Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2018

Apa Enaknya Hidup Bersama Al-Quran

Ketika membaca judul buku "Al-Quran Kitab Zaman Kita" karya Syaikh Muhammad Al-Ghazali (2008), muncul beberapa pertanyaan dalam diri saya. Apa yang dimaksud dengan judul tersebut? Bukankah Al-Quran itu Wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril 1500 tahun yang lalu? Apa relevansinya dengan zaman kita? Dan berbagai pertanyaan lain. Namun setelah membaca sekilas isinya, beberapa pertanyaan itu mulai terjawab. Pertama , yang dimaksud dalam judul buku tersebut adalah "mengaplikasikan pesan kitab suci dalam konteks masa kini." Kedua , meski Al-Quran turun sejak 15 abad yang lalu, namun kitab suci umat Islam ini merupakan petunjuk bagi umat manusia. Seperti diterangkan di dalam Al-Quran surat Al-Baqarah [2] : 185, "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)..." Ketiga , Al-Quran adal

7 Cara Menghindari Hidup Ruwet

Dalam aktivitas sehari-hari, kita sering terjebak dalam situasi ketidakpastian, terburu-buru dan penuh ketegangan. Mau cari pulpen saja misalnya, sampai berjam-jam tidak ketemu karena lupa menaruhnya. Begitu juga hal penting lainnya, seharusnya kita bisa cepat melakukannya tetapi mendadak  pikiran menjadi buntu. Akibatnya,  hidup menjadi serba ruwet, bingung, kacau, berantakan, jengkel, marah dan stres. Itu semua karena ulah diri sendiri yang tidak memiliki sikap teratur dalam menjalani aktivitas. Nah, untuk menghindari hal tersebut,  7 cara berikut bisa dicoba. Metode ini saya olah dari buku karya Kate Keenan (1996) berjudul Pedoman Manajemen Pengaturan Diri Sendiri . 1. Gunakan buku harian sebagai sistem pencatatan informasi. Buku ini untuk mencatat hal-hal penting yang perlu dilakukan dan apapun yang terjadi. Dengan cara ini Anda tidak lagi harus mengaduk-aduk tas mencari catatan di balik amplop. 2. Biasakan segalanya selalu rapi. Ini akan membantu Anda menemukan barang

Manajemen Keseimbangan Hidup

Untuk menciptakan keseimbangan hidup, ada tiga bidang kehidupan yang harus dapat berjalan dengan baik. Ketiganya adalah kehidupan kerja, kehidupan rumah tangga, dan kehidupan pribadi. Hal itu diuraikan Kate Keenan (1996) dalam bukunya berjudul Pedoman Manajemen Pengaturan Diri Sendiri. Menurut Kate Keenan, kalau kita dapat mengatasi dua diantara ketiga bidang tersebut setiap saat, itu sudah bisa dianggap cukup berhasil. Tetapi jika dua bidang atau lebih diantaranya menimbulkan masalah, kita mungkin akan menghabiskan hampir seluruh tenaga untuk mengatasi masalah. Jika itu yang terjadi, kita hanya tinggal  mempunyai sedikit waktu untuk diri sendiri. Akibatnya, semakin berkurang lagi waktu yang tersedia untuk meninjau kembali cara kita dalam mengatur diri. Dengan gambaran tersebut, kita perlu meninjau ulang apa yang selama ini kita jalani. Dalam kajian Kate Keenan, hampir semua orang cenderung memikul terlalu banyak tanggungjawab. Banyak diantara mereka yang mau menerima tugas

Dahsyatnya Air Putih Untuk Kesehatan

As'adi Muhammad (2013) dalam bukunya berjudul "Kedahsyatan Air Putih untuk Ragam Terapi Kesehatan" (Cetakan ke XI) menyatakan, Air merupakan komponen esensial yang tidak bisa disintesa oleh tubuh sehingga air harus diperoleh dari luar tubuh. Karena fungsi air yang sangat penting bagi tubuh inilah maka tubuh harus memperoleh air dalam dosis yang cukup setiap hari. Menurut As'adi, jika kadar cairan, khususnya air, dalam tubuh rendah, maka sel-sel tubuh juga akan kekurangan air. Akibatnya, sebagian besar dari berat tubuh kita akan dipindahkan ke tempurung / rangka tubuh sebelah luar. Kita mungkin sudah pernah merasakan akibatnya di  bagian punggung atau leher, seperti muncul rasa sakit dan pembengkakan. "Dari penelitian terbukti bahwa air putih juga mampu menangkal beberapa penyakit kanker, termasuk kanker payudara, karena pada dasarnya terapi air putih ini bersifat sebagai anti penuaan, anti oksidan dan juga anti kanker.  Selain itu, air putih ini mampu

Pertanyaan Tak Butuh Jawaban

Biasanya, orang bertanya kepada orang lain itu ingin mendapatkan jawaban sesuai keinginan penanya.  Tujuan bertanya diantaranya juga untuk menggali  dan memperoleh informasi dari orang yang ditanya. Namun dalam hubungan sosial, saya justru menemukan fakta yang berbeda. Banyak orang yang bertanya tapi tidak butuh jawaban. Awalnya mereka bertanya, setelah  dijawab, ternyata pertanyaan itu hanya basa-basi. Yang terjadi kemudian adalah retorika belaka! Berikut kisahnya. *** ( 1 ) Kang Marno , seorang PNS yang dikenal rajin, dengan senyum sumringah  suatu pagi mendekati saya dan bertanya.  "Pak. Jenengan  kemarin apa menghadiri acara pelantikan pejabat struktural di Rumah Dinas Bupati?" "Nggak, Mas," jawab saya singkat.  "Tapi siapa-siapa saja yang dilantik, tahu kan?" Saya hanya menggelengkan kepala.  "Wah, kemarin itu ternyata banyak wajah baru yang dilantik." Kang Marno meneruskan omongannya. "Contoh

Sumber Getaran Hati

Agus Musthofa dalam bukunya berjudul  Pusaran Energi Ka’bah  (2003), menyebut hati atau jantung manusia bagaikan sebuah tabung resonansi gitar. Agus menjelaskan bahwa resonansi adalah penularan getaran kepada benda lain. Artinya, jika kita menggetarkan satu benda, lantas ada benda lain yang ikut bergetar, maka dikatakan benda lain tersebut terkena resonansi alias tertular getaran frekuensi. Setiap kita berbuat sesuatu, baik itu pada taraf berpikir maupun berbuat, selalu terjadi getaran di hati kita. Getaran tersebut bisa kasar, bisa juga lembut. Bergantung darimana getaran itu muncul. Ketika kita gembira, hati kita bergetar. Ketika sedang bersedih, hati kita juga bergetar. Ketika marah, hati kita pun bergetar. Secara umum, getaran tersebut berasal dari dua sumber. Hawa Nafsu dan Getaran Ilahiah. Hawa Nafsu adalah keinginan untuk melampiaskan segala kebutuhan diri. Getarannya cenderung kasar dan bergejolak-gejolak tidak beraturan. Dalam tinjauan ilmu Fisika, getaran semacam

Selamat Di Kolong Tempat Tidur

Sabtu (10/3/2018) sekira pukul 12.00, nasib buruk menimpa Hadi Suwarno. Siang itu pria berusia 67 tahun ini tengah santai sendirian di rumahnya, Dukuh Salam RT.12 Desa Saren Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Tetiba datang angin kencang dengan suara gemuruh langsung menghajar tempat tinggalnya. Mengetahui rumah yang sudah reyot ini bergoyang, dia segera beranjak dari tempat duduknya. Saat dia bersiap keluar rumah untuk menyelamatkan diri, goyangan rumahnya kian keras seperti mau roboh. Dengan gerakan refleks Mbah Hadi langsung berlindung di bawah Amben (tempat tidur). Beberapa detik kemudian, rumah berukuran 8X12 meter persegi itu  pun ambruk rata dengan tanah. Para tetangga yang mendengar suara rumah roboh berdatangan ke tempat kejadian untuk memberikan pertolongan. Mereka melihat Mbah Hadi keluar dari persembunyian kolong tempat tidur di tengah puing-puing rumahnya yang sudah tak berbentuk. Dia selamat tanpa cidera. Mbah Hadi segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Teliti Kabar Sebelum Kau Sebar

Setiap hari kita dihujani dengan beragam informasi. Hanya dengan sentuhan ujung jari, dalam hitungan detik kita dapat mengakses ribuan informasi yang berasal dari penjuru dunia. Dari sekian banyak informasi itu ada yang isinya dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat, namun tak sedikit pula yang belum jelas kebenarannya bahkan bohong doang (hoax) . Berita hoax kini hampir tiap detik menyebar melalui berbagai media online, situs, facebook, twitter, WhatsApp (WA) dan lain-lain. Gegara hoax timbul pertikaian antar saudara anak bangsa. Mereka saling menghujat dan caci maki akibat informasi tanpa bukti. Berita bohong itu menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk kehormatan seseorang. Akibat berita bohong, sebuah rumah tangga bisa retak, suasana damai di tengah masyarakat menjadi rusak. Yang lebih parah dan mengerikan, akibat adanya berita yang tidak jelas bisa menimbulkan pertikaian, atau konflik berdarah, baik antar individu maupun kelompok. Sungguh memprih

Bergantung Hanya Kepada Allah

Sikap bergantung hanya kepada Allah merupakan salah satu cara jitu agar kita memperoleh ketenangan di tengah berbagai persoalan hidup. Sikap ini mengharuskan setiap perbuatan dan perilaku kita senantiasa bersandar kepada Allah Sang Pencipta dan Penguasa alam semesta. Dalam Al-Quran surat Al-Ikhlas 1-2 ditegaskan, "Katakan (Muhammad), Dia-lah, Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu." Dengan mendasarkan setiap perbuatan kita berorientasi kepada Allah, akan menimbulkan ketenangan dan terhindar dari kecemasan dan kegelisahan.  Sebaliknya, apabila kita melakukan amal shaleh, misalnya memberikan sedekah,  niatnya mengharapkan pujian dari manusia, manakala tidak ada yang memuji, maka kita akan kecewa, merasa sedih dan galau.  Namun apabila kita bergantung kepada Allah, saat kita menyerahkan bantuan atau sedekah kepada orang yang membutuhkan, kemudian orang yang menerima bantuan itu tidak mengucapkan terima kasih, maka kita t

Ibadah Untuk Mencari Simpati Orang

Ibadah kerap dimaknai sebagai semua perbuatan baik yang diniatkan untuk mencari ridha Allah.  Dalam pengertian tersebut, ibadah tidak hanya dalam bentuk shalat, puasa, zakat, haji atau berdzikir dan membaca Al-Quran saja, tetapi lebih dari itu. Bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga, mengengok orang sakit, bahkan tindakan ringan seperti menyingkirkan duri di tengah jalan pun bisa disebut ibadah.  Kalau semua perbuatan baik bisa disebut ibadah maka jumlah ibadah itu sendiri adalah sejumlah tindakan baik yang dikenal manusia.  Tetapi ada syarat yang harus dipenuhi agar semua perbuatan baik itu bernilai ibadah, yakni : niat. Niat yang dimaksud adalah niat untuk beribadah kepada Allah. Niat mempersembahkan amal kebajikan itu untuk Allah semata, bukan untuk yang lain. Niat bahwa yang dilakukan itu untuk mencari keridhaan  Allah.  Syarat lainnya, bahwa perbuatan yang dilakukan itu sesuai aturan, ketentuan dan cara yang diridhai Allah.  Dalam beberapa kasus, bagaimana jika a

Semua Penting

Tuhan menciptakan seluruh anggota tubuh manusia, sangat unik. Setiap bagian memiliki fungsi dan peranannya masing- masing untuk saling melengkapi dan saling mendukung. Begitu juga dengan kehidupan manusia, setiap orang dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing dengan harapan dapat saling berbagi dan melengkapi, bukan untuk saling merendahkan atau menyombongkan diri. Ketika setiap orang atau elemen merasa paling penting, maka yang terjadi adalah keruwetan dan perdebatan panjang yang tak berujung. Metafora unik yang dikisahkan Sulaiman Budiman (2011) berikut menggambarkan bagaimana ruwetnya tugas ketika masing- masing pihak yang terlibat  saling ngotot dan mengklaim bahwa dirinyalah yang paling penting. *** Suatu ketika, para anggota tubuh melakukan konferensi untuk menentukan bagian tubuh mana yang paling penting bagi kehidupan manusia. "Aku pasti yang paling penting," kata sepasang mata. "Tanpa aku, kehidupan manusia akan gelap gulita kar

Ucapan Adalah Cermin Pribadi

Ada ungkapan berbunyi "nasib dunia berada di ujung lidah." Ungkapan di atas menggambarkan, meskipun lidah itu tidak bertualang tetapi memiliki kekuatan yang maha dahsyat. Banyak bukti menunjukkan bahwa lidah tak selunak yang kita bayangkan. Keretakan rumah tangga bisa dipicu oleh percekcokan mulut yang kelewat batas. Kekacauan negara juga banyak disebabkan oleh perselisihan antar elit penyelenggara pemerintahannya. Para orang tua dulu sering menasihati, kalau ingin selamat hendaknya kita senantiasa memelihara lidah, menjaga uacapan. Lidah dapat membawa seseorang meraih sukses, tetapi lidah dapat pula menjerumuskan seseorang ke dalam jurang kehancuran. Dengan lidahnya manusia dapat membalik dunia, tetapi dengan lidahnya pula nasibnya dapat berada di ujung tanduk. Benarlah kata pepatah, "mulutmu adalah harimaumu." Maksudnya, seseorang yang tidak dapat mengontrol setiap kata-kata atau ucapannya, suatu saat nanti ucapannya tersebut akan me

Mengapa Umat Islam Tertinggal?

Mengapa umat Islam di banyak negara saat ini mengalami ketinggalan dalam berbagai bidang dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain? Untuk menjawab pertanyaan ini tidak mudah. Berbagai kajian dan upaya terus dilakukan untuk menjawab pertanyaan sekaligus mencari jalan keluarnya. Salah satu kajian dilakukan oleh Syaikh Muhammad Al-Ghazali, seorang intelektual Muslim dan aktivis dakwah kelahiran Mesir. Dalam bukunya berjudul "Al-Qur'an Kitab Zaman Kita - Mengaplikasikan Pesan Kitab Suci Dalam Konteks Masa Kini" (2008) Syaikh Muhammad Al-Ghazali menguraikan penyebab umat Islam mengalami ketinggalan. Yaitu karena sikap umat Islam yang menjadikan Al-Quran hanya sebagai bacaan belaka tanpa mau mempelajari, mendalami dan menghayatinya. Dia menyatakan, setelah abad pertama hijriyah, umat Islam banyak menitikberatkan kepada masalah-masalah yang berkaitan dengan bacaan Al-Quran, ilmu tajwid, dan terpaku pada hafalan teks-teks Al-Quran semata.  Mereka tidak mementingkan aspe

Mengelola Emosi

"Jangan pernah mengambil keputusan apa pun dalam keadaan emosi!" Ungkapan kecil di atas mencerminkan betapa emosi yang tidak terkelola dengan baik, seperti yang sering terjadi, bisa membuat Anda hancur-lebur seketika. Anda bisa kehilangan harga diri, kenyamanan dan kebahagiaan hidup. Anda yang selama ini baik, seketika bisa menjadi jahat dan pecundang. Anda yang dikenal penuh empati, tiba-tiba bisa menjelma menjadi pembunuh, koruptor atau pun pemerkosa sadis. Emosi adalah energi maha besar dalam diri setiap insan. Apabila gagal dikelola dengan baik akan meruntuhkan hidup Anda seluruhnya. Namun apabila mampu ditata dengan positif dan energik, akan mengantarkan Anda tumbuh sebagai pribadi yang menyenangkan, simpatik, dan penuh kesuksesan. Lantas, bagaimana caranya agar kita mampu mengelola emosi sehingga bisa meraih sesuatu yang positif? Kam Imam (2009) dalam bukunya berjudul "Quantum Emotion" memberikan kiat yang bermanfaat. Salah satu hal yang ditekanka

Perlunya Penelitian Hadis

Saat ini banyak kita temukan, seorang Muslim yang menyampaikan pesan keagamaan seolah-olah atas nama dari Nabi Muhammad SAW (Hadis), namun setelah dilakukan penelitian, ternyata bukan. Akibatnya, pesan yang dianggap sebagai Hadis dan dijadikan dalil tersebut tentunya tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaran isinya. Oleh karena itu  penelitian terhadap setiap Hadis secara intens dan terus menerus sangat perlu dilakukan.  Hal tersebut disampaikan Ustad Ruslan Fariadi, dari Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, saat memberikan Pelatihan Takhrij dan Ma'anil Hadis bagi Kader Tarjih Muhammadiyah Sragen,  Rabu (28 /2/2018).   Kegiatan ini berlangsung di Pondok Pesantren Darul  Ihsan Muhammadiyah Sragen mulai pukul 15.30 hingga. 22.30 WIB.  Menurut Ruslan Fariadi, tradisi penelitian Hadis merupakan hal yang sangat langka dilakukan saat ini, baik di dunia pesantren maupun di lembaga pendidikan yang bercirikan agama mulai dari tingkat Aliyah hingga pergurua

Pilkadal

Dari desa sampai ke kota Mereka mengumbar retorika Bicara tentang demokrasi pilkadal Untuk memilih pemimpin daerah tanpa perantara Mereka menebar janji Ingin mengantarkan rakyat hidup sejahtera Mewujudkan negeri damai penuh harmoni Tapi apa yang terjadi Jauh panggang dari api Pilkadal hanya menjadi ajang pertaruhan ambisi politik Dari segelintir elite Untuk meraih kekuasaan Menjadi target dan pemanasan Bagi pertarungan politik lanjutan Pada pemilu nasional Nafsu keserakahan menutup hati nurani dan akal sehatnya Rela memanipulasi kedaulatan rakyat Demi kepentingan kelompok sesaat Tak peduli rakyat menjadi korban atau tergadai harga dirinya Suparto Ilustrasi Sumber : www.google.co.id