Skip to main content

Hati Yang Selamat


Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat.(QS. Asy-Syu’ara [26]: 88-89)

Allah SWT telah menganugerahkan berbagai kelebihan pada manusia, yang tidak dimiliki oleh makhluk Allah lainnya di jagat raya ini. Allah tahu persis bahwa sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna, manusia akan mampu menjadi khalifah di bumi. Karenanya, Dia mengaruniakan segumpal daging bernama hati (qalb), yang dengan itu manusia bisa menjadi terangkat derajat kemuliaannya di sisi Allah lebih tinggi daripada malaikat, tetapi bisa juga menjadi jatuh sejatuh-jatuhnya.

Orang-orang yang diangkat derajat kemuliaannya (bahkan) melebihi malaikat, adalah mereka yang berhasil memelihara, merawat, dan memperindah hatinya, sehingga menjadi sehat qalbun sahih). Sedangkan orang-orang yang akan tergelincir jatuh derajat kemuliaannya kedalam jurang kehinaan sedalam-dalamnya, adalah mereka yang membiarkan hatinya kotor membusuk tak terawatt, yakni orang-orang yang memiliki qalbun maridh (hati yang sakit), bahkan qalbun mayyit (hati yang mati).

Menurut Abdullah Gymnastiar dan Basyar Isya (2001 : 65), orang yang memiliki hati sehat, pada dasarnya ia memiliki hati yang selamat. Barangsiapa memiliki hati yang selamat, ia akan diselamatkan oleh Allah baik di dunia maupun di akhirat kelak. Allah akan menolongnya dari dahsyatnya Hari Kiamat justru pada saat tak ada satu pun yang mampu memberikan pertolongan. ”Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat!Yauma laa yanfa’u maalun wa laa banuun, illaa man atallaaha bi qalbin saliim” (QS asy-Syu’ara [26]: 88-89 ).

Qalbin saliim (hati yang selamat) adalah hati yang terbebas dari jeratan memperturutkan hawa nafsu untuk menyalahi perintah Allah. Pemiliknya akan terselamatkan dari segala bentuk keragu-raguan yang dapat menggelincirkannya dari kebenaran, sehingga akan selamat pula dari menghamba kepada selain-Nya (syirik). Mereka senantiasa berusaha untuk menjadi hamba yang diridhai-Nya.

Orang yang memiliki hati yang selamat akan merasakan seakan-akan telah meninggalkan dunia ini menuju alam akhirat. Di sana ia tinggal menetap. Adapun keberadaannya di dunia ini tidak lebih sebagai orang asing yang singgah sejenak atau seorang pengembara yang duduk berteduh dibawah pohon rindang. Menikmati keteduhan, semilir angin melepas rasa penat, dan mengambil kebutuhan sekadarnya untuk kemudian kembali meneruskan perjalanan pulang ke kampung halaman. Demikianlah perumpamaan kehidupannya di dunia ini.

***
            Diantara ciri orang yang hatinya selamat adalah hidupnya diselimuti mahabbah (kecintaan) dan tawakal kepada Allah. Ketika mencintai sesuatu, maka cintanya semata-mata karena Allah, sehingga ia tidak akan pernah berlebihan dalam mencintai sesama makhluk. Demikian pula bila ia membenci sesuatu, maka ia pun akan membencinya karena Allah semata, sehingga kebenciannya itu tidak akan membuatnya tergelincir kedalam perbuatan dosa dan aniaya, sebaliknya bahkan menjadi ladang pahala.

            Dalam hal beribadah, orang yang hatinya selamat, segenap cita-cita dan perhatiannya hanya tertuju pada satu hal, yakni harus menjadi ladang ibadah dan amal saleh! Karenanya, umurnya dipelihara seefektif mungkin karena takut jangan-jangan waktu yang ia miliki hilang dengan sia-sia, sedangkan modal manusia adalah umur, dan waktu pastilah tidak akan pernah kembali.

            Ketika datang waktu shalat, mereka bergegas meninggalkan segala urusan duniawi dan mengosongkan hati dan pikirannya dari segala kekhawatiran terhadap kemungkinan berkurangnya apa yang sedang dan akan dimilikinya. Toh ia yakin dengan janji Allah, bahwa,  Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya” (QS ath-Thalaaq [65]: 6-7)

            Dengan demikian, ketika mengucapkan takbiratul ihram, hilanglah dari pikirannya segala tetek bengek urusan duniawi. Yang ia rasakan dalam shalatnya adalah kekhusyukan, kedamaian, dan nikmatnya ibadah serta mengingat Allah SWT. Hati dan pikirannya tidak akan pernah lalai dari dzikrullah (mengingat Allah). Ia justru akan merasakan sedih, gelisah dan kecewa jika tak sempat atau tertinggal dalam melakukan suatu ibadah. Pendek kata, ia akan teramat rindu untuk senantiasa mengabdi kepada Allah, sebagaimana rindu dan penuh harapnya seseorang yang tengah ditimpa kelaparan akan sesuap nasi dan seteguk air.

            Demikian pun dalam hal berikhtiar mencari sebagian dari karunia Allah. Orang-orang yang memiliki hati bersih dan selamat akan sungguh-sungguh merasakan lezatnya bersimbah peluh berkuah keringat dalam ikhtiarnya. Ia yakin bahwa ikhtiar dzahir dan kerja keras adalah ladang amal saleh juga sebagaimana halnya ikhtiar batin berupa dzikrullah dan beribadah sesuai yang diperintahkan-Nya.     
           
Otak diputar seratus persen dan tubuh digerakkan seratus persen, namun hatinya tidak pernah menderita sedikit pun karena telah yakin akan jaminan Allah. Kendatipun jin dan manusia berkoalisi ingin menghalangi rezki yang telah ditetapkan baginya, sama sekali tidak akan pernah terhalang tanpa izin-Nya. ’Maa ashaaban min mushiibatin illaa bi idznillaah!’ Tidak akan pernah menimpa suatu musibah itu, tanpa izin Allah.

              Oleh karena itu, orang yang memiliki hati yang selamat hari-harinya akan dihiasi dengan ikhtiar penuh semangat, tetapi hatinya tidak akan pernah sengsara oleh ikhtiarnya. Mereka yakin bahwa Allah tidak akan pernah lalai mengurus hamba-hamba-Nya. Tubuh seratus persen ikhtiar, hati seratus persen tawakal, akal pikiran seratus persen diasah agar senantiasa beramal sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Kesibukan dengan urusan duniawi tidak membuat hatinya resah. Keyakinannya kepada Allah tidak pernah menghambat ikhtiarnya.

              Tidak ada dusta, tidak ada licik, tidak ada jahat, tidak ada zalim! Karena, orang-orang yang mengenal Allah yakin bahwa cara apa pun yang dipakai, toh tetaplah Allah jua yang memberi rezeki. Jadi, untuk apa mencari rezeki dengan cara yang tidak benar? Padahal satu-satunya pemberi rezeki adalah Allah yang Maha Kaya, yang tidak akan pernah berkurang kekayaannya. Semua perilaku tidak benar dalam berikhtiar dimuka bumi ini hanyalah milik orang-orang yang hatinya mati, qalbun Mayyit!

Ya Allah, Dzat Maha Pembolak-balik hati, tetapkanlah hati kami dalam agamaMu dan ketaatan atas segala perintah-Mu, agar kami memiliki Hati Yang Selamat….***

Comments

  1. Sepertinya itu konsep tasawuf modern ya pak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kayaknya begitu Mbak. Istilah Tasawuf sendiri telah didefinisikan dg beragam makna. Seperti dikutip Alfan Alfian (2014:10), Tasawuf diartikan sebagai upaya yg berkelanjutan untuk membersihkan diri dari semua yg buruk atau jahat dalam rangka memperoleh kebajikan.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TANGGAP WACANA ATUR PAMBAGYA HARJA

Pada rangkaian acara resepsi pernikahan, keluarga yang mempunyai hajat (punya kerja), berkewajiban menyampaikan sambutan (tanggap wacana) selamat datang kepada seluruh hadirin. Dalam tatacara resepsi adat Jawa disebut Atur Pambagya Harja, atau atur pambagya wilujeng. Dalam sambutan ini, orang yang punya kerja akan mewakilkan kepada orang tertentu yang ditunjuk, biasanya ketua RT/RW, atau orang yang dituakan di lingkungannya. Nah, ketika menjadi ketua RT, saya pernah mendapat tugas untuk menyampaikan pidato (tanggap wacana) tersebut. ****** Berikut contoh / tuladha atur pambagya harja yang pernah saya sampaikan…. Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -        Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -        Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Allah SWT, Gusti Ingkang Mah

CONTOH ATUR PANAMPI PASRAH TEMANTEN SARIMBIT ACARA NGUNDUH MANTU

Bp-Ibu Bambang Sutopo  Assalamu'alaikum wrwb. 1.      Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.. 2.      Panjenenganipun Bapa Suwardi minangka sulih sarira saking Bapa Gito Suwarno-Ibu Tuginem, ingkang tuhu kinurmatan. 3.      Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang bagya mulya. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT - Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bp. Bambang Sutopo, S.Pd,  sekalian Ibu Jari, keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah saking kulawarga Bapa Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem. Ingkang sepisan , kula minangkani punapa ingkang dados kersanipun Bapa Bambang Sutopo sekalian dalasan sedaya kulawarga, ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bp Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem-sapendherek,  ingkang pidalem w onten ing   Dukuh Jenggrik,  Desa Purwosuman,  Kec. Sidoharjo, Kab Sragen. Kaping kalih , menggah salam taklim 

ATUR PASRAH BOYONG TEMANTEN KEKALIH

Salah satu rangkaian adat Jawa setelah melangsungkan resepsi pernikahan adalah, keluarga temanten perempuan memboyong kedua mempelai kepada keluarga orangtua mempelai laki-laki (besan).  Sebelum masuk rumah keluarga besan, diadakan acara “Atur Pasrah” dari keluarga mempelai perempuan, dan “Atur Panampi” dari keluarga besan. Berikut adalah tuladha (contoh) sederhana “Atur Pasrah” yang saya susun dan laksanakan. *** Assalamu ‘alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. * Para sesepuh pinisepuh ingkang dahat kinabekten ** Panjenenganipun Bp.Waluyo dalasan Ibu Sumarni ingkang kinurmatan *** P ara rawuh kakung putri ingkang bagya mulya . Kanti  ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Gusti Ingkang Moho Agung. Sowan kula mriki dipun saroyo dening panjenenganipun Bapa Haji Supriyadi, S.Pd dalasan Ibu Hajah Lasmi ingkang pidalem wonten Plumbungan Indah RT.27/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, kepareng matur

Pidato Kocak Dai Gokil

Humor sebagai salah satu bumbu komunikasi dalam berpidato hingga kini masih diakui kehebatannya. Ketrampilan   menyelipkan humor-humor segar dalam berpidato atau ceramah,   menjadi daya pikat tersendiri bagi audien atau pendengarnya sehingga membuat mereka betah mengikuti acara sampai selesai. Buku saku berjudul “Pidato-pidato Kocak ala Pesantren” karya Ustad Nadzirin (Mbah Rien) ini mungkin bisa menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menciptakan suasana segar dalam berpidato. Buku setebal   88 halaman yang diterbitkan oleh Mitra Gayatri Kediri (tanpa tahun) ini berisi contoh-contoh pidato penuh humor. Membaca buku yang menyajikan enam contoh pidato yang oleh penulisnya dimaksudkan untuk bekal dakwah   para dai gokil dan humoris ini saya ngakak abis .  Pengin tahu cuplikannya? Silahkan simak berikut ini. “Saudara dan saudari.  Baik eyang putra maupun eyang putri…Semua tanpa kecuali yang saya cintai… Meski kalian semua tidak merasa saya cintai…” “…..Allah tela

Atur Wangsulan Lamaran Calon Temanten

Meski tugas juru bicara untuk menyampaikan lamaran (pinangan) seperti yang saya tulis kemarin berlangsung 'glagepan' dan 'gobyoss', namun oleh beberapa teman,  saya dianggap 'sukses'.  "Bagus Pak. Sederhana dan 'cekak aos' apa yang menjadi inti," kata teman.  Tapi bagi saya pribadi, respon teman itu mungkin bisa diartikan lain. Sekedar untuk menyenangkan saya atau 'nyindir'. Namun tetap saya ucapkan terima kasih, karena memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman.  Betul. Beberapa hari setelah kejadian itu, saya diminta lagi untuk menjadi 'juru bicara' sebagai pihak yang harus menyampaikan jawaban/tanggapan atas lamaran di keluarga lain. Saya pun tak bisa mengelak. Karena waktunya sangat mendadak maka konsep saya tulis tangan dengan banyak coretan.  Seperti diketahui, setelah adanya lamaran dari keluarga pihak lelaki, biasannya diikuti dengan kunjungan balasan untuk  menyampaikan jawaban atau balasan.

ATUR PASRAH CALON TEMANTEN KAKUNG BADE IJAB ( Kanthi Prasaja ) )

Setelah dua kali mendapat mandat menjadi ‘talanging basa’ atau juru bicara untuk menyampaikan dan menerima ‘lamaran’ atau pinangan, dikesempatan lain ternyata saya ‘dipaksa’ lagi menjalani tugas untuk urusan adat Jawa. Kali ini, saya diminta salah satu keluarga untuk menjadi juru bicara ‘atur pasrah calon temanten kakung’ - pasrah calon mempelai pria, kepada calon besan menjelang acara ijab qabul. Permintaan tersebut saya jalani, meski, sekali lagi, dengan cara yang amat sederhana dan apa adanya. Pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim tidak menghalangi saya untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai bagian dari pengabdian di tengah masyarakat. ****** Berikut contoh atau tuladha apa yang saya sampaikan tersebut. Assalamu 'alaikum wr.wb. ·           *** Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.      *** Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. ·          *** Panjenenganipun Bapak Susilo ingkang hamikili Bapak Sukimin sek

Tanggap Wacana Basa Jawi dan Contoh Lamaran

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat, ternyata masih banyak orang tetap memegang teguh   dan ‘nguri-nguri’ (melestarikan) warisan ‘Budaya Jawa’. Salah satu warisan tersebut adalah ‘Tanggap Wacana Basa Jawi’ atau pidato bahasa jawa dalam acara-acara adat maupun ‘pasamuan’ (pertemuan) keluarga dan warga kampung, terutama   di ‘tlatah’ (daerah) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau di berbagai daerah di Indonesia yang terdapat komunitas atau kelompok masyarakat ‘Jawa’. Bagi sebagian orang, meski mereka hidup di lingkungan masyarakat berbudaya Jawa, tanggap wacana basa jawi (pidato bahasa jawa) sering dianggap momok karena sulit pengetrapannya. Ketidakmampuan mereka bisa karena sudah ngga peduli dengan bubaya jawa atau ngga mau belajar, sehingga keadaan sekarang ini ibarat ‘Wong Jowo Ilang Jawane’ – orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya sebagai orang Jawa. Namun bagi orang yang kebetulan di- tua -kan di li

ATUR PAMBAGYA HARJA WILUJENG

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -       Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -       Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha Kawasa, awit saking peparing ni’mat saha berkahipun, panjenengan dalasan kula saget makempal manunggal, wonten papan punika kanthi wilujeng mboten wonten alangan satunggal punapa. Para Rawuh Kakung Sumawana Putri ingkang minulya. Kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bapa Ignasius Sarono, S.Pd dalasan Ibu Dra. Christiana Sri Wahyuni Kustiasih, M.Pd , ingkang pidalem ing Plumbungan Indah Sragen, wonten kalenggahan punika kepareng matur : Sepisan , bilih Bapa Ibu Iganasius Sarono ngaturaken syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingakang Maha Kawasa, awit   saking Berkahi-pun, saha donga pangestu panjenengan sedaya, sampun kal

ATUR PANAMPI PASRAH CALON TEMANTEN BADE IJAB

Assalamu'alaikum wrwb. -    Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten. -    Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. -    Panjenenganipun Bapak….                  ingkang hamikili Bapak Karjiyono, SE, MM – Ibu Rr. Erniani Djihad Sismiyati (alm) ingkang tuhu kinurmatan. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka sulih salira saking panjenenganipun Bp. Haji Mulyono Raharjo, S.Pd, MM   sekalian Ibu Sri Sayekti, Sm,Hk keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah calon temanten kakung. Ingkang sepisan , kula minangkani Bapak Mulyono Raharjo sekalian, dalasan sedaya kulawarga ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bapak Karjiyono, sapendherek, ingkang pidalem wonten ing   Jombor Lor, RT.01/18, Kel. Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Ngayogyakarta Hadiningrat. Kaping kalih , menggah salam taklim Bp. Karjiyono sekalian lumantar panjenengan s