Skip to main content

Menjaga Istiqamah Ibadah Ramadhan

 

materi khutbah idul fitri Menjaga Istiqamah Ibadah Pasca Ramadhan dakwah.id

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjaga Istiqamah Ibadah Pasca Ramadhan

Terakhir diperbarui pada  · 0 views

Khutbah Idul Fitri 1446 H
Menjaga Istiqamah Ibadah Pasca Ramadhan

Pemateri: Ustadz Yasir Abdull Barr

اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَاْلحَمْدُ للّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ ِمِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.

أَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُونَ الْمُتَّقُونَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُونَ. وَقَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللّٰهَ إِنَّ اللّٰهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.

Kaum muslimin dan muslimah, jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah Taala

Dengan terbenamnya matahari pada kemarin sore, maka berakhir pula bulan suci Ramadhan 1446 H yang penuh keberkahan. Umat Islam secara resmi memasuki malam Idul Fitri, malam kebahagiaan, malam hari raya. Malam dan pagi hari raya yang diramaikan dengan lantunan takbir, tahlil, dan tahmid sebagai ungkapan syukur kepada Allah Ta’ala.

Sebagaimana Allah perintahkan dalam firman-Nya, al-Quran Surat al-Baqarah ayat 185,

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”

Di antara nikmat terbesar dalam urusan agama, yang diterima kaum muslimin pada bulan Ramadhan, adalah mereka dimampukan untuk menunaikan shalat lima waktu berjamaah, shalat Jumat berjamaah, shaum Ramadhan, shalat Tarawih dan shalat Witir berjamaah, tadarus al-Quran, zakat fitri, zakat mal, dan infak sunah.

Semoga semua amal kebajikan tersebut mampu mengantarkan kita dan kaum muslimin kepada derajat ketakwaan. Amiin.

Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada suri teladan kita, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beserta segenap keluarganya dan sahabatnya serta umatnya yang istiqamah ibadah mengamalkan ajaran-ajarannya. Semoga kita tergolong umatnya yang beruntung mendapatkan syafaatnya kelak pada hari kiamat. Amiin.

اللهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ اللّٰهُ أَكْبَرُ ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْد.

Kaum muslimin dan muslimah, jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah Taala

Di satu sisi, hari raya Idul Fitri mendatangkan kegembiraan di hati. Syariat Islam memerintahkan kita untuk bergembira, bersuka cita, atas datangnya bulan Syawal setelah sebulan penuh kita ditempa dalam madrasah Ramadhan.

Di antara wujud kegembiraan itu adalah syariat Islam melarang kita berpuasa pada hari ini, memerintahkan kita untuk makan, minum, saling berkunjung, dan saling memaafkan.

Di sisi lain ada rasa khawatir dan cemas dalam hati kita. Yaitu khawatir apabila ibadah-ibadah yang kita laksanakan selama satu bulan Ramadhan belum sempurna, belum maksimal, dan belum sesuai harapan.

Sedikit banyak ada rasa cemas dalam hati kita, dengan kualitas dan kuantitas amal ibadah kita yang hanya seperti itu, apakah Allah Ta’ala berkenan untuk menerimanya, meridhainya, dan membalasnya dengan balasan terbaik?

Apakah Allah bermurah hati untuk mengampuni dosa-dosa kita, mengabaikan kesalahan-kesalahan kita, dan membebaskan kita dari neraka dengan kemurahan dan karunia-Nya?

Khutbah Jumat Singkat: Kemuliaan Istiqamah dalam Beramal

Inilah kekhawatiran dan kecemasan yang harus ada dalam hati kita.

Mengingat dalam banyak hadits diceritakan bahwa saat menaiki tiga anak tangga mimbar Idul Fitri, Nabi shallallahu alaihi wasallam senantiasa mengucapkan “Amiin.” Ketika para sahabat menanyakan penyebabnya, beliau menjelaskan bahwa beliau mengaminkan tiga doa malaikat Jibril ‘alaihissalam.

Salah satu, dari ketiga doa malaikat Jibril dan diaminkan oleh beliau, adalah doa berikut ini,

رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ

Semoga kehinaan menimpa seseorang yang didatangi oleh bulan Ramadhan, kemudian bulan Ramadhan berakhir, sementara ia belum mendapatkan ampunan Allah. (HR. At-Tirmidzi no. 3545; HR. Ahmad no. 7451)

اللهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ اللّٰهُ أَكْبَرُ ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْد.

Kaum muslimin dan muslimah, jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah Taala

Maka sejak awal bulan Syawal ini, kita wajib berdoa dan berharap agar Allah menerima semua amal kebajikan kita dan mengampuni dosa-dosa kita di bulan Ramadhan kemarin. Namun, jangan sampai kita meyakini diri kita di bulan Syawal ini menjadi manusia yang putih, suci, bersih, tanpa memiliki dosa dan kesalahan sama sekali.

Jangan sampai setan berhasil menjebak kita untuk memiliki perasaan seperti itu.

Sifat para nabi dan orang-orang saleh adalah rajin melakukan amal kebajikan. Namun, mereka khawatir amalnya tidak diterima Allah dan dosanya tidak diampuni Allah. Inilah sifat para nabi, rasul, dan orang-orang saleh sebagaimana digambarkan oleh ayat-ayat al-Quran dan hadits-hadits Nabawi.

Sebagaimana firman Allah, dalam al-Quran Surat al-Mu’minun ayat 57—61,

إِنَّ الَّذِينَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ (57) وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ (58) وَالَّذِينَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ (59) وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60) أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ (61)

Sesungguhnya orang-orang yang sangat berhati-hati karena takut (azab) Rabbnya, orang-orang yang beriman dengan tanda-tanda (kekuasaan) Rabbnya, orang-orang yang tidak mempersekutukan Rabbnya, dan orang-orang yang melakukan (kebaikan) yang telah mereka kerjakan dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabbnya.

Mereka itu bersegera dalam (melakukan) kebaikan-kebaikan dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya.”

Ibunda Aisyah radhiyallahu anha pernah menanyakan makna ayat-ayat di atas kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ayat Dan orang-orang yang melakukan (kebaikan) yang telah mereka kerjakan dengan hati penuh rasa takut adalah orang-orang yang minum khamr dan mencuri?”

Maka beliau bersabda,

لَا يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ، وَلَكِنَّهُمُ الَّذِينَ يَصُومُونَ وَيُصَلُّونَ وَيَتَصَدَّقُونَ، وَهُمْ يَخَافُونَ أَنْ لَا تُقْبَلَ مِنْهُمْ.

Tidak, wahai putri ash-Shiddiq. Orang-orang yang dimaksud dalam ayat itu adalah orang-orang yang rajin mengerjakan puasa, shalat, dan sedekah, lalu mereka khawatir apabila Allah tidak menerima amal-amal kebajikan mereka.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Adapun sifat orang-orang munafik adalah malas melakukan amal-amal kebajikan, rajin berbuat dosa, disertai rasa percaya diri yang berlebihan bahwa Allah pasti mengampuni dosa-dosanya.

Menjaga Istiqamah Ibadah Pasca Ramadhan

اللهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ اللّٰهُ أَكْبَرُ ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْد.

Kaum muslimin dan muslimah, jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah Taala

Selama sebulan penuh, kita telah dibina, dididik, dan disekolahkan dalam madrasah Ramadhan. Maka di awal bulan Syawal ini, kita layak bertanya kepada diri kita pribadi.

Sejauh mana kita telah mendapatkan pembinaan keimanan dan ketakwaan di bulan suci Ramadhan? Sudahkah kita berhasil meraih predikat takwa saat keluar dari bulan Ramadhan? Apakah ketakwaan dan kesemangatan dalam beribadah mampu kita pertahankan di bulan Syawal dan sepuluh bulan setelahnya?

Introspeksi ini sangat perlu dilakukan, agar semua amal ibadah yang telah kita kerjakan di bulan Ramadhan tidak berlalu begitu saja, tanpa dampak positif apa pun dalam kehidupan keseharian kita pasca Ramadhan.

Jika sebuah amal ketaatan yang dilakukan seorang hamba diterima Allah subhanahu wataala, maka hal itu bisa kita ketahui dari buah setelah ia beramal. Jika setelah ia melakukan amal kebaikan, ia semakin bersemangat dalam melakukan amal-amal kebaikan, maka itu pertanda amalnya diterima Allah subhanahu wataala.

Sebab, Allah itu Syakuur, Maha Berterima Kasih dan Maha Memberi balasan. Jika hamba-Nya melakukan sebuah amal kebajikan, niscaya Allah berterima kasih kepadanya dan membalasnya dengan memudahkannya untuk melakukan amal-amal kebajikan selanjutnya.

Dalam hal ini, para ulama salaf shalih mengatakan,

إِنَّ مِنْ ثَوَابِ الْحَسَنَةِ الْحَسَنَةَ بَعْدَهَا، وَإِنَّ مِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ بَعْدَهَا.

Sesungguhnya di antara pahala amal kebajikan adalah (mampu melakukan) amal kebajikan sesudahnya, dan sesungguhnya di antara balasan amal keburukan adalah melakukan amal keburukan sesudahnya.” (Ad-Dâ wa ad-Dawâ’, hlm. 139; Majmû Fatâwâ, X/11)

اللهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ اللّٰهُ أَكْبَرُ ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْد.

Kaum muslimin dan muslimah, jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah Taala

Amal saleh yang berkelanjutan itu disebut istiqamah. Dalam bulan Syawal ini, dan sepuluh bulan setelahnya, sampai datangnya bulan Ramadhan tahun depan, kita harus membulatkan niat kita, dan saling menasihati satu sama lainnya, untuk bisa menjaga istiqamah ibadah pasca Ramadhan.

Untuk bisa melanjutkan amal-amal kebajikan yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan, meskipun mungkin secara kualitas dan kuantitas tidak sebagus di bulan Ramadhan.

Nabi shallallahu alaihi wasallam telah mengingatkan kita semua dengan sabdanya, hadits riwayat Muslim nomor 1156,

أَحَبُّ الْعَمَلِ إِلَى اللّٰهِ مَا دَاوَمَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ، وَإِنْ قَلَّ.

Amalan yang paling dicintai Allah adalah amal yang dikerjakan oleh pelakunya secara kontinu (terus-menerus), meskipun kuantitasnya sedikit.”

Dan dalam hadis riwayat al-Bukhari no. 5861 serta Muslim no. 782,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، خُذُوا مِنَ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللّٰهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللّٰهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ.

Wahai masyarakat! Kerjakanlah amal kebajikan sesuai kemampuan kalian! Sebab, Allah tidak pernah bosan memberi balasan sampai kalian bosan beramal. Sesungguhnya, amalan yang paling dicintai Allah adalah amal yang dikerjakan secara kontinu (terus-menerus), meskipun kuantitasnya sedikit.”

Khutbah Idul Fitri 2022: 7 Tips Istiqamah Beramal Setelah Ramadhan

Teruslah menunaikan shalat wajib lima waktu secara berjamaah di masjid, meskipun kebanyakan orang di sekitar kita tidak melakukannya. Teruslah menjaga shalat sunah rawatib qabliyah dan ba’diyah. Teruslah menunaikan shalat malam, walau hanya dua rakaat Tahajud dan satu rakaat Witir.

Teruslah membaca al-Quran setiap hari, walau hanya satu halaman, satu lembar, seperempat juz, setengah juz, atau satu juz. Teruslah berinfak dan bersedekah, walau hanya lima ribu per pekan. Teruslah berbuat kebaikan, dan teruslah menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan, walaupun setan dan hawa nafsu selalu menggoda kita.

Demikian materi khutbah Idul Fitri 1446 H dengan tema “Menjaga istiqamah Ibadah Pasca Ramadhan”. Semoga Allah menerima amal-amal kebajikan kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan memasukkan kita dalam golongan hamba Allah yang mampu istiqamah ibadah hingga akhir hayat. Amiin.

أَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ.

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

بَارَكَ اللّٰهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ.

KHUTBAH KEDUA

اللهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ ، اللّٰهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْد.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ، أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ. فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُونَ الْمُتَّقُونَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ.

وَ اعْلَمُوا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيهِ بِنَفْسِهِ وَ ثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اللَّهُمَّ ارْضَ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِينَ سَادَاتِنَا أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِىٍّ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِينَ، وَعَنِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ، وَارْحَمْنَا وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ. يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا وَعَنِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْفَخْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْمِحَنَ وَالْفِتَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.

رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُومًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُومًا، وَلَا تَدَعْ فِينَا وَلَا مَعَنَا شَقِيًّا وَلَا مَحْرُومًا.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوفَهُمْ، وَاجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الْحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلَامَ وَالْأَمْنَ لِعِبَادِكَ الْمُؤْمِنِينَ.

اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِينَ الْمُسْتَضْعَفِينَ وَالْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِكَ فِي غَزَّةَ، وَالضَّفَّةِ الْغَرْبِيَّةِ، وَفِلَسْطِينَ عَامَّةً، وَفِي لُبْنَانَ، وَسُورِيَّةَ، وَفِي كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ.

اللَّهُمَّ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ وَسَدِّدْ رَمْيَهُمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُرْتَدِينَ وَالْمُنَافِقِينَ وَالْمُجْرِمِينَ وَاْلخَائِنِينَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ    الْعَالَمِينَ.

Comments

Popular posts from this blog

TANGGAP WACANA ATUR PAMBAGYA HARJA

Pada rangkaian acara resepsi pernikahan, keluarga yang mempunyai hajat (punya kerja), berkewajiban menyampaikan sambutan (tanggap wacana) selamat datang kepada seluruh hadirin. Dalam tatacara resepsi adat Jawa disebut Atur Pambagya Harja, atau atur pambagya wilujeng. Dalam sambutan ini, orang yang punya kerja akan mewakilkan kepada orang tertentu yang ditunjuk, biasanya ketua RT/RW, atau orang yang dituakan di lingkungannya. Nah, ketika menjadi ketua RT, saya pernah mendapat tugas untuk menyampaikan pidato (tanggap wacana) tersebut. ****** Berikut contoh / tuladha atur pambagya harja yang pernah saya sampaikan…. Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -        Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -        Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken ra...

CONTOH ATUR PANAMPI PASRAH TEMANTEN SARIMBIT ACARA NGUNDUH MANTU

Bp-Ibu Bambang Sutopo  Assalamu'alaikum wrwb. 1.      Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.. 2.      Panjenenganipun Bapa Suwardi minangka sulih sarira saking Bapa Gito Suwarno-Ibu Tuginem, ingkang tuhu kinurmatan. 3.      Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang bagya mulya. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT - Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bp. Bambang Sutopo, S.Pd,  sekalian Ibu Jari, keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah saking kulawarga Bapa Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem. Ingkang sepisan , kula minangkani punapa ingkang dados kersanipun Bapa Bambang Sutopo sekalian dalasan sedaya kulawarga, ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bp Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem-sapendherek,  ingkang pidalem w onten ing   Dukuh Jenggrik,...

ATUR PASRAH BOYONG TEMANTEN KEKALIH

Salah satu rangkaian adat Jawa setelah melangsungkan resepsi pernikahan adalah, keluarga temanten perempuan memboyong kedua mempelai kepada keluarga orangtua mempelai laki-laki (besan).  Sebelum masuk rumah keluarga besan, diadakan acara “Atur Pasrah” dari keluarga mempelai perempuan, dan “Atur Panampi” dari keluarga besan. Berikut adalah tuladha (contoh) sederhana “Atur Pasrah” yang saya susun dan laksanakan. *** Assalamu ‘alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. * Para sesepuh pinisepuh ingkang dahat kinabekten ** Panjenenganipun Bp.Waluyo dalasan Ibu Sumarni ingkang kinurmatan *** P ara rawuh kakung putri ingkang bagya mulya . Kanti  ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Gusti Ingkang Moho Agung. Sowan kula mriki dipun saroyo dening panjenenganipun Bapa Haji Supriyadi, S.Pd dalasan Ibu Hajah Lasmi ingkang pidalem wonten Plumbungan Indah RT.27/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, kepar...

Pidato Kocak Dai Gokil

Humor sebagai salah satu bumbu komunikasi dalam berpidato hingga kini masih diakui kehebatannya. Ketrampilan   menyelipkan humor-humor segar dalam berpidato atau ceramah,   menjadi daya pikat tersendiri bagi audien atau pendengarnya sehingga membuat mereka betah mengikuti acara sampai selesai. Buku saku berjudul “Pidato-pidato Kocak ala Pesantren” karya Ustad Nadzirin (Mbah Rien) ini mungkin bisa menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menciptakan suasana segar dalam berpidato. Buku setebal   88 halaman yang diterbitkan oleh Mitra Gayatri Kediri (tanpa tahun) ini berisi contoh-contoh pidato penuh humor. Membaca buku yang menyajikan enam contoh pidato yang oleh penulisnya dimaksudkan untuk bekal dakwah   para dai gokil dan humoris ini saya ngakak abis .  Pengin tahu cuplikannya? Silahkan simak berikut ini. “Saudara dan saudari.  Baik eyang putra maupun eyang putri…Semua tanpa kecuali yang saya cintai… Meski kalian semua tidak merasa say...

Atur Wangsulan Lamaran Calon Temanten

Meski tugas juru bicara untuk menyampaikan lamaran (pinangan) seperti yang saya tulis kemarin berlangsung 'glagepan' dan 'gobyoss', namun oleh beberapa teman,  saya dianggap 'sukses'.  "Bagus Pak. Sederhana dan 'cekak aos' apa yang menjadi inti," kata teman.  Tapi bagi saya pribadi, respon teman itu mungkin bisa diartikan lain. Sekedar untuk menyenangkan saya atau 'nyindir'. Namun tetap saya ucapkan terima kasih, karena memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman.  Betul. Beberapa hari setelah kejadian itu, saya diminta lagi untuk menjadi 'juru bicara' sebagai pihak yang harus menyampaikan jawaban/tanggapan atas lamaran di keluarga lain. Saya pun tak bisa mengelak. Karena waktunya sangat mendadak maka konsep saya tulis tangan dengan banyak coretan.  Seperti diketahui, setelah adanya lamaran dari keluarga pihak lelaki, biasannya diikuti dengan kunjungan balasan untuk  menyampaikan jawaban atau balasan. ...

ATUR PASRAH CALON TEMANTEN KAKUNG BADE IJAB ( Kanthi Prasaja ) )

Setelah dua kali mendapat mandat menjadi ‘talanging basa’ atau juru bicara untuk menyampaikan dan menerima ‘lamaran’ atau pinangan, dikesempatan lain ternyata saya ‘dipaksa’ lagi menjalani tugas untuk urusan adat Jawa. Kali ini, saya diminta salah satu keluarga untuk menjadi juru bicara ‘atur pasrah calon temanten kakung’ - pasrah calon mempelai pria, kepada calon besan menjelang acara ijab qabul. Permintaan tersebut saya jalani, meski, sekali lagi, dengan cara yang amat sederhana dan apa adanya. Pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim tidak menghalangi saya untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai bagian dari pengabdian di tengah masyarakat. ****** Berikut contoh atau tuladha apa yang saya sampaikan tersebut. Assalamu 'alaikum wr.wb. ·           *** Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.      *** Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. ·          *** Pan...

Tanggap Wacana Basa Jawi dan Contoh Lamaran

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat, ternyata masih banyak orang tetap memegang teguh   dan ‘nguri-nguri’ (melestarikan) warisan ‘Budaya Jawa’. Salah satu warisan tersebut adalah ‘Tanggap Wacana Basa Jawi’ atau pidato bahasa jawa dalam acara-acara adat maupun ‘pasamuan’ (pertemuan) keluarga dan warga kampung, terutama   di ‘tlatah’ (daerah) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau di berbagai daerah di Indonesia yang terdapat komunitas atau kelompok masyarakat ‘Jawa’. Bagi sebagian orang, meski mereka hidup di lingkungan masyarakat berbudaya Jawa, tanggap wacana basa jawi (pidato bahasa jawa) sering dianggap momok karena sulit pengetrapannya. Ketidakmampuan mereka bisa karena sudah ngga peduli dengan bubaya jawa atau ngga mau belajar, sehingga keadaan sekarang ini ibarat ‘Wong Jowo Ilang Jawane’ – orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya sebagai orang Jawa. Namun bagi orang yang kebetulan di- tua -...

ATUR PAMBAGYA HARJA WILUJENG

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -       Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -       Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha Kawasa, awit saking peparing ni’mat saha berkahipun, panjenengan dalasan kula saget makempal manunggal, wonten papan punika kanthi wilujeng mboten wonten alangan satunggal punapa. Para Rawuh Kakung Sumawana Putri ingkang minulya. Kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bapa Ignasius Sarono, S.Pd dalasan Ibu Dra. Christiana Sri Wahyuni Kustiasih, M.Pd , ingkang pidalem ing Plumbungan Indah Sragen, wonten kalenggahan punika kepareng matur : Sepisan , bilih Bapa Ibu Iganasius Sarono ngaturaken syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingakang Maha Kawasa, awit   saking Berkahi-p...

ATUR PANAMPI PASRAH CALON TEMANTEN BADE IJAB

Assalamu'alaikum wrwb. -    Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten. -    Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. -    Panjenenganipun Bapak….                  ingkang hamikili Bapak Karjiyono, SE, MM – Ibu Rr. Erniani Djihad Sismiyati (alm) ingkang tuhu kinurmatan. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka sulih salira saking panjenenganipun Bp. Haji Mulyono Raharjo, S.Pd, MM   sekalian Ibu Sri Sayekti, Sm,Hk keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah calon temanten kakung. Ingkang sepisan , kula minangkani Bapak Mulyono Raharjo sekalian, dalasan sedaya kulawarga ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bapak Karjiyono, sapendherek, ingkang pidalem wonten ing   Jombor Lor, RT.01/18, Kel. Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Ngayogyakarta ...