Skip to main content

Arung Jeram (1) Berani Hadapi Tantangan



Ini catatan pengalaman paling berkesan dalam hidupku. Saat itu, aku mendapat undangan untuk mengikuti olahraga yang cukup menantang, yakni Arung Jeram atau Rafting bersama  PNS. Lokasinya di kawasan sungai Elo, Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Kala itu aku merasa bangga karena masih mendapat perhatian dari instansi dimana aku dulu pernah bekerja. Namun disisi lain, muncul keraguan (dan rasa ‘takut’), mengingat olah raga ini cukup beresiko, sementara daya fisikku sudah mulai menurun karena faktor usia. Dari 50 orang peserta, aku tercatat sebagai peserta paling tua. Setelah berdo’a dan memantapkan hati, akhirnya aku putuskan ikut, untuk menguji daya tahan tubuh dan mentalku.
Kegiatan bersama ini, disamping untuk menyegarkan badan dan pikiran juga dimaksudkan sebagai sarana meningkatkan kekompakan dan media pembelajaran dalam menjalani tugas serta berani menghadapi tantangan hidup sehari-hari.
Apalagi, olahraga yang satu ini memberikan banyak pelajaran berharga mengenai tantangan hidup yang harus dihadapi. Kegiatan arung jeram kali ini dipandu mas Arkok Indarto dari PT. Citra Elo River Magelang.
***
Sekitar pukul 13.00, rombongan telah tiba di lokasi basecamp Citra Elo River. Selanjutnya kami diangkut dengan beberapa kendaraan Colt Station carteran menuju titik start. Di tempat ini, semua peserta segera memakai pelampung dan helm serta siap dengan dayung. Dari seluruh peserta sekitar 50 orang, dibagi kedalam 9 kelompok perahu.
Sebelum masuk ke dalam perahu yang telah disediakan, kami mendapatkan briefing dari pengelola Citra Elo River, yakni Arkok Indarto. Untuk memantapkan brifieng Arkok, salah seorang pemandu,  Triyono (sering dipanggil Mas Peyek), memberikan arahan teknis. Setelah semua peserta siap di perahu masing-masing, pengarungan sungai berjeram pun dimulai. Kami akan menempuh jarak sekitar 12,5 kilometer.
Pelan tapi pasti, perahu mulai melaju mengikuti arus sungai, seirama dengan gerakan dayung. Sebagai peserta pemula, terus terang aku “deg-degan” ketika perahu sudah benar-benar meninggalkan titik start untuk mengarungi Sungai Elo yang berhulu di Gunung Merbabu ini. Waktu itu aku membayangkan “medan mengerikan” yang harus kami hadapi. Tetapi ibarat mengarungi kehidupan di dunia, kami harus tetap tenang dan siap menghadapi segala medan, apapun resikonya. Aku berada satu perahu dengan teman bernama Supenget, Indarjo, Diana dan Ririn. Kami dipandu Puswanto yang biasa dipanggil Pak Kempus. 

Pacu Adrenalin
Hari itu debit air lumayan  besar, sehingga tidak terlalu butuh tenaga ekstra untuk mendayung di jalur-jalur  landai menjelang jeram atau kelokan. Pengarungan di etape pertama yang diperkirakan memakan waktu sekitar 3 jam ini cukup menantang, mendebarkan sekaligus mengasyikkan. Jeram-jeram di sekitar kelokan dan turunan sungai Elo menciptakan sensasi luar biasa dan memacu Adrenalin.
Ketika  meluncur cepat di kelokan dan jeram-jeram liar, beberapa kali perahu membentur keras batu-batu besar, atau tebing sungai, menimbulkan guncangan hebat. Kadang perahu berputar-putar di pusaran air yang tak terkendali, membuat  kepala pusing dan perut mual.
Arung  jeram ini benar-benar membawa suatu pengalaman baru. Disamping sebagai obat dari kejenuhan kesibukan keseharian, juga merupakan uji keberanian menghadapi tantangan. Ketika menghadapi jeram-jeram ganas, secara spontan kami berteriak keras, bisa melepaskan ketegangan jiwa, dan menjadi obat ampuh bagi berbagai stress.
Ketika jeram telah terlewati dan perahu berada pada arus tenang dan landai, maka giliran panorama luar biasa indahnya terlihat di kanan kiri sungai. Gugusan tebing setinggi belasan meter dengan pohon-pohon besar, terbentang memanjang menemani perjalanan kami.
Setelah berjuang mengarungi arus sungai selama dua jam, di pertengahan jalur pengarungan, seluruh peserta beristirahat sejenak di sekitar kelokan pinggir sungai dengan tebing-tebing yang cukup indah. Kami disambut dengan hidangan makanan kecil dan kelapa muda.  Sambil menikmati kesegaran udara dan minuman alami, kami saling bercerita tentang perjalanan yang baru saja dilalui.
***
Sekitar lima belas menit istirahat, pengarungan dilanjutkan.  Ada belasan jeram kecil dan besar sudah kami arungi dengan selamat. Sampai finish point nanti, konon masih ada puluhan jeram yang tidak kalah ganasnya kami arungi. Ya, ini sebuah tantangan yang harus kami hadapi. bersambung...

 

Comments

  1. Sy pernah kesana juga, benar-benar mengesankan. Apalagi pas diceburkan ke kali.

    ReplyDelete
  2. Tulisan pak Parto rapi dan ena dbaca.. Keren.. Saya suka, pak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Bang. Semoga bisa terus memacu semangat saya..

      Delete
  3. Replies
    1. Oke. Makasih mas..
      Mas Gilang makin gemilang nih...

      Delete
  4. hbs baca rasanya jadi pengen rafting juga pak, tulisannya baguss :))

    ReplyDelete
  5. Selalu gayeng kl baca tulisan pak Parto

    ReplyDelete
    Replies
    1. gayeng seperti nonton wayang pas goro-goro yo mas Heru...hehehe..

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TANGGAP WACANA ATUR PAMBAGYA HARJA

Pada rangkaian acara resepsi pernikahan, keluarga yang mempunyai hajat (punya kerja), berkewajiban menyampaikan sambutan (tanggap wacana) selamat datang kepada seluruh hadirin. Dalam tatacara resepsi adat Jawa disebut Atur Pambagya Harja, atau atur pambagya wilujeng. Dalam sambutan ini, orang yang punya kerja akan mewakilkan kepada orang tertentu yang ditunjuk, biasanya ketua RT/RW, atau orang yang dituakan di lingkungannya. Nah, ketika menjadi ketua RT, saya pernah mendapat tugas untuk menyampaikan pidato (tanggap wacana) tersebut. ****** Berikut contoh / tuladha atur pambagya harja yang pernah saya sampaikan…. Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -        Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -        Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Allah SWT, Gusti Ingkang Mah

CONTOH ATUR PANAMPI PASRAH TEMANTEN SARIMBIT ACARA NGUNDUH MANTU

Bp-Ibu Bambang Sutopo  Assalamu'alaikum wrwb. 1.      Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.. 2.      Panjenenganipun Bapa Suwardi minangka sulih sarira saking Bapa Gito Suwarno-Ibu Tuginem, ingkang tuhu kinurmatan. 3.      Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang bagya mulya. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT - Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bp. Bambang Sutopo, S.Pd,  sekalian Ibu Jari, keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah saking kulawarga Bapa Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem. Ingkang sepisan , kula minangkani punapa ingkang dados kersanipun Bapa Bambang Sutopo sekalian dalasan sedaya kulawarga, ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bp Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem-sapendherek,  ingkang pidalem w onten ing   Dukuh Jenggrik,  Desa Purwosuman,  Kec. Sidoharjo, Kab Sragen. Kaping kalih , menggah salam taklim 

ATUR PASRAH BOYONG TEMANTEN KEKALIH

Salah satu rangkaian adat Jawa setelah melangsungkan resepsi pernikahan adalah, keluarga temanten perempuan memboyong kedua mempelai kepada keluarga orangtua mempelai laki-laki (besan).  Sebelum masuk rumah keluarga besan, diadakan acara “Atur Pasrah” dari keluarga mempelai perempuan, dan “Atur Panampi” dari keluarga besan. Berikut adalah tuladha (contoh) sederhana “Atur Pasrah” yang saya susun dan laksanakan. *** Assalamu ‘alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. * Para sesepuh pinisepuh ingkang dahat kinabekten ** Panjenenganipun Bp.Waluyo dalasan Ibu Sumarni ingkang kinurmatan *** P ara rawuh kakung putri ingkang bagya mulya . Kanti  ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Gusti Ingkang Moho Agung. Sowan kula mriki dipun saroyo dening panjenenganipun Bapa Haji Supriyadi, S.Pd dalasan Ibu Hajah Lasmi ingkang pidalem wonten Plumbungan Indah RT.27/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, kepareng matur

Pidato Kocak Dai Gokil

Humor sebagai salah satu bumbu komunikasi dalam berpidato hingga kini masih diakui kehebatannya. Ketrampilan   menyelipkan humor-humor segar dalam berpidato atau ceramah,   menjadi daya pikat tersendiri bagi audien atau pendengarnya sehingga membuat mereka betah mengikuti acara sampai selesai. Buku saku berjudul “Pidato-pidato Kocak ala Pesantren” karya Ustad Nadzirin (Mbah Rien) ini mungkin bisa menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menciptakan suasana segar dalam berpidato. Buku setebal   88 halaman yang diterbitkan oleh Mitra Gayatri Kediri (tanpa tahun) ini berisi contoh-contoh pidato penuh humor. Membaca buku yang menyajikan enam contoh pidato yang oleh penulisnya dimaksudkan untuk bekal dakwah   para dai gokil dan humoris ini saya ngakak abis .  Pengin tahu cuplikannya? Silahkan simak berikut ini. “Saudara dan saudari.  Baik eyang putra maupun eyang putri…Semua tanpa kecuali yang saya cintai… Meski kalian semua tidak merasa saya cintai…” “…..Allah tela

Atur Wangsulan Lamaran Calon Temanten

Meski tugas juru bicara untuk menyampaikan lamaran (pinangan) seperti yang saya tulis kemarin berlangsung 'glagepan' dan 'gobyoss', namun oleh beberapa teman,  saya dianggap 'sukses'.  "Bagus Pak. Sederhana dan 'cekak aos' apa yang menjadi inti," kata teman.  Tapi bagi saya pribadi, respon teman itu mungkin bisa diartikan lain. Sekedar untuk menyenangkan saya atau 'nyindir'. Namun tetap saya ucapkan terima kasih, karena memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman.  Betul. Beberapa hari setelah kejadian itu, saya diminta lagi untuk menjadi 'juru bicara' sebagai pihak yang harus menyampaikan jawaban/tanggapan atas lamaran di keluarga lain. Saya pun tak bisa mengelak. Karena waktunya sangat mendadak maka konsep saya tulis tangan dengan banyak coretan.  Seperti diketahui, setelah adanya lamaran dari keluarga pihak lelaki, biasannya diikuti dengan kunjungan balasan untuk  menyampaikan jawaban atau balasan.

ATUR PASRAH CALON TEMANTEN KAKUNG BADE IJAB ( Kanthi Prasaja ) )

Setelah dua kali mendapat mandat menjadi ‘talanging basa’ atau juru bicara untuk menyampaikan dan menerima ‘lamaran’ atau pinangan, dikesempatan lain ternyata saya ‘dipaksa’ lagi menjalani tugas untuk urusan adat Jawa. Kali ini, saya diminta salah satu keluarga untuk menjadi juru bicara ‘atur pasrah calon temanten kakung’ - pasrah calon mempelai pria, kepada calon besan menjelang acara ijab qabul. Permintaan tersebut saya jalani, meski, sekali lagi, dengan cara yang amat sederhana dan apa adanya. Pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim tidak menghalangi saya untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai bagian dari pengabdian di tengah masyarakat. ****** Berikut contoh atau tuladha apa yang saya sampaikan tersebut. Assalamu 'alaikum wr.wb. ·           *** Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.      *** Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. ·          *** Panjenenganipun Bapak Susilo ingkang hamikili Bapak Sukimin sek

Tanggap Wacana Basa Jawi dan Contoh Lamaran

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat, ternyata masih banyak orang tetap memegang teguh   dan ‘nguri-nguri’ (melestarikan) warisan ‘Budaya Jawa’. Salah satu warisan tersebut adalah ‘Tanggap Wacana Basa Jawi’ atau pidato bahasa jawa dalam acara-acara adat maupun ‘pasamuan’ (pertemuan) keluarga dan warga kampung, terutama   di ‘tlatah’ (daerah) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau di berbagai daerah di Indonesia yang terdapat komunitas atau kelompok masyarakat ‘Jawa’. Bagi sebagian orang, meski mereka hidup di lingkungan masyarakat berbudaya Jawa, tanggap wacana basa jawi (pidato bahasa jawa) sering dianggap momok karena sulit pengetrapannya. Ketidakmampuan mereka bisa karena sudah ngga peduli dengan bubaya jawa atau ngga mau belajar, sehingga keadaan sekarang ini ibarat ‘Wong Jowo Ilang Jawane’ – orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya sebagai orang Jawa. Namun bagi orang yang kebetulan di- tua -kan di li

ATUR PAMBAGYA HARJA WILUJENG

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -       Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -       Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha Kawasa, awit saking peparing ni’mat saha berkahipun, panjenengan dalasan kula saget makempal manunggal, wonten papan punika kanthi wilujeng mboten wonten alangan satunggal punapa. Para Rawuh Kakung Sumawana Putri ingkang minulya. Kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bapa Ignasius Sarono, S.Pd dalasan Ibu Dra. Christiana Sri Wahyuni Kustiasih, M.Pd , ingkang pidalem ing Plumbungan Indah Sragen, wonten kalenggahan punika kepareng matur : Sepisan , bilih Bapa Ibu Iganasius Sarono ngaturaken syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingakang Maha Kawasa, awit   saking Berkahi-pun, saha donga pangestu panjenengan sedaya, sampun kal

ATUR PANAMPI PASRAH CALON TEMANTEN BADE IJAB

Assalamu'alaikum wrwb. -    Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten. -    Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. -    Panjenenganipun Bapak….                  ingkang hamikili Bapak Karjiyono, SE, MM – Ibu Rr. Erniani Djihad Sismiyati (alm) ingkang tuhu kinurmatan. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka sulih salira saking panjenenganipun Bp. Haji Mulyono Raharjo, S.Pd, MM   sekalian Ibu Sri Sayekti, Sm,Hk keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah calon temanten kakung. Ingkang sepisan , kula minangkani Bapak Mulyono Raharjo sekalian, dalasan sedaya kulawarga ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bapak Karjiyono, sapendherek, ingkang pidalem wonten ing   Jombor Lor, RT.01/18, Kel. Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Ngayogyakarta Hadiningrat. Kaping kalih , menggah salam taklim Bp. Karjiyono sekalian lumantar panjenengan s