggal puluhan tahun lalu.   “Kulo nuwun Mbah Reso,” kata Kardi bersama ketiga temannya. “ Monggo ,” jawab Mbah Reso beranjak dari kursi menemui tamunya. Ia masih kuat berjalan sendiri tanpa penopang tongkat. Di rumah Mbah Reso...

Bukan Halusinasi ( Bag. 10 )

sumber foto : google image Hari ini, pergulatan batin dan emosi ratusan manusia yang diguncang oleh sebuah misteri memasuki titik klimaks. Pukul tujuh pagi orang-orang yang sudah kehilangan akal sehat itu terlihat lalu-lalang dan berdesakan memadati setiap sudut pekarangan rumah Suto. Mereka ingin menyaksikan anggota Tim SAR yang turun ke dasar sumur, dan menanti apa yang akan terjadi dengan aksi itu. Puluhan personil kepolisian terpaksa membuat pagar betis untuk mencegah warga merangsek ke dekat bibir sumur. Sementara Suto sendiri hanya mematung dan termangu di teras rumah. Raut wajah Suto tampak tegang. Pandangan matanya menatap tajam ke arah kerumunan orang. “Pak, masuk. Nggak enak dilihat orang,” istrinya merayu. Suto diam membisu seakan tak mendengar apa pun, termasuk suara gaduh dan bising di sekitarnya. Istri yang sering   bingung dengan sikap suaminya itu, kembali masuk rumah untuk menemani mertua dan anak gadisnya. Dua orang anggota Tim SAR berpakai...

Bukan Halusinasi ( Bag. 9 )

Misteri (sumber foto: google image) Koran “Warta Baru” yang memuat berita berjudul “Misteri Sumur Pak Suto Makin Gelap” banyak dicari orang. Mereka berharap mendapatkan informasi yang lengkap dan jelas mengenai misteri dibalik sumur milik Suto. Gondo, pemuda desa setempat langsung menangkap peluang bisnis. Disamping menggerakkan warga untuk berjualan makan minum dan camilan, ia pun berani memborong Koran dari agen untuk dijual kepada para pengunjung sumur di pekarangan Suto. “Koran, Koran, Koran. Berita hangat dan lengkap. Berita tentang sumur pak Suto paling hangat dan lengkap. Ayo silahkan. Monggo. Monggo . Jangan ketinggalan berita..!!”  Dalam waktu singkat, setumpuk Koran ludes dibeli warga yang berkerumun di seputar sumur Suto. Dalam beberapa jam, warga yang semula berjubel di seputar sumur menyebar ke beberapa tempat, bergerombol untuk   ikut menyimak berita hangat seperti yang dikoar-koarkan Gondo. Tapi banyak yang kecewa karena tidak mendapatkan inf...

Bukan Halusinasi ( Bag. 8 )

“Ini fenomena aneh. Nggak masuk akal !!” kata Guritno di ruang kerjanya, saat ditanya wartawan surat kabar “Warta Baru” bernama Wartono, soal keberadaan sumur milik Suto yang kini makin banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah. “Fenomena aneh dan nggak masuk akal. Maksudnya gimana, Pak?” “Semua jadi aneh dan nggak masuk akal!” “Kok semua, yang dimaksud siapa?” “Suto dan masyarakat. Termasuk Anda juga!” “Maaf. Saya atau pertanyaan saya yang dianggap aneh?” kata Wartono agak tersinggung. “Nggak, ah. Kalau soal Anda, ini hanya guyon saja…” Guritno menetralisir pernyataan terakhirnya karena seolah dianggap serius dan menyudutkan profesi wartawan. “ Monggo mas, diminum dulu,” dengan santai Guritno menyilahkan wartawan tersebut untuk menikmati air mineral dan caminal yang tersedia di atas meja. Suasana kembali cair.  Meski hanya sebagai kepala desa, Guritno terlihat sangat tenang menghadapi berondongan pertanyaan wartawan. Tidak seperti kepala desa ...