Skip to main content

Meluruskan Peran Siti Rahmani “Ini Budi”


Siti Rahmani Rauf. (Sumber foto: Google Image)
Informasi atas meninggalnya Siti Rahmani Rauf yang diberitakan sebagai penyusun buku “Ini Budi” pertama kali saya peroleh dari seorang teman melalui WhatsApp (WA) Group flpsoloraya.com, Rabu (11/5/2016) sekitar pukul 14.30. Info itu berbunyi :

Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'uun.
Telah wafat tadi malam Selasa10 Mei 2016 pkl. 21.20 WIB Ibu Siti Rahmani Rauf di usia 96 thn.
Almarhumah adalah penyusun buku belajar membaca *_"Ini Budi"..._*
Beliau adalah pahlawan kita utk bisa membaca dan menulis WA / SMS hari ini.
Semoga almarhumah husnul khotimah.

Di bawah tulisan tersebut disertakan sebuah foto Siti Rahmani Rauf dengan latarbelakang salah satu karyanya.

Tanpa berpikir panjang informasi itu langsung saya sebar melalui WA Group One Day One Post (ODOP)-2. Informasi itu mendapat respon luar biasa dari teman-teman anggota ODOP. Bahkan anggota ODOP asal Bandung, Nychken Gilang Bedy Setiawan, langsung menyebarkan informasi itu melalui akun facebooknya. Hal serupa dilakukan oleh seorang teman dari Surabaya, Heru Sang Mahadewa. Apa yang dilakukan dua teman tersebut direspon ratusan netizens.

Sementara itu, informasi meninggalnya tokoh “Ini Budi” itu dalam waktu singkat telah menyebar luas melalui media sosial lain sehingga menjadi trending topic di dunia maya.  Hampir semuanya menyatakan bahwa Siti Rahmani Rauf adalah penulis buku panduan Belajar Membaca dan Menulis yang populer dengan metode belajar “Ini Budi.”

Rancu

Ternyata, informasi yang telah tersebar luas ( sampai 2 jutaan kali disebut) yang menganggap Siti Rahmani Rauf adalah penulis buku paket pelajaran, dinilai rancu oleh Bandung Mawardi, seorang kritikus sastra di Solo. 

Dalam tulisannya di harian Solopos, Jumat (13/5/2016) Bandung Mawardi mengungkapkan, keluarganya meluruskan bahwa Siti Rahmani Rauf adalah pembuat alat peraga bersumber dari buku terbitan pemerintah (Kompas, 12 Mei 2016). Keterangan itu, lanjutnya, penting bagi kita untuk membedakan peran dalam alur pendidikan di Indonesia.

Bandung Mawardi menyatakan, Siti Rahmani Rauf adalah pembuat alat peraga, bukan pembuat materi dalam buku paket pelajaran bahasa Indonesaia untuk SD. Alat peraga itu berupa lima gambar mengenai keluarga Budi. Para tokoh adalah Budi, ayah Budi, ibu Budi, kakak Budi, dan adik Budi. Penggunaan nama Budi bersumber pada buku pelajaran garapan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang terbit pada tahun 1976 berjudul Bahasa Indonesia : Belajar Membaca dan Menulis.

Buku itu digunakan oleh Siti Rahmani Rauf untuk membuat alat peraga agar murid tertarik dalam usaha bisa membaca dan menulis. Alat peraga jadi rangsangan untuk belajar dalam suasana gembira. Karya itu menempatkan Siti Rahmani Rauf sebagai sosok berpengaruh dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. Buku pelajaran dan alat peraga memungkinkan jutaan anak Indonesia melek aksara, bermula dari jenjang sekolah dasar.

Seperti dikutip Bandung Mawardi, jasa besar Siti Rahmani Rauf mendapat pujian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan yang menyatakan, “Beliau wafat meninggalkan aliran pahala besar, meninggalkan sidik jari menempel di benak jutaan anak Indonesia” (Koran Tempo, 12 Mei 2016).

Tak Meminta Bayaran

Siti Rahmani Rauf yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 5 Juni 1919 adalah seorang pendidik dan pembuat alat peraga pelajaran Bahasa Indonesia “Ini Budi” pada era 1980-an. Ia menggunakan tokoh Budi yang kemudian menjadi terkenal di Indonesia.


Metode pembelajaran bahasa yang sekaligus menggunakan alat peraga, yang disebut Struktur Analitik Sintesis (SAS) Bahasa Indonesia tersebut dianggap menyenangkan bagi siswa SD pada masa itu sehingga membantu para murid menjadi lebih cepat bisa membaca.

Buku peraga Ini Budi yang sangat populer itu kemudian digunakan di hampir seluruh kota di Indonesia. "Ini Budi, ini ibu Budi, ini bapak Budi" menjadi kalimat yang terkenal pada era 1980-1990-an

Siti Rahmani yang telah mengajar sebagai guru sejak tahun 1937 itu mengerjakan buku tersebut pada awal tahun 1980-an setelah ditawari oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ketika ia sudah pensiun sebagai Kepala Sekolah SDN Tanah Abang 5, Jakarta Pusat, pada tahun 1976.

Tawaran tersebut ia terima tanpa meminta bayaran, semata-mata karena kecintaannya pada dunia pendidikan.

Semoga bermanfaat. 

Comments

  1. Wah...baru ramai di bahas setelah orangnya tiada.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya dek. Itulah manusia... menjadi pelajaran bagi manusia lainnya...

      Delete
  2. di Indonesia selalu begitu, kurang dihargai

    ReplyDelete
    Replies
    1. makanya orang melakukan perbuatan baik harus ikhlas.

      Delete
  3. Benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa

    ReplyDelete
  4. Semoga menjadi amal jariyah. insya allah.

    ReplyDelete
  5. makasih infonya pak ����

    ReplyDelete
  6. Terimakasih atas klarifikasinya, pak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Bang. saya belajar dari Bang Syaiha yang selalu menebar kebaikan..

      Delete
  7. Semoga jadi laham amal buat beliau..., maturnuwun info lengkapnya pak :)

    ReplyDelete
  8. Semoga jadi laham amal buat beliau..., maturnuwun info lengkapnya pak :)

    ReplyDelete
  9. Luar biasa ibu Siti Rahmani. Mati meninggalkan kenangan yang manis, pelajaran yang berharga untuk banyak orang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga kita bisa meneruskan perjuangan beliau..

      Delete
  10. Tetap menjadi pahlawan kita.
    Luar biasa detail juga klarifikasi Pak Parto ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ingin seperti mas Heru ketika menelusuri sejarah mahapatih Gadjahmada itu...

      Delete
  11. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  12. Assalamu'alaikum. Pak Parto, luarbiasa blog dan tulisan-tulisannya. Layak sebagai sumber belajar. Saya baru saja membuat blog http://cokroaminotomenulis.blogspot.com , isinya lebih banyak tulisan biografi. Meskipun secara teknik menulis biografi saya tidak tahu. Untuk itu, sekiranya ada waktu luang Pak Parto atau juga rekan-rekan lain bersedia mewakafkan waktu dan pengetahuannya, saya undang untuk memberi koreksi dan perbaikan terutama dalam teknik penulisan. Terimakasih Pak Parto

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mas Cokro atas kunjungannya. Saya sudah buka Blog mas Cokro, isinya cukup bagus dan inspiratif. Hanya perlu perbaikan dalam hal format. terutama paragrafnya terlalu panjang-panjang.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TANGGAP WACANA ATUR PAMBAGYA HARJA

Pada rangkaian acara resepsi pernikahan, keluarga yang mempunyai hajat (punya kerja), berkewajiban menyampaikan sambutan (tanggap wacana) selamat datang kepada seluruh hadirin. Dalam tatacara resepsi adat Jawa disebut Atur Pambagya Harja, atau atur pambagya wilujeng. Dalam sambutan ini, orang yang punya kerja akan mewakilkan kepada orang tertentu yang ditunjuk, biasanya ketua RT/RW, atau orang yang dituakan di lingkungannya. Nah, ketika menjadi ketua RT, saya pernah mendapat tugas untuk menyampaikan pidato (tanggap wacana) tersebut. ****** Berikut contoh / tuladha atur pambagya harja yang pernah saya sampaikan…. Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -        Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -        Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Allah SWT, Gusti Ingkang Mah

CONTOH ATUR PANAMPI PASRAH TEMANTEN SARIMBIT ACARA NGUNDUH MANTU

Bp-Ibu Bambang Sutopo  Assalamu'alaikum wrwb. 1.      Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.. 2.      Panjenenganipun Bapa Suwardi minangka sulih sarira saking Bapa Gito Suwarno-Ibu Tuginem, ingkang tuhu kinurmatan. 3.      Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang bagya mulya. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT - Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bp. Bambang Sutopo, S.Pd,  sekalian Ibu Jari, keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah saking kulawarga Bapa Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem. Ingkang sepisan , kula minangkani punapa ingkang dados kersanipun Bapa Bambang Sutopo sekalian dalasan sedaya kulawarga, ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bp Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem-sapendherek,  ingkang pidalem w onten ing   Dukuh Jenggrik,  Desa Purwosuman,  Kec. Sidoharjo, Kab Sragen. Kaping kalih , menggah salam taklim 

ATUR PASRAH BOYONG TEMANTEN KEKALIH

Salah satu rangkaian adat Jawa setelah melangsungkan resepsi pernikahan adalah, keluarga temanten perempuan memboyong kedua mempelai kepada keluarga orangtua mempelai laki-laki (besan).  Sebelum masuk rumah keluarga besan, diadakan acara “Atur Pasrah” dari keluarga mempelai perempuan, dan “Atur Panampi” dari keluarga besan. Berikut adalah tuladha (contoh) sederhana “Atur Pasrah” yang saya susun dan laksanakan. *** Assalamu ‘alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. * Para sesepuh pinisepuh ingkang dahat kinabekten ** Panjenenganipun Bp.Waluyo dalasan Ibu Sumarni ingkang kinurmatan *** P ara rawuh kakung putri ingkang bagya mulya . Kanti  ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Gusti Ingkang Moho Agung. Sowan kula mriki dipun saroyo dening panjenenganipun Bapa Haji Supriyadi, S.Pd dalasan Ibu Hajah Lasmi ingkang pidalem wonten Plumbungan Indah RT.27/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, kepareng matur

Pidato Kocak Dai Gokil

Humor sebagai salah satu bumbu komunikasi dalam berpidato hingga kini masih diakui kehebatannya. Ketrampilan   menyelipkan humor-humor segar dalam berpidato atau ceramah,   menjadi daya pikat tersendiri bagi audien atau pendengarnya sehingga membuat mereka betah mengikuti acara sampai selesai. Buku saku berjudul “Pidato-pidato Kocak ala Pesantren” karya Ustad Nadzirin (Mbah Rien) ini mungkin bisa menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menciptakan suasana segar dalam berpidato. Buku setebal   88 halaman yang diterbitkan oleh Mitra Gayatri Kediri (tanpa tahun) ini berisi contoh-contoh pidato penuh humor. Membaca buku yang menyajikan enam contoh pidato yang oleh penulisnya dimaksudkan untuk bekal dakwah   para dai gokil dan humoris ini saya ngakak abis .  Pengin tahu cuplikannya? Silahkan simak berikut ini. “Saudara dan saudari.  Baik eyang putra maupun eyang putri…Semua tanpa kecuali yang saya cintai… Meski kalian semua tidak merasa saya cintai…” “…..Allah tela

Atur Wangsulan Lamaran Calon Temanten

Meski tugas juru bicara untuk menyampaikan lamaran (pinangan) seperti yang saya tulis kemarin berlangsung 'glagepan' dan 'gobyoss', namun oleh beberapa teman,  saya dianggap 'sukses'.  "Bagus Pak. Sederhana dan 'cekak aos' apa yang menjadi inti," kata teman.  Tapi bagi saya pribadi, respon teman itu mungkin bisa diartikan lain. Sekedar untuk menyenangkan saya atau 'nyindir'. Namun tetap saya ucapkan terima kasih, karena memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman.  Betul. Beberapa hari setelah kejadian itu, saya diminta lagi untuk menjadi 'juru bicara' sebagai pihak yang harus menyampaikan jawaban/tanggapan atas lamaran di keluarga lain. Saya pun tak bisa mengelak. Karena waktunya sangat mendadak maka konsep saya tulis tangan dengan banyak coretan.  Seperti diketahui, setelah adanya lamaran dari keluarga pihak lelaki, biasannya diikuti dengan kunjungan balasan untuk  menyampaikan jawaban atau balasan.

ATUR PASRAH CALON TEMANTEN KAKUNG BADE IJAB ( Kanthi Prasaja ) )

Setelah dua kali mendapat mandat menjadi ‘talanging basa’ atau juru bicara untuk menyampaikan dan menerima ‘lamaran’ atau pinangan, dikesempatan lain ternyata saya ‘dipaksa’ lagi menjalani tugas untuk urusan adat Jawa. Kali ini, saya diminta salah satu keluarga untuk menjadi juru bicara ‘atur pasrah calon temanten kakung’ - pasrah calon mempelai pria, kepada calon besan menjelang acara ijab qabul. Permintaan tersebut saya jalani, meski, sekali lagi, dengan cara yang amat sederhana dan apa adanya. Pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim tidak menghalangi saya untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai bagian dari pengabdian di tengah masyarakat. ****** Berikut contoh atau tuladha apa yang saya sampaikan tersebut. Assalamu 'alaikum wr.wb. ·           *** Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.      *** Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. ·          *** Panjenenganipun Bapak Susilo ingkang hamikili Bapak Sukimin sek

Tanggap Wacana Basa Jawi dan Contoh Lamaran

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat, ternyata masih banyak orang tetap memegang teguh   dan ‘nguri-nguri’ (melestarikan) warisan ‘Budaya Jawa’. Salah satu warisan tersebut adalah ‘Tanggap Wacana Basa Jawi’ atau pidato bahasa jawa dalam acara-acara adat maupun ‘pasamuan’ (pertemuan) keluarga dan warga kampung, terutama   di ‘tlatah’ (daerah) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau di berbagai daerah di Indonesia yang terdapat komunitas atau kelompok masyarakat ‘Jawa’. Bagi sebagian orang, meski mereka hidup di lingkungan masyarakat berbudaya Jawa, tanggap wacana basa jawi (pidato bahasa jawa) sering dianggap momok karena sulit pengetrapannya. Ketidakmampuan mereka bisa karena sudah ngga peduli dengan bubaya jawa atau ngga mau belajar, sehingga keadaan sekarang ini ibarat ‘Wong Jowo Ilang Jawane’ – orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya sebagai orang Jawa. Namun bagi orang yang kebetulan di- tua -kan di li

ATUR PAMBAGYA HARJA WILUJENG

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -       Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -       Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha Kawasa, awit saking peparing ni’mat saha berkahipun, panjenengan dalasan kula saget makempal manunggal, wonten papan punika kanthi wilujeng mboten wonten alangan satunggal punapa. Para Rawuh Kakung Sumawana Putri ingkang minulya. Kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bapa Ignasius Sarono, S.Pd dalasan Ibu Dra. Christiana Sri Wahyuni Kustiasih, M.Pd , ingkang pidalem ing Plumbungan Indah Sragen, wonten kalenggahan punika kepareng matur : Sepisan , bilih Bapa Ibu Iganasius Sarono ngaturaken syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingakang Maha Kawasa, awit   saking Berkahi-pun, saha donga pangestu panjenengan sedaya, sampun kal

ATUR PANAMPI PASRAH CALON TEMANTEN BADE IJAB

Assalamu'alaikum wrwb. -    Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten. -    Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. -    Panjenenganipun Bapak….                  ingkang hamikili Bapak Karjiyono, SE, MM – Ibu Rr. Erniani Djihad Sismiyati (alm) ingkang tuhu kinurmatan. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka sulih salira saking panjenenganipun Bp. Haji Mulyono Raharjo, S.Pd, MM   sekalian Ibu Sri Sayekti, Sm,Hk keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah calon temanten kakung. Ingkang sepisan , kula minangkani Bapak Mulyono Raharjo sekalian, dalasan sedaya kulawarga ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bapak Karjiyono, sapendherek, ingkang pidalem wonten ing   Jombor Lor, RT.01/18, Kel. Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Ngayogyakarta Hadiningrat. Kaping kalih , menggah salam taklim Bp. Karjiyono sekalian lumantar panjenengan s