Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2020

Idul Adha Di Tengah Pandemi Virus Corona

Di pagi hari nan penuh berkah ini, kita berkumpul untuk melaksanakan shalat Idul Adha. Kita ruku' dan sujud sebagai wujud ketataan kepada Allah Swt. Kita gemakan takbir dan tahmid sebagai pernyataan atas kebesaran dan keagungan-Nya. Takbir yang kita ucapkan bukan sekedar gerak bibir tanpa arti. Tetapi merupakan pengakuan dalam hati, menyentuh dan menggetarkan relung-relung jiwa manusia yang beriman. Allah Maha Besar. Allah Maha Agung. Tiada yang patut disembah kecuali hanya Allah. Marilah kita tundukkan kepala dan tengadahkan jiwa di hadapan Allah Yang Maha Besar. Enyahkan sifat angkuh dan congkak yang dapat menjauhkan dari rahmat Allah. Apapun kebesaran yang kita sandang, amat kecil di hadapan Allah. Betapa pun perkasa kita, tak berdaya di hadapan Allah Yang Maha Kuat. Sehebat apapun kekuasaan dan pengaruh kita, tidak ada artinya dalam genggaman Allah Yang Maha Kuasa atas segala-galanya. Ada dua peristiwa penting dan utama yang dijalani umat Muslim sedunia di Hari Raya

MEWUJUDKAN MIMPI

Judul Buku   : Conquer The Deream  Penulis       : Chandra Purna Irawan Penerbit        : MQS Publishing Tahun            : 2011 Tebal              : xvi+218 Kata mimpi itu punya dua pengertian. Pertama, artinya sesuatu yang dialami selama tidur. Kedua, berarti angan-angan, atau impian. Sedangkan cita-cita, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keinginan atau kehendak yang selalu ada  dalam pikiran. Memimpikan juga punya arti mencita-citakan. Dari gambaran tersebut, antara mimpi, impian dan angan-angan, dengan cita-cita, keinginan dan kehendak punya pengertian yang sama secara substantif. Bedanya, jika mimpi diartikan sesuatu yang dirasakan, dilihat dan dialami dalam mimpi. Sedangkan cita-cita merupakan ide, gagasan, kehendak, keinginan dalam pikiran untuk diwujudkan dalam kenyataan. Nah, sekarang pertanyaannya, apakah yang menjadi mimpi Anda dalam hidup ini? Apa mimpi terbesar Anda?   Yang jelas, Anda harus berani mimpi! Dan sekarang, saatnya Anda mengam

Dunia Absurd Danarto

Danarto, selama ini dikenal sebagai seorang sastrawan sufi. Karya-karyanya selalu mengajak kepada pembaca untuk masuk ke dalam dunia “lain” yang bukan dunia kita sehari-hari. Dunia lain yang diciptakan Danarto itu, bukan dunia riil tetapi juga bukan dunia yang sepenuhnya abstrak. Antara fana dan baka. Pembaca dibawa ke suasana dunia antara, yang dalam istilah filsafat Jawa dikenal “ sonya ruri” . Yang mengambang, sunyi, mengerikan, dimana sosok manusia itu tidak jelas identitasnya, asal-usulnya, dan status kehidupannya. Atau masuk ke dunia yang “absurd”, aneh-aneh, dan tidak masuk akal. Seperti interaksi dengan dunia Malaikat, kadal, kodok, zat asam, Bekakrak, wewe, Hamlet, tokoh wayang Abimanyu dan lainnya yang sering terlihat “absurd”. Tetapi dalam kumpulan cerpennya berjudul Berhala (2017) ini, Danarto agak menggeser dunia anehnya. Agak, karena dunia “sonya ruri” itu tidak sepenuhnya ditinggalkan oleh Danarto. Dalam 14 judul cerpen, keseluruhan 228 halaman,  meski ia banyak meng