Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2017

Zaman Tak Menentu

Para pemimpin negeri subur ini Adalah orang-orang hebat Mulai dari pimpinan tertinggi negeri Para menteri, gubernur hingga bupati Adalah manusia-manusia pilihan Begitu juga para aparatur negeri Punya latar belakang pendidikan tinggi Mereka cakap dibidangnya Untuk kelola dan laksanakan tugas negara Dengan modal sumber daya manusia luar biasa itu Seharusnya negeri ini menjadi hebat dan kuat Menjadi terhormat di seluruh jagat Mestinya rakyat negeri ini menjadi sejahtera Negeri damai dan nyaman sentosa Namun apa daya Kenyataan yang ada Bangsa ini tak henti dirundung sengsara Terperosok ke dalam  zaman kaladendu Zaman Kalabendu,  zaman tak menentu Menerima hukuman karena buruk perilaku   Akibat para pejabat yang serakah Di tengah rakyat yang serba susah Bencana terjadi dimana-mana Para pemimpin yang telah disumpah Mestinya untuk laksanakan amanah Kelola dan menata negara  Jalankan roda pemerintahan Malah terlibat dalam berba

Balada Negeri Membingungkan

membingungkan (www.google.co.id) Ketika negeri ini dilanda zaman edan Semua serba membingungkan Setiap hari disuguhi berita memalukan Ada oknum pejabat tinggi Atau anggota dewan dan bupati Juga para tokoh aneka profesi Menggarong uang rakyat dan jual beli jabatan Mereka adalah para cerdik cendekia Ahli membuat segala aturan Tapi mereka juga lihai melanggar aturan Karena tahu celah hukum yang dibuatnya Mereka mestinya jadi tokoh panutan Nyatanya malah jadi otak dan pelaku kejahatan Balada negeri serba membingungkan Seperti zaman kegelapan Orang sulit tentukan pilihan Siapa lagi bisa dijadikan panutan? Para tokoh harusnya memberi kesejukan Dalam setiap tutur dan tindakan Dapat memberikan pencerahan Dalam perilaku keseharian Tapi malah mengumbar kesesatan Demi meraih keuntungan Para pemimpin sulit diharapkan Nasib bangsa dikorbankan Karena sibuk dengan pencitraan Untuk amankan posisi Dan terpilih lagi pada pemilu nanti

Surat Untuk Sahabat (Bag.3)

“Teliti Setiap Kabar Yang Datang Kepadamu” Ilustrasi (www.google.co.id) Assalamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh. Dear Sahabatku. Maafkan ya, suratmu baru bisa kubalas sekarang. Bukan karena aku menganggap suratmu tidak penting, tapi karena aku harus membagi waktu untuk banyak urusan yang mesti kuselesaikan. Oh ya, soal berita bohong atau hoax yang menggila akhir-akhir ini, aku juga prihatin. Setiap hari kita dihujani dengan beragam informasi. Hanya dengan sentuhan ujung jari, kita dapat mengakses ribuan informasi yang berasal dari penjuru dunia. Dari sekian banyak informasi itu ada yang isinya dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat, namun tak sedikit pula yang belum jelas kebenarannya bahkan bohong doang ( hoax ). Berita hoax kini hampir tiap detik menyebar melalui berbagai media online, situs, facebook, twitter, WhatsApp (WA) dan lain-lain. Gegara hoax timbul pertikaian antar saudara anak bangsa. Mereka saling menghujat dan caci maki aki

Mahatma Gandhi, Pemimpin Besar Yang Tewas Di Tangan Ekstremis

Hari ini, 30 Januari 2017, tepat 69 tahun lalu dunia dikejutkan oleh peristiwa berdarah yang menimpa tokoh besar. Mahatma Gandhi, sang pemimpin besar bangsa India dan seorang pejuang kemanusiaan itu, tanggal 30 Januari 1948 tewas mengenaskan.  Ketika Gandhi berjalan perlahan dari rumahnya menuju temat upacara keagamaan, seorang ekstremis Hindu tega melepaskan tembakan tepat mengenai perutnya. Senyum Sang Mahatma lenyap dari wajahnya, tubuhnya terkulai dan ia tewas seketika.   Peristiwa hitam itu memberikan pelajaran bagi dunia, bahwa setiap perjuangan untuk mencapai kebaikan selalu berhadapan dengan berbagai ancaman, termasuk dari orang dekatnya. Berikut sekilas kisah hidup Gandhi yang mengesankan. Gandhi adalah pemimpin besar dan luhur bangsa India, ahli politik dan berjuang untuk perbaikan masyarakat dan kemanusiaan. Ia terkenal sebagai pejuang yang menghadapi musuh-musuh serba kuat dari dalam dan luar negeri. Dengan senjata kebajikan, kejujuran dan kerendahan hati ia dap

Surat Untuk Sahabat (Bag.2)

“Dunia Seperti Piramida Tumpukan Manusia” Assalamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh. Dear Sahabatku. Makasih ya? Suratku kemarin udah kamu respon positif dan mau dijadikan pengingat untuk meraih hari esok yang lebih baik. Emang sebagai sahabat, kita perlu saling mengingatkan.   Oh ya, tentang bagaimana sikapku menghadapi situasi yang makin tidak karuan ini? Pertanyaan itu susah aku jawab. Aku cuma mau cerita sedikit mengenai referensi yang pernah aku baca, mungkin bermanfaat buat kamu. Tapi aku hanya membaca ringkasannya saja yang ditulis oleh Dahlan Iskan secara bersambung di Harian Jawa Pos. Judul bukunya Thick Face Black Heart ( Muka Tebal Hati Hitam ) karya Chin Ning Chu,   wanita kelahiran Shanghai yang kemudian menjadi warga Negara Amerika Serikat. Judulnya serem ya? Kalau orang Jawa, judul buku itu mungkin bisa diterjemahkan “Rai Gedhek”.     Membaca isi buku tersebut, aku tidak seluruhnya setuju dengan uraiannya. Tapi aku mendapat pelajaran ber

Surat Untuk Sahabat (Bag.1)

“Hanya Soal Membagi Waktu” Assalamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh. Sahabatku yang baik . Alhamdulillah, aku senang membaca suratmu yang panjang. Seperti biasa, aku tak bosan untuk membacanya, bahkan sampai berulang-ulang karena surat itu berisi cerita tentang dirimu dan aktivitas yang kau lakukan. Ketika aku membaca dan meresapi isi suratmu, itu artinya aku telah mendengarkan isi hatimu. Apa yang kau katakan tentang keruwetan hidup, sebenarnya juga dialami oleh semua orang, hanya bentuk dan tingkatnya saja yang berbeda. Tentang kabarku selama setahun kemarin, masih biasa-biasa saja. Apalagi soal karir belum menunjukkan kemajuan berarti. Masih bertahan dan berkutat pada pekerjaan rutin, tidak ada terobosan. Namun demikian, aku terus berusaha menemukan hikmah dan manfaat dari setiap kejadian dan persoalan yang menimpa. Banyak hal yang membuat pusing kepala dan bikin stress, baik menyangkut pekerjaan maupun keluarga. Tapi yang menyenangkan buka

Surat Untuk Sahabat

Assalamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh. Sahabatku yang baik. Alhamdulillah, aku senang membaca suratmu yang panjang. Seperti biasa, aku tak bosan untuk membacanya, bahkan sampai berulang-ulang karena surat itu berisi cerita tentang dirimu dan aktivitas yang kau lakukan. Ketika aku membaca dan meresapi isi surat itu, itu artinya aku telah mendengarkan isi hatimu. Apa yang kau katakan tentang keruwetan hidup, sebenarnya juga dialami oleh semua orang, hanya bentuk dan tingkatnya saja yang berbeda. Tentang kabarku selama setahun kemarin, masih biasa-biasa saja. Apalagi soal karir belum menunjukkan kemajuan berarti. Masih bertahan dan berkutat pada pekerjaan rutin, tidak ada terobosan. Namun demikian, kami terus berusaha menemukan hikmah dan manfaat dari setiap kejadian dan persoalan yang menimpa. Banyak hal yang membuat pusing kepala dan bikin stress, baik menyangkut pekerjaan maupun keluarga. Tapi yang menyenangkan bukan berarti tidak ada. Itulah hidup. Susa

Surat Untuk Sahabat

Assalamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh. Sahabatku yang baik. Alhamdulillah, aku senang membaca suratmu yang panjang. Seperti biasa, aku tak bosan untuk membacanya, bahkan sampai berulang-ulang karena surat itu berisi cerita tentang dirimu dan aktivitas yang kau lakukan. Ketika aku membaca dan meresapi isi surat itu, itu artinya aku telah mendengarkan isi hatimu. Apa yang kau katakan tentang keruwetan hidup, sebenarnya juga dialami oleh semua orang, hanya bentuk dan tingkatnya saja yang berbeda. Tentang kabarku selama setahun kemarin, masih biasa-biasa saja. Apalagi soal karir belum menunjukkan kemajuan berarti. Masih bertahan dan berkutat pada pekerjaan rutin, tidak ada terobosan. Namun demikian, kami terus berusaha menemukan hikmah dan manfaat dari setiap kejadian dan persoalan yang menimpa. Banyak hal yang membuat pusing kepala dan bikin stress, baik menyangkut pekerjaan maupun keluarga. Tapi yang menyenangkan bukan berarti tidak ada. Itulah hidup. Susa

EDUKASI PENYIARAN SISWA MTS MUHAMMADIYAH 3 SRAGEN

Rara Anggita, seorang penyiar dan reporter Radio Buana Asri Sragen, siang itu tetap cuap-cuap , menyapa audiennya. Tapi bukan di ruang studio dengan perangkat headphone dan microphone khusus untuk menyapa para pendengar radio, namun kali ini di hadapan hampir seratus orang pelajar. Ya, siang itu,   Selasa (24/1/2017) Rara Anggita sedang berbicara sebagai nara sumber dalam program “Edukasi Penyiaran” bagi siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah-3 Masaran Sragen. Rara datang di MTs Muhammadiyah 3 Masaran bersama dua orang anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Radio Buana Asri, Husbandiyah Hadiwarni dan Suparto. Tiga orang dari LPPL Radio Buana Asri ini memang diminta menjadi nara sumber program “Edukasi Penyiaran” untuk kelas unggulan (kelas7A, 8A dan 9A) sekolah yang berada di Desa Kliwonan, Kecamatan Masaran, sekitar 13 kilometer dari ibukota Kabupaten Sragen itu. Suparto menyampaikan materi tentang “Mengenal Dunia Penyiaran”, Husbandiyah sep