Skip to main content

Deparpolisasi (Bag.3) : Makna dan Dampaknya


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Deparpolisasi mempunyai arti  "pengurangan jumlah partai politik". Namun, bila ditelusuri lebih mendalam, kata deparpolisasi mempunyai arti yang sangat luas.

Deparpolisasi adalah gejala psikologis warga yang menghilangkan kepercayaan terhadap partai politik, dan enggan untuk mengidentifikasikan diri pada partai politik tertentu. Keengganan masyarakat terhadap partai politik berdampak pada tingkat partisipasi warga dalam pemilu.

Dalam sebuah pemilu yang demokratis, partisipasi politik warga adalah sebuah keniscayaan bagi kehidupan demokrasi. Demokrasi tanpa kehadiran rakyat (demos) adalah kesia-siaan. Keterlibatan warga  dipercaya sebagai partisipasi warga dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang diharapkan dapat menyelesaikan persoalan negara.

Dalam setiap pemilu di negara demokratis, dinamika partai politik akan menjadi preferensi warga dalam menentukan pilihan politik. Celakanya, jika dalam pemilu tidak ada partai yang berhasil menjadi “partai  idola” masyarakat, maka gejala “emoh” partai atau deparpolisasi akan terjadi.

Gejala deparpolisasi ini tentu sangat berdampak pada keikutsertaan warga dalam proses pemilu. Puncaknya, karena melihat partai yang tidak memberikan harapan kebaikan, maka golput adalah salah satu pilihan rasional masyarakat.

Istilah golput digunakan untuk menunjuk pada orang yang tidak menghadiri TPS sebagai aksi protes. Atau menghadiri TPS tetapi tidak menggunakan hak pilihnya secara benar. Golput bisa juga diartikan orang yang mengunakan hak pilihnya namun dengan jalan menusuk bagian putih dari kartu suara, atau menusuk seluruh tanda gambar yang ada sehingga tidak sah.

Golput atau tidak memilih dalam pemilu, bisa disebabkan beberapa hal. Pertama, disebabkan kendala teknis seperti persoalan Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan banyaknya pemilih yang tidak terdaftar. Kedua, alasan pragmatis, yaitu sikap antipati warga terhadap proses politik yang dinilai tidak memberikan untung dan perubahan dari pemilu. Ketiga, alasan ideologis, yakni ketidak sesuaian harapan warga terhadap calon dan partai politik.

Golput juga bisa dimaknai sebagai sikap protes atau penolakan terhadap mekanisme dan sistem yang sedang berjalan. Golput menjadi bagian dari sikap kritis yang menghendaki adanya perubahan sistem politik. Mencuatnya angka golput bisa dibaca bahwa masyarakat tidak peduli terhadap politik. Apatis. Golput mampu menyeruak menjadi basis atas ketidakpercayaan pada kader parpol.

Pernyataan keras Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, barangkali bisa kita jadikan tambahan referensi. Menurut Paloh, saat ini  ada persepsi negatif dari masyarakat terhadap partai politik. Persepsi masyarakat itu bahkan sudah sampai menganggap parpol sebagai pencoleng.
Sekarang yang  ada bukan hanya kritik, tapi sinisme. Bahkan, parpol gagal melakukan komunikasi yang cair terhadap pemilihnya. "Persepsi publik masih tempatkan parpol mau menang sendiri, sebagai sarang orang yang dianggap tahu arti idealisme, tapi sebenarnya pencoleng. Ini merisaukan," ujar Surya dalam pembukaan Rakorwil DPW Nasdem Aceh, di Banda Aceh, Sabtu (12/3).
Surya Paloh mengingatkan elite politik perihal tersebut. Dia berharap persepsi itu tidak hanya dijawab dengan retorika, melainkan harus dijawab dengan perilaku eliet politik. "Antara sikap dan ucapan harus sejalan. Kepada saudara dan sahabat yang ada dalam posisinya sebagai elite parpol, saya ingatkan persepsi publik terhadap parpol masih merisaukan kita," imbau bos Media Group itu.
Semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua.


Diolah dari berbagai sumber, antara lain :

Comments

  1. Betul... betul...betul... semoga ada keselarasan janji dan bukti dari para parpol ya pak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. itulah yang sekarang sulit kita temui di dunia parpol kita.

      Delete
  2. Tajam dan mengena bang.
    Lalu bagaimana dg "dugaan" perilaku Surya Paloh dlm kasus korupsi dana Bansos Sumut oleh Gatot Pujo?
    Yg telah menyeret petinggi Nasdem Patrice?
    Ah ... otak saya ndak nutut.
    Salam kenal bang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya belum bisa menganalis tentang perilaku Surya Paloh. Tetapi insyaallah besok pagi saya akan angkat tulisan mengenai 'etika politik'.
      Salam kenal kembali Mas.
      Semoga kita bisa saling belajar.

      Delete
  3. Wahh keren banget pak, aku jadi bisa belajar politik..^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau saya nulis tentang politik, artinya saya juga sedang belajar mengenai politik. Gitu ya Mbak...

      Delete
  4. Mungkinkah saya termasuk yangGapatis terhadap politik di negara inj yah pak. #mikir

    Karena mikirnya, kalau mau perubahan ya tidak bisa hanya andalkan penerintah saja. Melainkan harus dari diri sendiri . Bisa jadi karena tidak terllau kenal politik itu seperti apa ya.. ah jadi curhat. Hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya kira mbak Vinny nggak apatis thd politik. Buktinya masih bisa mikirin ttg kondisi pemerintahan yg lebih baik.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TANGGAP WACANA ATUR PAMBAGYA HARJA

Pada rangkaian acara resepsi pernikahan, keluarga yang mempunyai hajat (punya kerja), berkewajiban menyampaikan sambutan (tanggap wacana) selamat datang kepada seluruh hadirin. Dalam tatacara resepsi adat Jawa disebut Atur Pambagya Harja, atau atur pambagya wilujeng. Dalam sambutan ini, orang yang punya kerja akan mewakilkan kepada orang tertentu yang ditunjuk, biasanya ketua RT/RW, atau orang yang dituakan di lingkungannya. Nah, ketika menjadi ketua RT, saya pernah mendapat tugas untuk menyampaikan pidato (tanggap wacana) tersebut. ****** Berikut contoh / tuladha atur pambagya harja yang pernah saya sampaikan…. Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -        Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -        Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Allah SWT, Gusti Ingkang Mah

CONTOH ATUR PANAMPI PASRAH TEMANTEN SARIMBIT ACARA NGUNDUH MANTU

Bp-Ibu Bambang Sutopo  Assalamu'alaikum wrwb. 1.      Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.. 2.      Panjenenganipun Bapa Suwardi minangka sulih sarira saking Bapa Gito Suwarno-Ibu Tuginem, ingkang tuhu kinurmatan. 3.      Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang bagya mulya. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT - Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bp. Bambang Sutopo, S.Pd,  sekalian Ibu Jari, keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah saking kulawarga Bapa Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem. Ingkang sepisan , kula minangkani punapa ingkang dados kersanipun Bapa Bambang Sutopo sekalian dalasan sedaya kulawarga, ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bp Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem-sapendherek,  ingkang pidalem w onten ing   Dukuh Jenggrik,  Desa Purwosuman,  Kec. Sidoharjo, Kab Sragen. Kaping kalih , menggah salam taklim 

ATUR PASRAH BOYONG TEMANTEN KEKALIH

Salah satu rangkaian adat Jawa setelah melangsungkan resepsi pernikahan adalah, keluarga temanten perempuan memboyong kedua mempelai kepada keluarga orangtua mempelai laki-laki (besan).  Sebelum masuk rumah keluarga besan, diadakan acara “Atur Pasrah” dari keluarga mempelai perempuan, dan “Atur Panampi” dari keluarga besan. Berikut adalah tuladha (contoh) sederhana “Atur Pasrah” yang saya susun dan laksanakan. *** Assalamu ‘alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. * Para sesepuh pinisepuh ingkang dahat kinabekten ** Panjenenganipun Bp.Waluyo dalasan Ibu Sumarni ingkang kinurmatan *** P ara rawuh kakung putri ingkang bagya mulya . Kanti  ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Gusti Ingkang Moho Agung. Sowan kula mriki dipun saroyo dening panjenenganipun Bapa Haji Supriyadi, S.Pd dalasan Ibu Hajah Lasmi ingkang pidalem wonten Plumbungan Indah RT.27/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, kepareng matur

Pidato Kocak Dai Gokil

Humor sebagai salah satu bumbu komunikasi dalam berpidato hingga kini masih diakui kehebatannya. Ketrampilan   menyelipkan humor-humor segar dalam berpidato atau ceramah,   menjadi daya pikat tersendiri bagi audien atau pendengarnya sehingga membuat mereka betah mengikuti acara sampai selesai. Buku saku berjudul “Pidato-pidato Kocak ala Pesantren” karya Ustad Nadzirin (Mbah Rien) ini mungkin bisa menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menciptakan suasana segar dalam berpidato. Buku setebal   88 halaman yang diterbitkan oleh Mitra Gayatri Kediri (tanpa tahun) ini berisi contoh-contoh pidato penuh humor. Membaca buku yang menyajikan enam contoh pidato yang oleh penulisnya dimaksudkan untuk bekal dakwah   para dai gokil dan humoris ini saya ngakak abis .  Pengin tahu cuplikannya? Silahkan simak berikut ini. “Saudara dan saudari.  Baik eyang putra maupun eyang putri…Semua tanpa kecuali yang saya cintai… Meski kalian semua tidak merasa saya cintai…” “…..Allah tela

Atur Wangsulan Lamaran Calon Temanten

Meski tugas juru bicara untuk menyampaikan lamaran (pinangan) seperti yang saya tulis kemarin berlangsung 'glagepan' dan 'gobyoss', namun oleh beberapa teman,  saya dianggap 'sukses'.  "Bagus Pak. Sederhana dan 'cekak aos' apa yang menjadi inti," kata teman.  Tapi bagi saya pribadi, respon teman itu mungkin bisa diartikan lain. Sekedar untuk menyenangkan saya atau 'nyindir'. Namun tetap saya ucapkan terima kasih, karena memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman.  Betul. Beberapa hari setelah kejadian itu, saya diminta lagi untuk menjadi 'juru bicara' sebagai pihak yang harus menyampaikan jawaban/tanggapan atas lamaran di keluarga lain. Saya pun tak bisa mengelak. Karena waktunya sangat mendadak maka konsep saya tulis tangan dengan banyak coretan.  Seperti diketahui, setelah adanya lamaran dari keluarga pihak lelaki, biasannya diikuti dengan kunjungan balasan untuk  menyampaikan jawaban atau balasan.

ATUR PASRAH CALON TEMANTEN KAKUNG BADE IJAB ( Kanthi Prasaja ) )

Setelah dua kali mendapat mandat menjadi ‘talanging basa’ atau juru bicara untuk menyampaikan dan menerima ‘lamaran’ atau pinangan, dikesempatan lain ternyata saya ‘dipaksa’ lagi menjalani tugas untuk urusan adat Jawa. Kali ini, saya diminta salah satu keluarga untuk menjadi juru bicara ‘atur pasrah calon temanten kakung’ - pasrah calon mempelai pria, kepada calon besan menjelang acara ijab qabul. Permintaan tersebut saya jalani, meski, sekali lagi, dengan cara yang amat sederhana dan apa adanya. Pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim tidak menghalangi saya untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai bagian dari pengabdian di tengah masyarakat. ****** Berikut contoh atau tuladha apa yang saya sampaikan tersebut. Assalamu 'alaikum wr.wb. ·           *** Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.      *** Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. ·          *** Panjenenganipun Bapak Susilo ingkang hamikili Bapak Sukimin sek

Tanggap Wacana Basa Jawi dan Contoh Lamaran

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat, ternyata masih banyak orang tetap memegang teguh   dan ‘nguri-nguri’ (melestarikan) warisan ‘Budaya Jawa’. Salah satu warisan tersebut adalah ‘Tanggap Wacana Basa Jawi’ atau pidato bahasa jawa dalam acara-acara adat maupun ‘pasamuan’ (pertemuan) keluarga dan warga kampung, terutama   di ‘tlatah’ (daerah) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau di berbagai daerah di Indonesia yang terdapat komunitas atau kelompok masyarakat ‘Jawa’. Bagi sebagian orang, meski mereka hidup di lingkungan masyarakat berbudaya Jawa, tanggap wacana basa jawi (pidato bahasa jawa) sering dianggap momok karena sulit pengetrapannya. Ketidakmampuan mereka bisa karena sudah ngga peduli dengan bubaya jawa atau ngga mau belajar, sehingga keadaan sekarang ini ibarat ‘Wong Jowo Ilang Jawane’ – orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya sebagai orang Jawa. Namun bagi orang yang kebetulan di- tua -kan di li

ATUR PAMBAGYA HARJA WILUJENG

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -       Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -       Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha Kawasa, awit saking peparing ni’mat saha berkahipun, panjenengan dalasan kula saget makempal manunggal, wonten papan punika kanthi wilujeng mboten wonten alangan satunggal punapa. Para Rawuh Kakung Sumawana Putri ingkang minulya. Kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bapa Ignasius Sarono, S.Pd dalasan Ibu Dra. Christiana Sri Wahyuni Kustiasih, M.Pd , ingkang pidalem ing Plumbungan Indah Sragen, wonten kalenggahan punika kepareng matur : Sepisan , bilih Bapa Ibu Iganasius Sarono ngaturaken syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingakang Maha Kawasa, awit   saking Berkahi-pun, saha donga pangestu panjenengan sedaya, sampun kal

ATUR PANAMPI PASRAH CALON TEMANTEN BADE IJAB

Assalamu'alaikum wrwb. -    Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten. -    Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. -    Panjenenganipun Bapak….                  ingkang hamikili Bapak Karjiyono, SE, MM – Ibu Rr. Erniani Djihad Sismiyati (alm) ingkang tuhu kinurmatan. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka sulih salira saking panjenenganipun Bp. Haji Mulyono Raharjo, S.Pd, MM   sekalian Ibu Sri Sayekti, Sm,Hk keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah calon temanten kakung. Ingkang sepisan , kula minangkani Bapak Mulyono Raharjo sekalian, dalasan sedaya kulawarga ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bapak Karjiyono, sapendherek, ingkang pidalem wonten ing   Jombor Lor, RT.01/18, Kel. Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Ngayogyakarta Hadiningrat. Kaping kalih , menggah salam taklim Bp. Karjiyono sekalian lumantar panjenengan s