Skip to main content

Khutbah Jumat Akhir Ramadhan

 

Kaum muslimin, jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah,


Di hari jumat yang penuh berkah ini, marilah kita senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan kasih sayang yang telah Allah berikan kepada kita semua. Tanpa nikmat dan kasih sayang Nya, kita hanyalah seonggok benda yang tidak ada artinya apa-apa dihadapan Nya.


Khotib mengingatkan diri pribadi dan juga mengajak kepada jamaah semua, untuk selalu terus berusaha meningkatkan rasa iman dan takwa kepada Allah swt. 


Keimanan dan ketaqwaan adalah pondasi kita dalam hidup, untuk itu mari kita semua perkuat pondasi kehidupan kita dengan melakukan segala perintah Nya dan menjauhi segala larangannya.


Kaum muslimin, jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah,


Saat ini kita semua sedang berdiri di penghujung sebuah tamu agung yang sebentar lagi akan berpamitan, hari Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan 1446 H/2025 M. 


Rasanya baru kemarin Ramadhan menyapa kita, namun waktu begitu cepat melesat. Tak terasa, tinggal beberapa saat lagi Ramadhan akan pergi meninggalkan kita. Entah nanti kita yang akan ditinggalkan, atau justru kita yang pergi meninggalkan dunia sebelum sempat beretemu dengannya lagi.


Ramadhan adalah anugerah besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bulan penuh kasih sayang, bulan ampunan, bulan keberkahan. 


Di dalamnya Allah membuka pintu-pintu surga selebar-lebarnya, Dia juga menutup rapat pintu-pintu neraka, dan Dia belenggu setan-setan agar kita lebih mudah meraih kebaikan. Ini bulan puasa, bulan Al-Qur’an, bulan sedekah, bulan perlombaan dalam berbuat taat dan bulan pahala yang dilipatgandakan.


Dengan segala kemuliaan Ramadhan, wajar jika hati kita terasa berat untuk melepas kepergiannya. Bahkan, seharusnya kita menangis karena waktu bersamanya hanya tinggal seujung kuku. Karena siapa tahu, inilah Ramadhan terakhir dalam hidup kita.


Tapi menangis saja tak cukup. Tangisan itu harus membakar semangat amal kita di sisa hari dan malam yang ada. 


Jika di awal Ramadhan kita masih malas-malasan, di akhir inilah saatnya kita menyalakan api semangat untuk beribadah.


Karena, seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:


وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ


“Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari)


Jamaah Jumat yang berbahagia,


Mari kita periksa diri. Jika saat berpuasa kita masih gampang marah, lidah ini masih suka berbohong, gibah, atau berkata kotor, mari kita akhiri Ramadhan dengan menahan diri untuk tidak demikian dan menjadikan puasa kali ini yang terbaik sepanjang hidup kita.


Jika shalat lima waktu masih sering kita lalaikan, shalat sunnah kita kerjakan setengah hati, dan tarawih kadang-kadang saja, marilah mumpung masih ada waktu, di akhir bulan ini kita jaga baik-baik semua ibadah kita. 


Jangan sampai telat, atau jangan sampai tertidur dan meninggalkan shalat dengan alasan lelah. Justru di hari-hari terakhir inilah, kita perbaiki dan sempurnakan.


Kalau selama Ramadhan kita masih sedikit memaca Al Quran, sedekah hanya seadanya, amal shalih kita masih sekadarnya, mari kita lipatgandakan di waktu yang tersisa. Tambah kuantitasnya, benahi kualitasnya.


Kaum muslimin rahimakumullah,


Malam yang lebih baik dari seribu bulan itu ada di salah satu dari sepuluh malam terakhir Ramadhan. Kita tak tahu apakah sudah lewat atau masih akan hadir di malam-malam berikutnya. Maka jangan sia-siakan. 


Mari kita tutup Ramadhan ini dengan amalan terbaik, niat yang tulus, dan hati yang penuh cinta kepada Allah.


Ramadhan hadir dengan berbagai keutamaan dan fasilitas pengampunan dari Allah di dalamnya. Betapa besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, hingga setiap amal baik dilipatgandakan pahalanya dan menjadi sebab dihapuskannya dosa-dosa yang telah lalu.


Barang siapa yang menjalankan puasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Siapa saja yang melaksanakan shalat tarawih karena iman dan hanya mengharap ridha-Nya, maka dosanya yang terdahulu pun dihapuskan.


Demikian pula, siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap balasan dari Allah, akan mendapatkan ampunan atas dosa-dosa yang telah lewat.


Begitu banyak amalan-amalan mulia lainnya di bulan Ramadhan yang mendatangkan ampunan Allah Azza wa Jalla. Akan tetapi, alangkah meruginya orang yang melewati bulan Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan-Nya. Sungguh sebuah musibah besar, apabila Ramadhan berlalu, sementara dirinya tidak memperoleh rahmat dan ampunan dari Allah.


Rasulullah teleh mengingatkan dalam sabdanya bahaya besar bagi mereka yang lalai:

وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ

“Celakalah seseorang yang kedatangan bulan Ramadhan, namun ia melewatinya tanpa mendapatkan ampunan.” (HR. At-Tirmidzi)


Bahkan dikatakan dalam kitab Lathaiful Ma’arif disebutkan dengan bahasa yang menggugah:

مَنْ لَمْ يُغْفَرْ لَهُ فِي رَمَضَانَ فَلَنْ يُغْفَرَ لَهُ فِيْمَا سِوَاهُ

“Barang siapa tidak mendapat ampunan di bulan Ramadhan, maka amat sulit baginya mendapatkannya di bulan lain.”(Latha-if Al-Ma’arif, hal. 297)


Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,


Ramadhan sudah bersiap-siap untuk pergi, hanya tersisa waktu yang sangat singkat. Maka siapa yang selama ini sudah berbuat baik, sempurnakanlah. Dan siapa yang masih lalai, perbaikilah di sisa waktu yang ada. Karena amalan itu dinilai dari akhirnya.


Manfaatkan malam-malam yang tersisa, titipkan amal shalih yang akan menjadi saksi baik di hadapan Allah kelak. Dan lepaskan Ramadhan ini dengan ucapan salam terindah dan doa yang tulus.


Demikian khutbah jumat kali ini. Mari kita memohon kepada Allah Ta’ala, semoga Dia memberikan kita kekuatan untuk memaksimalkan hari-hari terakhir Ramadhan ini. 


Semoga kita diberi kesempatan bertemu lagi dengan Ramadhan di tahun-tahun mendatang.


Semoga semua dosa kita diampuni, amal shalih kita diterima, dan hidup kita selalu berada dalam ridha-Nya. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin….


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ.


Sumber: https://Jatim inews.id

Comments

Popular posts from this blog

TANGGAP WACANA ATUR PAMBAGYA HARJA

Pada rangkaian acara resepsi pernikahan, keluarga yang mempunyai hajat (punya kerja), berkewajiban menyampaikan sambutan (tanggap wacana) selamat datang kepada seluruh hadirin. Dalam tatacara resepsi adat Jawa disebut Atur Pambagya Harja, atau atur pambagya wilujeng. Dalam sambutan ini, orang yang punya kerja akan mewakilkan kepada orang tertentu yang ditunjuk, biasanya ketua RT/RW, atau orang yang dituakan di lingkungannya. Nah, ketika menjadi ketua RT, saya pernah mendapat tugas untuk menyampaikan pidato (tanggap wacana) tersebut. ****** Berikut contoh / tuladha atur pambagya harja yang pernah saya sampaikan…. Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -        Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -        Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken ra...

CONTOH ATUR PANAMPI PASRAH TEMANTEN SARIMBIT ACARA NGUNDUH MANTU

Bp-Ibu Bambang Sutopo  Assalamu'alaikum wrwb. 1.      Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.. 2.      Panjenenganipun Bapa Suwardi minangka sulih sarira saking Bapa Gito Suwarno-Ibu Tuginem, ingkang tuhu kinurmatan. 3.      Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang bagya mulya. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT - Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bp. Bambang Sutopo, S.Pd,  sekalian Ibu Jari, keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah saking kulawarga Bapa Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem. Ingkang sepisan , kula minangkani punapa ingkang dados kersanipun Bapa Bambang Sutopo sekalian dalasan sedaya kulawarga, ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bp Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem-sapendherek,  ingkang pidalem w onten ing   Dukuh Jenggrik,...

ATUR PASRAH BOYONG TEMANTEN KEKALIH

Salah satu rangkaian adat Jawa setelah melangsungkan resepsi pernikahan adalah, keluarga temanten perempuan memboyong kedua mempelai kepada keluarga orangtua mempelai laki-laki (besan).  Sebelum masuk rumah keluarga besan, diadakan acara “Atur Pasrah” dari keluarga mempelai perempuan, dan “Atur Panampi” dari keluarga besan. Berikut adalah tuladha (contoh) sederhana “Atur Pasrah” yang saya susun dan laksanakan. *** Assalamu ‘alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. * Para sesepuh pinisepuh ingkang dahat kinabekten ** Panjenenganipun Bp.Waluyo dalasan Ibu Sumarni ingkang kinurmatan *** P ara rawuh kakung putri ingkang bagya mulya . Kanti  ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Gusti Ingkang Moho Agung. Sowan kula mriki dipun saroyo dening panjenenganipun Bapa Haji Supriyadi, S.Pd dalasan Ibu Hajah Lasmi ingkang pidalem wonten Plumbungan Indah RT.27/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, kepar...

Pidato Kocak Dai Gokil

Humor sebagai salah satu bumbu komunikasi dalam berpidato hingga kini masih diakui kehebatannya. Ketrampilan   menyelipkan humor-humor segar dalam berpidato atau ceramah,   menjadi daya pikat tersendiri bagi audien atau pendengarnya sehingga membuat mereka betah mengikuti acara sampai selesai. Buku saku berjudul “Pidato-pidato Kocak ala Pesantren” karya Ustad Nadzirin (Mbah Rien) ini mungkin bisa menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menciptakan suasana segar dalam berpidato. Buku setebal   88 halaman yang diterbitkan oleh Mitra Gayatri Kediri (tanpa tahun) ini berisi contoh-contoh pidato penuh humor. Membaca buku yang menyajikan enam contoh pidato yang oleh penulisnya dimaksudkan untuk bekal dakwah   para dai gokil dan humoris ini saya ngakak abis .  Pengin tahu cuplikannya? Silahkan simak berikut ini. “Saudara dan saudari.  Baik eyang putra maupun eyang putri…Semua tanpa kecuali yang saya cintai… Meski kalian semua tidak merasa say...

Atur Wangsulan Lamaran Calon Temanten

Meski tugas juru bicara untuk menyampaikan lamaran (pinangan) seperti yang saya tulis kemarin berlangsung 'glagepan' dan 'gobyoss', namun oleh beberapa teman,  saya dianggap 'sukses'.  "Bagus Pak. Sederhana dan 'cekak aos' apa yang menjadi inti," kata teman.  Tapi bagi saya pribadi, respon teman itu mungkin bisa diartikan lain. Sekedar untuk menyenangkan saya atau 'nyindir'. Namun tetap saya ucapkan terima kasih, karena memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman.  Betul. Beberapa hari setelah kejadian itu, saya diminta lagi untuk menjadi 'juru bicara' sebagai pihak yang harus menyampaikan jawaban/tanggapan atas lamaran di keluarga lain. Saya pun tak bisa mengelak. Karena waktunya sangat mendadak maka konsep saya tulis tangan dengan banyak coretan.  Seperti diketahui, setelah adanya lamaran dari keluarga pihak lelaki, biasannya diikuti dengan kunjungan balasan untuk  menyampaikan jawaban atau balasan. ...

ATUR PASRAH CALON TEMANTEN KAKUNG BADE IJAB ( Kanthi Prasaja ) )

Setelah dua kali mendapat mandat menjadi ‘talanging basa’ atau juru bicara untuk menyampaikan dan menerima ‘lamaran’ atau pinangan, dikesempatan lain ternyata saya ‘dipaksa’ lagi menjalani tugas untuk urusan adat Jawa. Kali ini, saya diminta salah satu keluarga untuk menjadi juru bicara ‘atur pasrah calon temanten kakung’ - pasrah calon mempelai pria, kepada calon besan menjelang acara ijab qabul. Permintaan tersebut saya jalani, meski, sekali lagi, dengan cara yang amat sederhana dan apa adanya. Pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim tidak menghalangi saya untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai bagian dari pengabdian di tengah masyarakat. ****** Berikut contoh atau tuladha apa yang saya sampaikan tersebut. Assalamu 'alaikum wr.wb. ·           *** Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.      *** Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. ·          *** Pan...

Tanggap Wacana Basa Jawi dan Contoh Lamaran

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat, ternyata masih banyak orang tetap memegang teguh   dan ‘nguri-nguri’ (melestarikan) warisan ‘Budaya Jawa’. Salah satu warisan tersebut adalah ‘Tanggap Wacana Basa Jawi’ atau pidato bahasa jawa dalam acara-acara adat maupun ‘pasamuan’ (pertemuan) keluarga dan warga kampung, terutama   di ‘tlatah’ (daerah) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau di berbagai daerah di Indonesia yang terdapat komunitas atau kelompok masyarakat ‘Jawa’. Bagi sebagian orang, meski mereka hidup di lingkungan masyarakat berbudaya Jawa, tanggap wacana basa jawi (pidato bahasa jawa) sering dianggap momok karena sulit pengetrapannya. Ketidakmampuan mereka bisa karena sudah ngga peduli dengan bubaya jawa atau ngga mau belajar, sehingga keadaan sekarang ini ibarat ‘Wong Jowo Ilang Jawane’ – orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya sebagai orang Jawa. Namun bagi orang yang kebetulan di- tua -...

ATUR PAMBAGYA HARJA WILUJENG

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -       Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -       Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha Kawasa, awit saking peparing ni’mat saha berkahipun, panjenengan dalasan kula saget makempal manunggal, wonten papan punika kanthi wilujeng mboten wonten alangan satunggal punapa. Para Rawuh Kakung Sumawana Putri ingkang minulya. Kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bapa Ignasius Sarono, S.Pd dalasan Ibu Dra. Christiana Sri Wahyuni Kustiasih, M.Pd , ingkang pidalem ing Plumbungan Indah Sragen, wonten kalenggahan punika kepareng matur : Sepisan , bilih Bapa Ibu Iganasius Sarono ngaturaken syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingakang Maha Kawasa, awit   saking Berkahi-p...

ATUR PANAMPI PASRAH CALON TEMANTEN BADE IJAB

Assalamu'alaikum wrwb. -    Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten. -    Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. -    Panjenenganipun Bapak….                  ingkang hamikili Bapak Karjiyono, SE, MM – Ibu Rr. Erniani Djihad Sismiyati (alm) ingkang tuhu kinurmatan. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka sulih salira saking panjenenganipun Bp. Haji Mulyono Raharjo, S.Pd, MM   sekalian Ibu Sri Sayekti, Sm,Hk keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah calon temanten kakung. Ingkang sepisan , kula minangkani Bapak Mulyono Raharjo sekalian, dalasan sedaya kulawarga ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bapak Karjiyono, sapendherek, ingkang pidalem wonten ing   Jombor Lor, RT.01/18, Kel. Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Ngayogyakarta ...