Skip to main content

Posts

Showing posts with the label BUDAYA

Boyongan PKL Alun-Alun Sragen Gayeng.

Pemindahan Pedagang Kaki Lima (PKL) dilakukan dengan Kirab Boyongan dengan start Alun-Alun Sasono Sragen menuju Komplek Stadion Taruna Sragen, Sabtu (26/05/2018). Acara boyongan dikemas dengan atraksi seni budaya itu diikuti 116 PKL (92 paguyuban ngupoyo upo dan 24 taruno mulyo) dan disaksikan ribuan masyarakat Sragen di sepanjang jalan yang dilalui. Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno, Ketua DPRD Sragen Bambang Samekto, Wakil Ketua DPRD Bambang Widjo Dwi Purwanto, Sekda Sragen Tatag Prabawanto, Kapolres Sragen AKBP Arif Budiman, Dandim 0725 Arh Camas Sigit Prasetyo, juga turut mengikutinya dengan berpakaian adat Jawa. Tiba di Stadion Taruna, seluruh peserta kirab dan ribuan masyarakat menikmati hidangan Buka Puasa bersama. Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengungkapkan rasa syukurnya karena kirab boyongan PKL tersebut merupakan suatu moment yang bersejarah di Kab. Sragen. "Semoga Allah memberikan Ridh...

Sinau Bareng Cak Nun di Sragen

Ribuan masyarakat Sragen mengikuti acara Sinau Bareng Cak Nun dalam rangka mengisi bulan ramadhan sekaligus menyambut peringatan Hari Jadi ke-272 Kabupaten Sragen. Acara berlangasung di Alun - alun Sasono Langen Putro Sragen, Kamis (25/05/2018) malam. Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, terlihat hadir bersama Wakil Bupati Dedy Endriyatno, Ketua DPRD Kab. Sragen Bambang Samekto, Kapolres Sragen AKBP Arif Budiman, Dandim 0725 Sragen Arh Camas Sigit Prasetyo, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), para pimpinan OPD Kab. Sragen, ASN, dan ribuan masyarakat kab. Sragen. Bupati Sragen dalam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya karena Hari Jadi Sragen ke-272 tahun ini diperingati bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. “Melalui momentum seperti ini, kita bisa bersama – sama memanjatkan do’a agar Sragen yang kita cintai tambah guyub rukun, aman, tentram, tertib, sejahtera dan kondusif. Sragen bukan hanya milik yang ada di pemerintahan saja, tapi milik bersama, ma...

MENGENANG 40 HARI SASTRAWAN DANARTO

Danarto ABIMANYU nanar tatapan matanya memandangi genangan darah yang bergerak perlahan-lahan semakin memenuhi kakinya. Kental merah anggur keungu-unguan dan semburat berkilat-kilat kena cahaya dari luar. Matahari sudah amat condong ke barat. Hari telah sore. Sebuah bola besar emas yang kadang-kadang tampak berlumuran darah yang berleleran di angkasa. Sebuah bola besar antara dua saudara satu keluarga darah Bharata. Dan apabila ia lenyap ditelan malam, maka kedua saudara keluarga besar itu menghentikan peperangan mereka. Sementara bayangan orang-orang dan kemah-kemah makin panjang di padang yang membentang luas itu, Kurusetra. Abimanyu tetap tercenung-cenung memandangi genangan darah itu. Adakah sesuatu yang aneh? Lalu ia naik ke tempat tidurnya karena genangan darah kental itu telah benar-benar memenuhi seluruh lantai kemahnya. Dalamnya semata kaki dan diam tak bergerak sedikitpun. Angker dan menakjubkan! Mirip permadani darah. Esok harinya, Abimanyu tegak dengan cakapnya...

SELAMAT JALAN SASTRAWAN "GODLOB" DANARTO

Danarto  Sastrawan Indonesia Danarto (77) yang meninggal dunia Selasa (10/4/2018) malam di Jakarta, dimakamkan Rabu siang (11/4/2018) di tanah kelahirannya, Sragen Jawa Tengah. Danarto Selasa siang mengalami kecelakaan tertabrak sepeda motor saat dirinya menyeberang jalan di depan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Empat jam kemudian, sastrawan yang terkenal dengan karya kumpulan cerpen  Godlob itu meninggal dunia di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.  Jenazah Danarto tiba di rumah duka kakaknya, Muryono (86) di Kampung Karangdowo RT 004/RW. 06, Kelurahan Sragen Tengah, Sragen sekitar pukul 14.30.  Selanjutnya dikebumikan di pemakaman Ngasem, Kelurahan Kroyo, Karangmalang, disamping makam ibunya.  Upacara pemberangkatan jenazah Danarto dihadiri berbagai kalangan mulai dari kerabat, pejabat, seniman, tetangga, teman-teman semasa kecilnya dan masyarakat Sragen. Para Pelayat Wiyatno, mewakili kalan...

Pertanyaan Tak Butuh Jawaban

Biasanya, orang bertanya kepada orang lain itu ingin mendapatkan jawaban sesuai keinginan penanya.  Tujuan bertanya diantaranya juga untuk menggali  dan memperoleh informasi dari orang yang ditanya. Namun dalam hubungan sosial, saya justru menemukan fakta yang berbeda. Banyak orang yang bertanya tapi tidak butuh jawaban. Awalnya mereka bertanya, setelah  dijawab, ternyata pertanyaan itu hanya basa-basi. Yang terjadi kemudian adalah retorika belaka! Berikut kisahnya. *** ( 1 ) Kang Marno , seorang PNS yang dikenal rajin, dengan senyum sumringah  suatu pagi mendekati saya dan bertanya.  "Pak. Jenengan  kemarin apa menghadiri acara pelantikan pejabat struktural di Rumah Dinas Bupati?" "Nggak, Mas," jawab saya singkat.  "Tapi siapa-siapa saja yang dilantik, tahu kan?" Saya hanya menggelengkan kepala.  "Wah, kemarin itu ternyata banyak wajah baru yang dilantik." Kang Marno meneruskan omongannya. "Contoh...

Tahta Rembulan, Konflik Berdarah Berebut Singgasana

Adegan Pertikaian antara Sela Petak (merah) dan Harya Wiyaya Ratusan warga, Sabtu malam (10/9/2016) lalu memadati Area Teater Taman Krido Anggo Sragen. Mereka berdesakan duduk di tribun yang melingkar dibawah sorot dan temaram lampu-lampu lighting nan indah.   Sementara puluhan orang terlihat lesehan di lantai dan berdiri lantaran tidak mendapatkan   tempat duduk.  Malam itu, mereka dengan tertib menyaksikan pentas seni ketoprak yang digelar oleh Sanggar Seni ‘Serambi Sukowati’ Sragen. Suguhan lakon “Tahta Rembulan” yang disutradarai oleh Mbah Pien Wiyatno malam itu mampu mengobati kerinduan pencinta seni tradisional ketoprak yang ternyata masih banyak di Sragen. Beberapa adegan yang tampil, sejak awal awal hingga berakhir,   mendapat apresiasi dan tepuk tangan meriah para penonton dari berbagai lapisan masyarakat.   ***** Tahta Rembulan berkisah tentang singgasana raja yang menjadi impian Dari mimpi indah sampai mimpi meng...

Zaki, Dalang Cilik dari Sragen

Salim Zaki Aflah Namanya Salim Zaki Aflah . S iswa kelas 6 SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen ini , Sabtu (4/6/2016) yang lalu tampil memukau ratusan hadirin yang memadati gedung IPHI Sragen. Zaki unjuk kebolehan sebagai Dalang Cilik yang memainkan wayang kulit dengan lakon ‘Raden Kacanegara’. Celetukan lucu dan kemampuan nya memainkan tokoh wayang terutama ‘ sabetan ’ pada adegan ‘perang  tanding’ mengundang decak kagum dan tepuk tangan para tamu.  Zaki, pagi itu menjadi salah satu bintang di acara resepsi akhir tahun – Akhirussanah   ke-7 SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen. Ayah Zaki, Octavianto yang duduk di belakang sang Dalang Cilik, dan ibunya, Hartati yang berada di deretan para tamu, tak henti menyimak penampilan anak keduanya itu.   Dalam durasi sekitar satu jam, Zaki mampu menyuguhkan hibur an segar pada acara yang menjadi kebanggaan salah satu SD favorit di Sragen tersebut. Layar ( kelir / geber ) kecil berukuran sekitar 2 ...

Catatan Hari Jadi Sragen (Bag.1)

Prosesi Tumpeng Agung Puncak peringatan Hari Jadi ke-270 Kabupaten Sragen Tahun 2016, yang jatuh pada hari Jumat, 27 Mei berlangsung meriah. Pukul tujuh pagi, prosesi Kirab Ageng Tumpeng Agung Sukowati dan 270 buah tumpeng pengiring yang melambangkan usia Kabupaten Sragen dikirab dari Pendapa Rumah Dinas Bupati Somanegaran menuju Alun-alun Sasana Langen Putra. Di belakang tumpeng raksasa berbentuk gunungan tersebut,   terlihat puluhan orang putri pagar ayu yang membawa tumpeng dengan ukuran kecil, diikuti rombongan Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Wakil Bupati Dedi Endriyatno, anggota Forum Pimpinan Daerah, pejabat structural seluruh jajaran dinas, para camat, dan kepala desa/lurah. Para pengiring itu, yang pria berseragam baju surjan dan memakai ‘ iket’ di kepala, bersarung dan celana komprang ala prajurit Mataran. Sedangkan yang wanita berseragam baju lurik dan kebaya. Sementara ribuan masyarakat menyambut kirab di sepanjang jalan yang dilewati. ...

Lampion dan Imlek

Dalam dua pekan ini, Google Trends mencatat Perayaan Imlek 2016 dan Keberadaan Lampion di Pasar Gedhe Solo sebagai Trending Topic . Seperti yang saya tulis pada edisi Februari 7 dan 8 kemarin, saya bersama keluarga berkesempatan menonton perayaan menyambut Tahun Baru Imlek 2016 di seputar Pasar Gedhe Solo Jawa Tengah tersebut. Di benak saya timbul pertanyaan, mengapa perayaan menyambut tahun baru Imlek   pada Minggu malam (7/2/2016) kemarin itu mampu menyedot ribuan pengunjung dari berbagai kalangan? Dalam pengamatan saya, selain aspek ritual bagi etnis Tionghoa, hal paling menarik bagi para pengunjung umum adalah nuansa seni budaya.   Pertama , ingin menyaksikan atraksi   Barongsai. Kedua , menikmati keindahan ribuan Lampion, dan ketiga, merasakan suasana detik-detik pergantian Tahun Baru Imlek yang ditandai dengan pesta kembang api. Namun dari ketiga hal tersebut, keberadaan Lampion menjadi daya tarik tersendiri. Di berbagai titik, saya menyaksikan ekspresi...

Nonton Imlek (2)

Setelah puas nonton perayaan tahun baru Imlek di alun-alun Karanganyar, kami segera meluncur ke Kota Solo yang berjarak sepuluh kilometer. Tujuan kami ingin menyaksikan kemeriahan menyambut   Tahun Baru   Imlek 2567/2016 yang dipusatkan di seputar Pasar Gedhe. Kebetulan langit terlihat cerah. Beberapa ratus meter menjelang lokasi, jalanan macet total. Kendaraan merayap pelan, nyaris tak bergerak. Setelah berjuang menerobos kemacetan hampir satu jam, kami tiba di lokasi. Tetapi kami hanya bisa memarkir kendaraan seratus meter dari pusat keramaian. Selanjutnya harus berjalan kaki. Kami bergantian menuntun Nenek yang masih punya kemauan keras untuk nonton Imlek itu. Baru berjalan kaki sekitar 20 meter, Nenek sudah kepayahan. Kami kebingungan. Setelah memutar otak, kami menemukan jalan, yakni menyewa becak untuk mengantar Nenek mendekati area perayaan Imlek.   Ribuan orang tumpah ruah di seputar Tugu Pasar Gedhe. Sambil menggandeng tangan anak-anak dan istri, kami te...