Skip to main content

Orang Asing Yang Saya Kenal (Bag.4)


Cinta Selina pada Indonesia
Selina ikut  batik carnival



Oleh : Suparto

       Apa yang terbayang didalam pikiran Selina Denise Trapp, seorang gadis Jerman ini sehingga ia begitu mencintai Indonesia? Ia sulit mengungkapkan dengan kata-kata. Namun faktanya, meski baru dua bulan tinggal di Sragen Jawa Tengah, jiwa raganya seolah telah menyatu dengan alam, masyarakat dan budaya negeri yang subur makmur ini. Berikut lanjutan catatan harian saya.

*****

Selina bersama anak-anak dan alam Indonesia yang ramah
*****
       Ketika suatu malam saya menemuinya di rumah Pak Warjito, kampung Mojomulyo Sragen Kulon, Selina amat luwes menyambut kedatangan saya dengan ucapan, “Sugeng ndalu Pak Parto.” Saya jadi tersipu. Kalah luwes dengan Selina.

Bagi Pak Warjito dan isterinya, Dra. Amin Sarwati, M.Pd,  Selina sudah menjadi bagian dari keluarganya, yang menambah keceriaan bersama dua orang putra-putrinya. Selina terlihat begitu lahap menikmati makan malam seadanya dengan menu sayur oseng-oseng kangkung dan tempe goreng. Usai makan, ia pun tak canggung ikut mencuci piring dan kegiatan rumah lainnya.

Selina, gadis kelahiran kota Erick Irch, Jerman, 20 Juni 1993 ini, berada di Sragen untuk menjalani tugas sebagai volunteer (relawan asing) di SMP Negeri 1 Gemolong yang kala itu dipimpin Warjito. Selina melakukan kegiatan pendampingan bagi guru bahasa Inggris terutama dalam memotivasi belajar para siswa dan tukar budaya, hingga tujuh bulan.

       Awalnya, Selina tinggal bersama keluarga Wiyono, M.Pd, guru bahasa Inggris SMPN 1  Gemolong. Namun karena keluarga Wiyono menunaikan ibadah haji, Selina ikut keluarga Warjito di kota Sragen. Jarak sekitar 30 kilometer yang harus ditempuh setiap hari dari Kota Sragen ke Gemolong, tak membuat Selina mengeluh. Justru perjalanan ini dirasakannya sebagai kebahagiaan tersendiri, karena bisa menikmati indahnya alam Indonesia bersama keramahan masyarakat Sragen yang dijumpainya.

       Selama tinggal bersama keluarga Warjito sebagai Host Family, Selina cepat sekali beradaptasi dengan lingkungan baru. Sadar jarak ke tempat tugas cukup jauh, pukul 04.00 ia sudah bangun pagi untuk mempersiapkan diri. Kadang, ia berangkat bersama Warjito, tapi lebih sering bareng Amin Sarwati.

       Kebetulan isteri Warjito ini menjadi guru Matematika di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sragen di Kalijambe yang sudah dijalaninya selama 15 tahun. Karena satu jalur, Amin Sarwati kerap berangkat pagi bersama Selina dengan naik bus umum.

       Pernah suatu hari, karena terburu-buru, Selina belum sempat sarapan. Akhirnya Selina membawa makanan dimasukkan kedalam stoples seperti anak kecil, dan dinikmatinya dalam perjalanan naik bus.

       Di lingkungan keluarganya, Warjito dan Amin Sarwati dengan tekun dan sabar mendampingi dan mengajak Selina dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Seperti ikut Takziyah, pertemuan ibu-ibu PKK, atau membantu Amin Sarwati membimbing belajar kelompok bagi anak-anak di kampungnya.

       Bagaimana kesan Selina tentang Indonesia yang diamatinya melalui Kabupaten Sragen ini?

“Luar biasa, I love Indonesia,” kata Selina.

Ungkapan Selina ini dibuktikan dalam hidup keseharian. Hampir semua hal yang dilihat dan dirasakan tentang Indonesia, dengan antusias diamati, dan dicoba diterapkan. Di luar tugas misalnya, sebisa mungkin ia berkomunikasi dengan orang yang dijumpainya dalam bahasa Indonesia meski harus bersusah payah diucapkan.


       Ketika siswa-siswi SMPN 1 Gemolong memainkan perangkat gamelan kerawitan misalnya, ia seperti tak berkedip mengamati dan menikmatinya. Dengan penasaran, ia pun ingin mencoba menabuh Kendang. Di kesempatan yang lain, dengan alat musik Saksofon, meski baru tiga kali latihan, Selina sudah terampil mengiringi lagu Bengawan Solo dan Suwe Ora Jamu.

       Saat berlangsung karnaval budaya memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Agustus, Selina dengan pakaian adat jawa, kebaya, terlihat berbaur bersama ribuan masyarakat, berkeliling kota Gemolong.

       Malam Minggu. Bersama keluarga Warjito, Selina menikmati pagelaran spektakuler sendratari Ramayana di komplek Candi Prambanan. Di saat yang lain, saya sempat bertemu ketika bersama-sama nonton pagelaran wayang kulit di Alun-alun Sragen.

Selina juga terlihat enjoy saja ketika tampil di ruang siaran Radio Buana Asri FM untuk mengisi acara ngobrol bareng penyiar dan menyapa pendengar.

Ngobrol di studio Radio Buana Asri FM
       Ketika membuka-buka buku peta, ia menyatakan,  wilayah Indonesia itu sangat luas. Namun ia punya keinginan kuat untuk bisa berkeliling di pelosok Indonesia, agar kecintaannya kepada nusantara makin mendalam. Beragam budaya, keramahan penduduk, keindahan alam dan seribu satu kisah tentang Indonesia membuat hati Selina bergejolak untuk segera tahu segalanya.

       Selina, kini sepertinya lebih banyak tahu tentang Indonesia daripada saya. Meski baru dua bulan, ia sudah lancar berbahasa Indonesia, sehingga ia lebih sreg dikenal sebagai orang Indonesia. Selina nampak lebih Njawani daripada orang Jawa. Ia  bahkan mulai belajar tentang kerukunan hidup, sopan santun, dan tatakrama dalam tata kehidupan sosial di Indonesia, khususnya di Sragen.  
*****
       Jum’at malam. Ketika kami bertemu di sebuah warung bakmi di pinggiran jalan raya Sukowati Sragen, Selina menyapa dan mempersilahkan saya, “sugeng ndalu, monggo lenggah,” – selamat malam, silahkan duduk,” katanya dengan bahasa jawa halus.

Wong Ndeso bersama Selina dan Livia usai makan bakmi
       Malam itu, Selina mengajak seorang temannya, Livia Zoe Michel (18), gadis Swiss yang baru seminggu di Indonesia.

     Hujan deras yang baru saja mengguyur kota Sragen malam itu, menambah dinginnya suasana. Namun Mie rebus yang kami santap terasa begitu nikmat dan segar sehingga tubuh menjadi hangat. Sehangat dan seindah kenangan bersama Selina dan Livia Zoe Michel.

-      bersambung –

#OneDayOnePost

Comments

  1. Jadi terharu, Oran asing yg cinta indonesia

    ReplyDelete
  2. Kapan yaa punya kenalan kondo seperti bapak..hehe..

    ReplyDelete
  3. Kapan yaa punya kenalan kondo seperti bapak..hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sendiri gak nyangka bisa begitu. jadi kenangan hidup..

      Delete
  4. Merinding pak parto... Ternyata kalah cinta Indonesia saya, hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. jadi introspeksi dan tantangan bagi kita, orang Indonesia

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TANGGAP WACANA ATUR PAMBAGYA HARJA

Pada rangkaian acara resepsi pernikahan, keluarga yang mempunyai hajat (punya kerja), berkewajiban menyampaikan sambutan (tanggap wacana) selamat datang kepada seluruh hadirin. Dalam tatacara resepsi adat Jawa disebut Atur Pambagya Harja, atau atur pambagya wilujeng. Dalam sambutan ini, orang yang punya kerja akan mewakilkan kepada orang tertentu yang ditunjuk, biasanya ketua RT/RW, atau orang yang dituakan di lingkungannya. Nah, ketika menjadi ketua RT, saya pernah mendapat tugas untuk menyampaikan pidato (tanggap wacana) tersebut. ****** Berikut contoh / tuladha atur pambagya harja yang pernah saya sampaikan…. Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -        Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -        Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Allah SWT, Gusti Ingkang Mah

CONTOH ATUR PANAMPI PASRAH TEMANTEN SARIMBIT ACARA NGUNDUH MANTU

Bp-Ibu Bambang Sutopo  Assalamu'alaikum wrwb. 1.      Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.. 2.      Panjenenganipun Bapa Suwardi minangka sulih sarira saking Bapa Gito Suwarno-Ibu Tuginem, ingkang tuhu kinurmatan. 3.      Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang bagya mulya. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT - Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bp. Bambang Sutopo, S.Pd,  sekalian Ibu Jari, keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah saking kulawarga Bapa Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem. Ingkang sepisan , kula minangkani punapa ingkang dados kersanipun Bapa Bambang Sutopo sekalian dalasan sedaya kulawarga, ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bp Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem-sapendherek,  ingkang pidalem w onten ing   Dukuh Jenggrik,  Desa Purwosuman,  Kec. Sidoharjo, Kab Sragen. Kaping kalih , menggah salam taklim 

ATUR PASRAH BOYONG TEMANTEN KEKALIH

Salah satu rangkaian adat Jawa setelah melangsungkan resepsi pernikahan adalah, keluarga temanten perempuan memboyong kedua mempelai kepada keluarga orangtua mempelai laki-laki (besan).  Sebelum masuk rumah keluarga besan, diadakan acara “Atur Pasrah” dari keluarga mempelai perempuan, dan “Atur Panampi” dari keluarga besan. Berikut adalah tuladha (contoh) sederhana “Atur Pasrah” yang saya susun dan laksanakan. *** Assalamu ‘alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. * Para sesepuh pinisepuh ingkang dahat kinabekten ** Panjenenganipun Bp.Waluyo dalasan Ibu Sumarni ingkang kinurmatan *** P ara rawuh kakung putri ingkang bagya mulya . Kanti  ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Gusti Ingkang Moho Agung. Sowan kula mriki dipun saroyo dening panjenenganipun Bapa Haji Supriyadi, S.Pd dalasan Ibu Hajah Lasmi ingkang pidalem wonten Plumbungan Indah RT.27/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, kepareng matur

Pidato Kocak Dai Gokil

Humor sebagai salah satu bumbu komunikasi dalam berpidato hingga kini masih diakui kehebatannya. Ketrampilan   menyelipkan humor-humor segar dalam berpidato atau ceramah,   menjadi daya pikat tersendiri bagi audien atau pendengarnya sehingga membuat mereka betah mengikuti acara sampai selesai. Buku saku berjudul “Pidato-pidato Kocak ala Pesantren” karya Ustad Nadzirin (Mbah Rien) ini mungkin bisa menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menciptakan suasana segar dalam berpidato. Buku setebal   88 halaman yang diterbitkan oleh Mitra Gayatri Kediri (tanpa tahun) ini berisi contoh-contoh pidato penuh humor. Membaca buku yang menyajikan enam contoh pidato yang oleh penulisnya dimaksudkan untuk bekal dakwah   para dai gokil dan humoris ini saya ngakak abis .  Pengin tahu cuplikannya? Silahkan simak berikut ini. “Saudara dan saudari.  Baik eyang putra maupun eyang putri…Semua tanpa kecuali yang saya cintai… Meski kalian semua tidak merasa saya cintai…” “…..Allah tela

Atur Wangsulan Lamaran Calon Temanten

Meski tugas juru bicara untuk menyampaikan lamaran (pinangan) seperti yang saya tulis kemarin berlangsung 'glagepan' dan 'gobyoss', namun oleh beberapa teman,  saya dianggap 'sukses'.  "Bagus Pak. Sederhana dan 'cekak aos' apa yang menjadi inti," kata teman.  Tapi bagi saya pribadi, respon teman itu mungkin bisa diartikan lain. Sekedar untuk menyenangkan saya atau 'nyindir'. Namun tetap saya ucapkan terima kasih, karena memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman.  Betul. Beberapa hari setelah kejadian itu, saya diminta lagi untuk menjadi 'juru bicara' sebagai pihak yang harus menyampaikan jawaban/tanggapan atas lamaran di keluarga lain. Saya pun tak bisa mengelak. Karena waktunya sangat mendadak maka konsep saya tulis tangan dengan banyak coretan.  Seperti diketahui, setelah adanya lamaran dari keluarga pihak lelaki, biasannya diikuti dengan kunjungan balasan untuk  menyampaikan jawaban atau balasan.

ATUR PASRAH CALON TEMANTEN KAKUNG BADE IJAB ( Kanthi Prasaja ) )

Setelah dua kali mendapat mandat menjadi ‘talanging basa’ atau juru bicara untuk menyampaikan dan menerima ‘lamaran’ atau pinangan, dikesempatan lain ternyata saya ‘dipaksa’ lagi menjalani tugas untuk urusan adat Jawa. Kali ini, saya diminta salah satu keluarga untuk menjadi juru bicara ‘atur pasrah calon temanten kakung’ - pasrah calon mempelai pria, kepada calon besan menjelang acara ijab qabul. Permintaan tersebut saya jalani, meski, sekali lagi, dengan cara yang amat sederhana dan apa adanya. Pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim tidak menghalangi saya untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai bagian dari pengabdian di tengah masyarakat. ****** Berikut contoh atau tuladha apa yang saya sampaikan tersebut. Assalamu 'alaikum wr.wb. ·           *** Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.      *** Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. ·          *** Panjenenganipun Bapak Susilo ingkang hamikili Bapak Sukimin sek

Tanggap Wacana Basa Jawi dan Contoh Lamaran

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat, ternyata masih banyak orang tetap memegang teguh   dan ‘nguri-nguri’ (melestarikan) warisan ‘Budaya Jawa’. Salah satu warisan tersebut adalah ‘Tanggap Wacana Basa Jawi’ atau pidato bahasa jawa dalam acara-acara adat maupun ‘pasamuan’ (pertemuan) keluarga dan warga kampung, terutama   di ‘tlatah’ (daerah) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau di berbagai daerah di Indonesia yang terdapat komunitas atau kelompok masyarakat ‘Jawa’. Bagi sebagian orang, meski mereka hidup di lingkungan masyarakat berbudaya Jawa, tanggap wacana basa jawi (pidato bahasa jawa) sering dianggap momok karena sulit pengetrapannya. Ketidakmampuan mereka bisa karena sudah ngga peduli dengan bubaya jawa atau ngga mau belajar, sehingga keadaan sekarang ini ibarat ‘Wong Jowo Ilang Jawane’ – orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya sebagai orang Jawa. Namun bagi orang yang kebetulan di- tua -kan di li

ATUR PAMBAGYA HARJA WILUJENG

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -       Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -       Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha Kawasa, awit saking peparing ni’mat saha berkahipun, panjenengan dalasan kula saget makempal manunggal, wonten papan punika kanthi wilujeng mboten wonten alangan satunggal punapa. Para Rawuh Kakung Sumawana Putri ingkang minulya. Kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bapa Ignasius Sarono, S.Pd dalasan Ibu Dra. Christiana Sri Wahyuni Kustiasih, M.Pd , ingkang pidalem ing Plumbungan Indah Sragen, wonten kalenggahan punika kepareng matur : Sepisan , bilih Bapa Ibu Iganasius Sarono ngaturaken syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingakang Maha Kawasa, awit   saking Berkahi-pun, saha donga pangestu panjenengan sedaya, sampun kal

ATUR PANAMPI PASRAH CALON TEMANTEN BADE IJAB

Assalamu'alaikum wrwb. -    Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten. -    Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. -    Panjenenganipun Bapak….                  ingkang hamikili Bapak Karjiyono, SE, MM – Ibu Rr. Erniani Djihad Sismiyati (alm) ingkang tuhu kinurmatan. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka sulih salira saking panjenenganipun Bp. Haji Mulyono Raharjo, S.Pd, MM   sekalian Ibu Sri Sayekti, Sm,Hk keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah calon temanten kakung. Ingkang sepisan , kula minangkani Bapak Mulyono Raharjo sekalian, dalasan sedaya kulawarga ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bapak Karjiyono, sapendherek, ingkang pidalem wonten ing   Jombor Lor, RT.01/18, Kel. Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Ngayogyakarta Hadiningrat. Kaping kalih , menggah salam taklim Bp. Karjiyono sekalian lumantar panjenengan s