Skip to main content

ANTARA KESENANGAN DAN KETENANGAN


Jujur saja, setiap manusia yang hidup di dunia ini, pada umumnya mendambakan kesenangan. Berbagai usaha dilakukan, tujuannya tidak lain untuk mendapatkan kesenangan. Yang menjadi persoalan, apakah kesenangan itu otomatis akan mendatangkan ketenangan atau ketenteraman hidup?

Kebanyakan orang masih mengukur kebahagiaan dengan serba materi. Padahal antara kesenangan dan ketenangan itu berbeda. Buktinya banyak orang hidup senang tapi justru tidak merasakan ketenangan. 
Imam Al-Ghazali dalam bukunya “Al-Munqidz Al-Dhalal”,  seperti dikutip M. Husnaini (2013: 83) menyebut ada empat faktor sebagai sumber kesenangan.

Pertamailmu pengetahuan. Terlebih di zaman modern sekarang ini orang berilmu berpeluang lebih besar ketimbang orang bodoh untuk mendapatkan kesenangan. Orang bergelar sarjana misalnya, lebih mudah mendapatkan pekerjaan daripada yang tidak bergelar sarjana.

Kedua, kesehatan. Tidak ada orang yang ingin sakit. Sehat membikin hidup senang, sedangkan sakit membuat hidup susah dan gelisah. Saat sakit, orang tidak boleh makan sembarang. Makin kompleks sakitnya makin banyak tantangan, sehingga hidupnya tidak bisa bebas.

Ketigakekayaan. Ada orang bekerja sampai menghalalkan segala cara. Tujuannya agar bisa segera menjadi kaya. Orang kaya lebih berpeluang bisa sersenang-senang ketimbang orang miskin. Dengan kekayaan harta, orang mudah membeli apa saja, atau pergi ke mana-mana.

Keempatjabatan. Dengan jabatan, orang akan mendapatkan berbagai jaminan fasilitas / kemudahan dalam hidup. Faktanya, orang yang punya jabatan tinggi lebih dihormati daripada orang rendahan. 

Jabatan membuat hidup nampak lebih mentereng dan, karenanya menjadi sumber kesenangan.

Pertanyaannya, apakah kalau orang sudah mempunyai empat hal tersebut pasti menjamin hidupnya menjadi tenang dan tenteram? Kenyataannya tidak! Empat hal tersebut belum cukup mendatangkan ketenangan.

Ketenangan baru dapat dirasakan jika mempunyai hal yang kelima, yaitu hubungan baik dengan Allah (hablum-minallah). Batin yang terhubung dengan Allah inilah yng membuat hidup jadi tenang, tenteram.

Sarana untuk membuat kita connect  dengan Allah adalah ibadah. Dalam Al-Qur'an surat Ad-dzariyat 56 disebutkan, 


"Aqimush-shalata, li dzikri. - dirikan shalat untuk mengingat-Ku."

Dengan ibadah yang ikhlas, benar dan istiqamah akan menjadi sumber ketenangan. 

Dalam ayat lain disebutkan,


Yaitu orang-orang yang beriman hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.(QS. Arra’du [13]: 28).



Dialah (Allah) yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang beriman untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan Milik Allahlah bala tentara [penolong yang dijadikan Allah untuk orang-orang mukmin, seperti Malaikat, hewan, angin topan dsb] di langirt dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana." – QS. Al-Fath [48]: 4)


Penyebab manusia modern yang kerap galau dan cepat putus asa adalah karena krisis spiritual. Krisis yang melanda umat manusia saat ini karena sikap menjauhkan diri dari  nilai-nilai ajaran agama. Padahal agama Islam merupakan sumber pembuka kebahagiaan bagi siapa saja.

Dengan agama, mampu mengendalikan nafsu serba keduniaan. Agama menjadi pengendali dan bisa menghalangi perilaku dosa.
“Innash-shalata ‘anil fakhsya-i wal munkar.” – Sesungguhnya shalat itu bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. (QS. ‘Ankabut [29]: 45)
Dengan aktif beribadah, hidup kita terbimbing, selalu merasakan kehadiran Allah, tidak sombong saat mendapat nikmat, tak putus asa ketika ditumpa musibah.

Sebagai mukmin tidak salah untuk mengejar ilmu, kesehatan, kekayaan dan jabatan, tapi harus ditopang dan diarahkan untuk ibadah.

Baik ibadah mahdzah – yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya – maupun ibadah ghairu mahdzah, yaitu setiap perbuatan baik yang bermanfaat dan diniatkan semata karena dan untuk Allah.

Agar seluruh perbuatan manusia bernilai ibadah maka kriteria yang msti dipenuhi adalah : Lillah (ikhlas karena Allah), Billah (dengan aturan atau cara yang diridlai dan disenangi Allah), dan Ilallah (tujuannya hanya kepada Allah, untuk mendapatkan ridha Allah).



Semoga kita termasuk orang yang mendapat kesenangan sekaligus ketenangan. Kesenangan plus ketenangan itulah kebahagiaan.

Suparto
#HidupTenang 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

TANGGAP WACANA ATUR PAMBAGYA HARJA

Pada rangkaian acara resepsi pernikahan, keluarga yang mempunyai hajat (punya kerja), berkewajiban menyampaikan sambutan (tanggap wacana) selamat datang kepada seluruh hadirin. Dalam tatacara resepsi adat Jawa disebut Atur Pambagya Harja, atau atur pambagya wilujeng. Dalam sambutan ini, orang yang punya kerja akan mewakilkan kepada orang tertentu yang ditunjuk, biasanya ketua RT/RW, atau orang yang dituakan di lingkungannya. Nah, ketika menjadi ketua RT, saya pernah mendapat tugas untuk menyampaikan pidato (tanggap wacana) tersebut. ****** Berikut contoh / tuladha atur pambagya harja yang pernah saya sampaikan…. Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -        Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -        Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Allah SWT, Gusti Ingkang Mah

CONTOH ATUR PANAMPI PASRAH TEMANTEN SARIMBIT ACARA NGUNDUH MANTU

Bp-Ibu Bambang Sutopo  Assalamu'alaikum wrwb. 1.      Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.. 2.      Panjenenganipun Bapa Suwardi minangka sulih sarira saking Bapa Gito Suwarno-Ibu Tuginem, ingkang tuhu kinurmatan. 3.      Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang bagya mulya. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT - Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bp. Bambang Sutopo, S.Pd,  sekalian Ibu Jari, keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah saking kulawarga Bapa Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem. Ingkang sepisan , kula minangkani punapa ingkang dados kersanipun Bapa Bambang Sutopo sekalian dalasan sedaya kulawarga, ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bp Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem-sapendherek,  ingkang pidalem w onten ing   Dukuh Jenggrik,  Desa Purwosuman,  Kec. Sidoharjo, Kab Sragen. Kaping kalih , menggah salam taklim 

ATUR PASRAH BOYONG TEMANTEN KEKALIH

Salah satu rangkaian adat Jawa setelah melangsungkan resepsi pernikahan adalah, keluarga temanten perempuan memboyong kedua mempelai kepada keluarga orangtua mempelai laki-laki (besan).  Sebelum masuk rumah keluarga besan, diadakan acara “Atur Pasrah” dari keluarga mempelai perempuan, dan “Atur Panampi” dari keluarga besan. Berikut adalah tuladha (contoh) sederhana “Atur Pasrah” yang saya susun dan laksanakan. *** Assalamu ‘alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. * Para sesepuh pinisepuh ingkang dahat kinabekten ** Panjenenganipun Bp.Waluyo dalasan Ibu Sumarni ingkang kinurmatan *** P ara rawuh kakung putri ingkang bagya mulya . Kanti  ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Gusti Ingkang Moho Agung. Sowan kula mriki dipun saroyo dening panjenenganipun Bapa Haji Supriyadi, S.Pd dalasan Ibu Hajah Lasmi ingkang pidalem wonten Plumbungan Indah RT.27/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, kepareng matur

Pidato Kocak Dai Gokil

Humor sebagai salah satu bumbu komunikasi dalam berpidato hingga kini masih diakui kehebatannya. Ketrampilan   menyelipkan humor-humor segar dalam berpidato atau ceramah,   menjadi daya pikat tersendiri bagi audien atau pendengarnya sehingga membuat mereka betah mengikuti acara sampai selesai. Buku saku berjudul “Pidato-pidato Kocak ala Pesantren” karya Ustad Nadzirin (Mbah Rien) ini mungkin bisa menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menciptakan suasana segar dalam berpidato. Buku setebal   88 halaman yang diterbitkan oleh Mitra Gayatri Kediri (tanpa tahun) ini berisi contoh-contoh pidato penuh humor. Membaca buku yang menyajikan enam contoh pidato yang oleh penulisnya dimaksudkan untuk bekal dakwah   para dai gokil dan humoris ini saya ngakak abis .  Pengin tahu cuplikannya? Silahkan simak berikut ini. “Saudara dan saudari.  Baik eyang putra maupun eyang putri…Semua tanpa kecuali yang saya cintai… Meski kalian semua tidak merasa saya cintai…” “…..Allah tela

Atur Wangsulan Lamaran Calon Temanten

Meski tugas juru bicara untuk menyampaikan lamaran (pinangan) seperti yang saya tulis kemarin berlangsung 'glagepan' dan 'gobyoss', namun oleh beberapa teman,  saya dianggap 'sukses'.  "Bagus Pak. Sederhana dan 'cekak aos' apa yang menjadi inti," kata teman.  Tapi bagi saya pribadi, respon teman itu mungkin bisa diartikan lain. Sekedar untuk menyenangkan saya atau 'nyindir'. Namun tetap saya ucapkan terima kasih, karena memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman.  Betul. Beberapa hari setelah kejadian itu, saya diminta lagi untuk menjadi 'juru bicara' sebagai pihak yang harus menyampaikan jawaban/tanggapan atas lamaran di keluarga lain. Saya pun tak bisa mengelak. Karena waktunya sangat mendadak maka konsep saya tulis tangan dengan banyak coretan.  Seperti diketahui, setelah adanya lamaran dari keluarga pihak lelaki, biasannya diikuti dengan kunjungan balasan untuk  menyampaikan jawaban atau balasan.

ATUR PASRAH CALON TEMANTEN KAKUNG BADE IJAB ( Kanthi Prasaja ) )

Setelah dua kali mendapat mandat menjadi ‘talanging basa’ atau juru bicara untuk menyampaikan dan menerima ‘lamaran’ atau pinangan, dikesempatan lain ternyata saya ‘dipaksa’ lagi menjalani tugas untuk urusan adat Jawa. Kali ini, saya diminta salah satu keluarga untuk menjadi juru bicara ‘atur pasrah calon temanten kakung’ - pasrah calon mempelai pria, kepada calon besan menjelang acara ijab qabul. Permintaan tersebut saya jalani, meski, sekali lagi, dengan cara yang amat sederhana dan apa adanya. Pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim tidak menghalangi saya untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai bagian dari pengabdian di tengah masyarakat. ****** Berikut contoh atau tuladha apa yang saya sampaikan tersebut. Assalamu 'alaikum wr.wb. ·           *** Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.      *** Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. ·          *** Panjenenganipun Bapak Susilo ingkang hamikili Bapak Sukimin sek

Tanggap Wacana Basa Jawi dan Contoh Lamaran

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat, ternyata masih banyak orang tetap memegang teguh   dan ‘nguri-nguri’ (melestarikan) warisan ‘Budaya Jawa’. Salah satu warisan tersebut adalah ‘Tanggap Wacana Basa Jawi’ atau pidato bahasa jawa dalam acara-acara adat maupun ‘pasamuan’ (pertemuan) keluarga dan warga kampung, terutama   di ‘tlatah’ (daerah) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau di berbagai daerah di Indonesia yang terdapat komunitas atau kelompok masyarakat ‘Jawa’. Bagi sebagian orang, meski mereka hidup di lingkungan masyarakat berbudaya Jawa, tanggap wacana basa jawi (pidato bahasa jawa) sering dianggap momok karena sulit pengetrapannya. Ketidakmampuan mereka bisa karena sudah ngga peduli dengan bubaya jawa atau ngga mau belajar, sehingga keadaan sekarang ini ibarat ‘Wong Jowo Ilang Jawane’ – orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya sebagai orang Jawa. Namun bagi orang yang kebetulan di- tua -kan di li

ATUR PAMBAGYA HARJA WILUJENG

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -       Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -       Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha Kawasa, awit saking peparing ni’mat saha berkahipun, panjenengan dalasan kula saget makempal manunggal, wonten papan punika kanthi wilujeng mboten wonten alangan satunggal punapa. Para Rawuh Kakung Sumawana Putri ingkang minulya. Kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bapa Ignasius Sarono, S.Pd dalasan Ibu Dra. Christiana Sri Wahyuni Kustiasih, M.Pd , ingkang pidalem ing Plumbungan Indah Sragen, wonten kalenggahan punika kepareng matur : Sepisan , bilih Bapa Ibu Iganasius Sarono ngaturaken syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingakang Maha Kawasa, awit   saking Berkahi-pun, saha donga pangestu panjenengan sedaya, sampun kal

ATUR PANAMPI PASRAH CALON TEMANTEN BADE IJAB

Assalamu'alaikum wrwb. -    Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten. -    Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. -    Panjenenganipun Bapak….                  ingkang hamikili Bapak Karjiyono, SE, MM – Ibu Rr. Erniani Djihad Sismiyati (alm) ingkang tuhu kinurmatan. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka sulih salira saking panjenenganipun Bp. Haji Mulyono Raharjo, S.Pd, MM   sekalian Ibu Sri Sayekti, Sm,Hk keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah calon temanten kakung. Ingkang sepisan , kula minangkani Bapak Mulyono Raharjo sekalian, dalasan sedaya kulawarga ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bapak Karjiyono, sapendherek, ingkang pidalem wonten ing   Jombor Lor, RT.01/18, Kel. Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Ngayogyakarta Hadiningrat. Kaping kalih , menggah salam taklim Bp. Karjiyono sekalian lumantar panjenengan s