Skip to main content

FLP YANG MENGUBAH HIDUPKU


Oleh : Suparto
usai Parade Baca Puisi di area CFD Solo
Saya mengenal dan bergabung di Forum Lingkar Pena (FLP) sekitar dua tahun lalu. Meski sudah tigapuluhan tahun banyak membaca buku,  tetapi nama FLP hanya sekilas saya kenal. Awalnya, ketika seorang teman, lulusan S2 Universitas Sorbonne Paris, Prancis, mengajak saya bergabung di FLP Cabang Solo Raya, saya langsung mengiyakan. Saya tertarik untuk mengenal kiprah organisasi komunitas kepenulisan itu, dan terlibat didalamnya. Mulailah saya  menemukan dunia baru yang ikut mengubah warna hidup saya, di usia hampir enam puluh tahun.  

***
Kegiatan FLP Solo Raya yang pertama saya ikuti berlangsung di tempat sangat sederhana, di  halaman rumah kuno, di belakang Gedung Toko Gramedia Solo. Waktu itu, para peserta duduk melingkar di atas tikar, mendengarkan uraian tentang dunia kepenulisan yang disampaikan oleh Sekretaris FLP Solo Raya, Taufiqurahman yang dikenal dengan nama pena Opik Oman. Kegiatan hari itu diisi juga dengan bedah karya anggota FLP, baik fiksi mauppun non fiksi.

Setelah itu, hampir semua pertemuan atau kegiatan saya ikuti. Semua tugas dan kewajiban berusaha saya penuhi, meski saya menjadi peserta tertua. Karena tempatnya berpindah-pindah, untuk lebih mudah menjangkau, saya harus menempuh perjalanan sejauh 30-an kilometer dari rumah saya di Sragen  dengan mengendarai sepeda motor, atau naik bus dan naik ojek. Namun saya tetap semangat mengikutinya. 

Di FLP Solo Raya saya mendapatkan banyak kesempatan mengenal FLP lebih dalam. Tentang tokoh-tokohnya, karya-karyanya, dan peran penting FLP untuk ikut mengubah dunia ke arah yang baik. Akhirnya mata, hati dan pikiran saya mulai terbuka tentang sesuatu yang sangat prinsip, bukan hanya menyangkut diri sendiri, namun juga tanggung jawab untuk memikirkan nasib masa depan bangsa dan dunia melalui tulisan.

“FLP harus bangkit kembali untuk memainkan peran penting dalam perang peradaban di era teknologi informasi. Kita harus berani berkarya untuk melawan media mainstream yang sudah sedemikian gila menyerang dan merusak tata kehidupan bangsa yang bermoral saat ini.”

Itu adalah salah satu pesan tokoh senior FLP, Afifah Afra, saat kami mengikuti pertemuan di rumahnya, di kampung Kadipiro Solo.  Dalam beberapa kali pertemuan, Afifah Afra yang punya nama asli Yeni Mulati itu sering dihadirkan untuk memberikan pelatihan sekaligus motivasi kepada para peserta.

     Sementara ada renungan lain yang terus saya ingat disampaikan Rianawati dan Ranu Muda, senior di FLP Solo. Pesan ini menjadi sebuah refleksi mendalam mengenai perjalanan dan eksistensi FLP Solo. Riana meminta teman-teman FLP Solo Raya untuk terus berkiprah dan berkarya di tengah situasi “gawat” yang diciptakan para penulis liberal.
“Teman-teman FLP harus segera bangkit dan terus melahirkan karya yang mencerahkan. Bukan karya yang meracuni!” tegas Riana, seorang pegajar matakuliah Sastra di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS. 
Sedangkan Ranu Muda, seorang jurnalis, banyak mengungkap fakta betapa kekuatan media besar yang dikendalikan oleh segelintir orang telah membuat Indonesia dan dunia tidak berdaya. 

      “Kita harus sadar dan segera bangkit, karena faktanya seperti itu. Mereka begitu massive menebar fitnah, sementara kita tidak berdaya,” ungkap Ranu Muda serius

Dalam perjalanan sekitar dua tahun, disamping  mulai berlatih menulis karya fiksi, saya lebih banyak menyebarkan informasi berbagai kegiatan FLP Solo Raya dalam bentuk karya jurnalistik. Beberapa karya jurnalistik saya itu sebagian tersebar di akun facebook flp solo raya, www.flp.or.id dan media panjimas.com, disamping akun pribadi.

Melalui informasi tersebut, FLP Solo Raya yang dalam beberapa tahun mengalami kondisi, yang disebut ‘lesu darah’ mulai bergairah lagi.

Dalam dua tahun terakhir, ada beberapa kegiatan fenomenal yang diharapkan mampu membangkitkan dunia kepenulisan di wilayah Solo Raya. Diantaranya, menyelenggarakan Anugerah Pena, Curhat Self Publishing, Workshop Menulis Kreatif, dan Bedah Karya secara rutin. Kegiatan lain yakni Parade Baca Puisi, launching Buku Antologi Puisi dan kunjungan ke penerbit, pelatihan rutin tentang jurnalistik dan lomba karya fiksi, serta mengisi siaran dialog interaktif di beberapa Radio.

Lewat kegiatan FLP, saya bisa bertemu dan mendengarkan langsung kisah proses kreatif para penulis produktif. Seperti Afifah Afra yang sudah melahirkan lebih dari 50 karya buku fiksi dan non fiksi. 
Ada Ungu Lianza,  yang juga dikenal sebagai penulis muda produktif. Wanita bernama asli Mallina Ika MZ kelahiran Klaten tahun 1985 ini sudah melahirkan karya 30 judul buku, sebagian besar berupa karya  fiksi. Novel karya Ungu berjudul Here We Are yang berkisah  tentang persahabatan tiga orang remaja, bahkan mendapat respon pembaca cukup luas.
             
          Saya pun bertemu dengan Mell Shaliha, yang mampu melahirkan karya novel fenomenal berjudul The Dream In Taipei City di tengah kesibukannya menjadi TKW di Hongkong. Dan juga bertemu Shinta Yudisia yang kini menjadi ketua FLP pusat, saat keduanya menjadi pembicara dalam kegiatan workshop nasional di UNS.
         Dan masih banyak lagi orang-orang FLP  yang memotivasi hidup saya untuk berani menuliskan gagasan yang menginspirasi dan mencerahkan. Tulisan yang mampu mengubah kehidupan saya dan orang lain. Yang paling saya rasakan, di usia yang tidak muda lagi ini, saya masih tetap bersemangat untuk terus menulis, sesuatu yang selama ini tidak bisa saya lakukan.  
***
Bersama Mell Shaliha dan Shinta Yudisia
Dari semua hal yang saya ungkapkan di atas, ada pesan penting yang saya pegang, yakni “masuk dan bergabunglah dalam komunitas kepenulisan seperti  FLP agar terpacu untuk berkarya. Karya yang bisa mengubah kehidupan dirimu dan dunia ke arah yang lebih baik.”  

-----

(Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba essay “Aku dan FLP”)


baca puisi di Solo Muslim Fair

pertemuan di rumah Afifah Afra

bersama Ungu Lianza

acara Anugerah Pena
siaran di Hiz FM Solo

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

TANGGAP WACANA ATUR PAMBAGYA HARJA

Pada rangkaian acara resepsi pernikahan, keluarga yang mempunyai hajat (punya kerja), berkewajiban menyampaikan sambutan (tanggap wacana) selamat datang kepada seluruh hadirin. Dalam tatacara resepsi adat Jawa disebut Atur Pambagya Harja, atau atur pambagya wilujeng. Dalam sambutan ini, orang yang punya kerja akan mewakilkan kepada orang tertentu yang ditunjuk, biasanya ketua RT/RW, atau orang yang dituakan di lingkungannya. Nah, ketika menjadi ketua RT, saya pernah mendapat tugas untuk menyampaikan pidato (tanggap wacana) tersebut. ****** Berikut contoh / tuladha atur pambagya harja yang pernah saya sampaikan…. Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -        Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -        Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Allah SWT, Gusti Ingkang Mah

CONTOH ATUR PANAMPI PASRAH TEMANTEN SARIMBIT ACARA NGUNDUH MANTU

Bp-Ibu Bambang Sutopo  Assalamu'alaikum wrwb. 1.      Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.. 2.      Panjenenganipun Bapa Suwardi minangka sulih sarira saking Bapa Gito Suwarno-Ibu Tuginem, ingkang tuhu kinurmatan. 3.      Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang bagya mulya. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT - Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bp. Bambang Sutopo, S.Pd,  sekalian Ibu Jari, keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah saking kulawarga Bapa Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem. Ingkang sepisan , kula minangkani punapa ingkang dados kersanipun Bapa Bambang Sutopo sekalian dalasan sedaya kulawarga, ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bp Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem-sapendherek,  ingkang pidalem w onten ing   Dukuh Jenggrik,  Desa Purwosuman,  Kec. Sidoharjo, Kab Sragen. Kaping kalih , menggah salam taklim 

ATUR PASRAH BOYONG TEMANTEN KEKALIH

Salah satu rangkaian adat Jawa setelah melangsungkan resepsi pernikahan adalah, keluarga temanten perempuan memboyong kedua mempelai kepada keluarga orangtua mempelai laki-laki (besan).  Sebelum masuk rumah keluarga besan, diadakan acara “Atur Pasrah” dari keluarga mempelai perempuan, dan “Atur Panampi” dari keluarga besan. Berikut adalah tuladha (contoh) sederhana “Atur Pasrah” yang saya susun dan laksanakan. *** Assalamu ‘alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. * Para sesepuh pinisepuh ingkang dahat kinabekten ** Panjenenganipun Bp.Waluyo dalasan Ibu Sumarni ingkang kinurmatan *** P ara rawuh kakung putri ingkang bagya mulya . Kanti  ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Gusti Ingkang Moho Agung. Sowan kula mriki dipun saroyo dening panjenenganipun Bapa Haji Supriyadi, S.Pd dalasan Ibu Hajah Lasmi ingkang pidalem wonten Plumbungan Indah RT.27/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, kepareng matur

Pidato Kocak Dai Gokil

Humor sebagai salah satu bumbu komunikasi dalam berpidato hingga kini masih diakui kehebatannya. Ketrampilan   menyelipkan humor-humor segar dalam berpidato atau ceramah,   menjadi daya pikat tersendiri bagi audien atau pendengarnya sehingga membuat mereka betah mengikuti acara sampai selesai. Buku saku berjudul “Pidato-pidato Kocak ala Pesantren” karya Ustad Nadzirin (Mbah Rien) ini mungkin bisa menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menciptakan suasana segar dalam berpidato. Buku setebal   88 halaman yang diterbitkan oleh Mitra Gayatri Kediri (tanpa tahun) ini berisi contoh-contoh pidato penuh humor. Membaca buku yang menyajikan enam contoh pidato yang oleh penulisnya dimaksudkan untuk bekal dakwah   para dai gokil dan humoris ini saya ngakak abis .  Pengin tahu cuplikannya? Silahkan simak berikut ini. “Saudara dan saudari.  Baik eyang putra maupun eyang putri…Semua tanpa kecuali yang saya cintai… Meski kalian semua tidak merasa saya cintai…” “…..Allah tela

Atur Wangsulan Lamaran Calon Temanten

Meski tugas juru bicara untuk menyampaikan lamaran (pinangan) seperti yang saya tulis kemarin berlangsung 'glagepan' dan 'gobyoss', namun oleh beberapa teman,  saya dianggap 'sukses'.  "Bagus Pak. Sederhana dan 'cekak aos' apa yang menjadi inti," kata teman.  Tapi bagi saya pribadi, respon teman itu mungkin bisa diartikan lain. Sekedar untuk menyenangkan saya atau 'nyindir'. Namun tetap saya ucapkan terima kasih, karena memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman.  Betul. Beberapa hari setelah kejadian itu, saya diminta lagi untuk menjadi 'juru bicara' sebagai pihak yang harus menyampaikan jawaban/tanggapan atas lamaran di keluarga lain. Saya pun tak bisa mengelak. Karena waktunya sangat mendadak maka konsep saya tulis tangan dengan banyak coretan.  Seperti diketahui, setelah adanya lamaran dari keluarga pihak lelaki, biasannya diikuti dengan kunjungan balasan untuk  menyampaikan jawaban atau balasan.

ATUR PASRAH CALON TEMANTEN KAKUNG BADE IJAB ( Kanthi Prasaja ) )

Setelah dua kali mendapat mandat menjadi ‘talanging basa’ atau juru bicara untuk menyampaikan dan menerima ‘lamaran’ atau pinangan, dikesempatan lain ternyata saya ‘dipaksa’ lagi menjalani tugas untuk urusan adat Jawa. Kali ini, saya diminta salah satu keluarga untuk menjadi juru bicara ‘atur pasrah calon temanten kakung’ - pasrah calon mempelai pria, kepada calon besan menjelang acara ijab qabul. Permintaan tersebut saya jalani, meski, sekali lagi, dengan cara yang amat sederhana dan apa adanya. Pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim tidak menghalangi saya untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai bagian dari pengabdian di tengah masyarakat. ****** Berikut contoh atau tuladha apa yang saya sampaikan tersebut. Assalamu 'alaikum wr.wb. ·           *** Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.      *** Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. ·          *** Panjenenganipun Bapak Susilo ingkang hamikili Bapak Sukimin sek

Tanggap Wacana Basa Jawi dan Contoh Lamaran

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat, ternyata masih banyak orang tetap memegang teguh   dan ‘nguri-nguri’ (melestarikan) warisan ‘Budaya Jawa’. Salah satu warisan tersebut adalah ‘Tanggap Wacana Basa Jawi’ atau pidato bahasa jawa dalam acara-acara adat maupun ‘pasamuan’ (pertemuan) keluarga dan warga kampung, terutama   di ‘tlatah’ (daerah) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau di berbagai daerah di Indonesia yang terdapat komunitas atau kelompok masyarakat ‘Jawa’. Bagi sebagian orang, meski mereka hidup di lingkungan masyarakat berbudaya Jawa, tanggap wacana basa jawi (pidato bahasa jawa) sering dianggap momok karena sulit pengetrapannya. Ketidakmampuan mereka bisa karena sudah ngga peduli dengan bubaya jawa atau ngga mau belajar, sehingga keadaan sekarang ini ibarat ‘Wong Jowo Ilang Jawane’ – orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya sebagai orang Jawa. Namun bagi orang yang kebetulan di- tua -kan di li

ATUR PAMBAGYA HARJA WILUJENG

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -       Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -       Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha Kawasa, awit saking peparing ni’mat saha berkahipun, panjenengan dalasan kula saget makempal manunggal, wonten papan punika kanthi wilujeng mboten wonten alangan satunggal punapa. Para Rawuh Kakung Sumawana Putri ingkang minulya. Kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bapa Ignasius Sarono, S.Pd dalasan Ibu Dra. Christiana Sri Wahyuni Kustiasih, M.Pd , ingkang pidalem ing Plumbungan Indah Sragen, wonten kalenggahan punika kepareng matur : Sepisan , bilih Bapa Ibu Iganasius Sarono ngaturaken syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingakang Maha Kawasa, awit   saking Berkahi-pun, saha donga pangestu panjenengan sedaya, sampun kal

ATUR PANAMPI PASRAH CALON TEMANTEN BADE IJAB

Assalamu'alaikum wrwb. -    Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten. -    Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. -    Panjenenganipun Bapak….                  ingkang hamikili Bapak Karjiyono, SE, MM – Ibu Rr. Erniani Djihad Sismiyati (alm) ingkang tuhu kinurmatan. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka sulih salira saking panjenenganipun Bp. Haji Mulyono Raharjo, S.Pd, MM   sekalian Ibu Sri Sayekti, Sm,Hk keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah calon temanten kakung. Ingkang sepisan , kula minangkani Bapak Mulyono Raharjo sekalian, dalasan sedaya kulawarga ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bapak Karjiyono, sapendherek, ingkang pidalem wonten ing   Jombor Lor, RT.01/18, Kel. Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Ngayogyakarta Hadiningrat. Kaping kalih , menggah salam taklim Bp. Karjiyono sekalian lumantar panjenengan s