Skip to main content

Ceria Bersama di Karimunjawa



Sepenggal Catatan Perjalanan

Sabtu (23/3/2019) pukul 01.00 dini hari. Bus Wisata yang mengangkut rombongan kami, personil Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Sragen mulai bergerak meninggalkan halaman kantor Bupati. Meski udara dingin menusuk tulang, numun kami berusaha tetap ceria. Celotehan dan canda tak henti menjadi bumbu perjalanan menuju objek wisata, Pulau Karimunjawa. Apalagi ulah Antok, sang pemandu perjalanan itu mampu menciptakan suasana kian hangat. Kepala UPTPK, Nunuk Sri Rejeki, juga memberikan semangat. 

"Sekali waktu kita perlu bergembira dan ceria bersama untuk menghilangkan segala kejenuhan rutinitas kerja. Ini juga salah satu cara untuk mengembalikan semangat sekaligus membangun kebersamaan seluruh anggota," kata Nunuk.

Satu jam kemudian, celotehan tak lagi terdengar. Suasana berganti keheningan ditingkah deru mesin kendaraan Bus yang kami tumpangi. Hampir semua peserta wisata tertidur pulas dengan mimpi-mimpi indahnya. 

Setelah empat jam perjalanan, dan mampir sebentar di Masjid untuk shalat Subuh, sampailah di Dermaga Pelabuhan Jepara.


Pagi yang cerah. Sembari menunggu kapal yang akan membawanya ke pulau Karimunjawa, kami menikmati sarapan, kemudian jalan-jalan dan berfotoria di kawasan wisata Pantai Kartini.

"Di sini, di tepian laut nan indah, kita mengukir kenangan bersama."





Pukul 10.30 kami antre di pintu pemeriksaan penumpang sebelum masuk ke dalam kapal.



Di Kapal cepat "Bahari Express" bersama ratusan penumpang, beberapa orang mengabadikan momen perjalanan, sebagian lagi tidur untuk menghindari mabuk laut.

Alhamdulillah, setelah sekitar dua jam mengarungi samudera, kapal bisa merapat di dermaga Karimunjawa dengan selamat.

Keluar dari kapal, kami dijemput petugas dengan kendaraan mobil yang sudah disiapkan biro perjalanan menuju tempat penginapan. Selesai check in, rombongan sebanyak 18 orang ini bisa melaksanakan shalat dan menikmati makan siang.

Sekitar pukul 13.30 kami melanjutkan acara, berlayar sekitar 1,5 jam menggunakan kapal motor menuju kawasan wisata laut.


Disinilah, dipandu petugas, kami berolahraga snorkeling di tengah laut secara bebas. Meski diantara kami banyak yang tidak bisa berenang namun dengan memakai pelampung tetap berani nyemplung ke laut.

Ternyata asyik betul. Kami merasakan sensasi yang luar biasa dahsyatnya.

"Nggak kebayang, hari ini kita bisa berenang dan menyelam di laut. Hore...!" Beberapa teman berteriak sambil berenang dengan gerakan bebas.

Kami terus bergerak menikmati olahraga yang benar-benar di lautan. Bahkan saya sendiri mencoba menyelam di dalam laut tanpa pelampung dan alat pernafasan. Sampai glagepen. 




Sesekali kami bergandeng tangan membentuk formasi melingkar. Sungguh indah.



 
Sebenarnya acara berceburan di tengah laut ini belum puas, tapi kami harus melanjutkan perjalanan menuju pantai pasir putih. Di area ini kami dimanjakan dengan suasana santai sambil bercengkerama, berlompatan dan berfotoria di ayunan pinggir laut serta tempat indah lainnya.








Pukul 16.30 saat rombongan balik ke penginapan, kami mampir di komplek Wisma Apung untuk melihat kolam penangkaran ikan Hiu dan Bintang Laut.


Waktu beranjak sore. Kami cepat-cepat meninggalkan Wisma Apung agar tidak terperangkap dalam kegelapan.

Dari atas dek kapal motor, di tengah laut, panorama menjelang senja mulai terlihat.

Semburat cahaya di ufuk barat muncul diantara mega dan riak samudera yang membentuk keindahan tiada tara. Kami tertegun menyaksikan salah satu wujud kebesaran Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.


Pukul 18.15 kami tiba di penginapan. Setelah mandi, shalat dan makan malam, acara selanjutnya menuju kawasan Alun-alun untuk jalan-jalan dan membeli souvenir sekedarnya. Sekitar pukul 21.30 kami kembali ke penginapan, istirahat dan tidur, mempersiapkan tenaga untuk acara esok pagi.

Bukit Love

Ahad (24/3) pagi, usai mandi dan sarapan, sekitar pukul 07.00 kami langsung check out untuk menuju obyek wisata Bukit Love, melalui jalan berliku dan tanjakan yang cukup mendebarkan.

Di  tempat ini, kami menikmati panorama indah kepulauan Karimunjawa dari atas bukit. Juga mengabadikan momen-momen indah yang dikemas dalam kegiatan "Gathering UPTPK Sail Karimunjawa"






Kenangan Tak Terlupakan 

Puas berada di Bukit LOVE selama dua jam, kami tinggalkan tempat ini dan segera turun menuju dermaga Karimunjawa.

Kami tak segera masuk kedalam kapal. Hati kami tiba-tiba bergejolak tak karuan, seolah berat meninggalkan pulau Karimunjawa yang penuh kenangan ini.


Di atas jalan lintasan menuju kapal, kami pandangi laut yang tenang dengan latar Pulau Karimunjawa.

Beberapa ekor ikan berseliweran berenang seperti menyapa kami.

"Kenapa ya, ikan-ikan itu seperti menggoda?"

"Mungkin mereka ingin mengucapkan selamat jalan kepada kita."

"Bukan, bukan mengucapkan selamat jalan, tapi mereka ingin kita lebih lama lagi di Karimunjawa."

"Entahlah..."

Yang jelas, ikan-ikan itu cukup lama berputar-putar di hadapan kami.



Selamat tinggal Karimunjawa.
Dua hari bersamamu, telah menorehkan kenangan indah yang tak kan terlupakan.
Suatu saat kita akan bersamamu lagi.

"Bersamamu?"

"Iya.."

Suparto

Comments

  1. Makasih pak parto,.super n seru😊😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, makasih juga. Kita bisa melukis kenangan bersama...

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TANGGAP WACANA ATUR PAMBAGYA HARJA

Pada rangkaian acara resepsi pernikahan, keluarga yang mempunyai hajat (punya kerja), berkewajiban menyampaikan sambutan (tanggap wacana) selamat datang kepada seluruh hadirin. Dalam tatacara resepsi adat Jawa disebut Atur Pambagya Harja, atau atur pambagya wilujeng. Dalam sambutan ini, orang yang punya kerja akan mewakilkan kepada orang tertentu yang ditunjuk, biasanya ketua RT/RW, atau orang yang dituakan di lingkungannya. Nah, ketika menjadi ketua RT, saya pernah mendapat tugas untuk menyampaikan pidato (tanggap wacana) tersebut. ****** Berikut contoh / tuladha atur pambagya harja yang pernah saya sampaikan…. Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -        Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -        Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Allah SWT, Gusti Ingkang Mah

CONTOH ATUR PANAMPI PASRAH TEMANTEN SARIMBIT ACARA NGUNDUH MANTU

Bp-Ibu Bambang Sutopo  Assalamu'alaikum wrwb. 1.      Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.. 2.      Panjenenganipun Bapa Suwardi minangka sulih sarira saking Bapa Gito Suwarno-Ibu Tuginem, ingkang tuhu kinurmatan. 3.      Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang bagya mulya. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT - Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bp. Bambang Sutopo, S.Pd,  sekalian Ibu Jari, keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah saking kulawarga Bapa Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem. Ingkang sepisan , kula minangkani punapa ingkang dados kersanipun Bapa Bambang Sutopo sekalian dalasan sedaya kulawarga, ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bp Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem-sapendherek,  ingkang pidalem w onten ing   Dukuh Jenggrik,  Desa Purwosuman,  Kec. Sidoharjo, Kab Sragen. Kaping kalih , menggah salam taklim 

ATUR PASRAH BOYONG TEMANTEN KEKALIH

Salah satu rangkaian adat Jawa setelah melangsungkan resepsi pernikahan adalah, keluarga temanten perempuan memboyong kedua mempelai kepada keluarga orangtua mempelai laki-laki (besan).  Sebelum masuk rumah keluarga besan, diadakan acara “Atur Pasrah” dari keluarga mempelai perempuan, dan “Atur Panampi” dari keluarga besan. Berikut adalah tuladha (contoh) sederhana “Atur Pasrah” yang saya susun dan laksanakan. *** Assalamu ‘alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. * Para sesepuh pinisepuh ingkang dahat kinabekten ** Panjenenganipun Bp.Waluyo dalasan Ibu Sumarni ingkang kinurmatan *** P ara rawuh kakung putri ingkang bagya mulya . Kanti  ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Gusti Ingkang Moho Agung. Sowan kula mriki dipun saroyo dening panjenenganipun Bapa Haji Supriyadi, S.Pd dalasan Ibu Hajah Lasmi ingkang pidalem wonten Plumbungan Indah RT.27/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, kepareng matur

Pidato Kocak Dai Gokil

Humor sebagai salah satu bumbu komunikasi dalam berpidato hingga kini masih diakui kehebatannya. Ketrampilan   menyelipkan humor-humor segar dalam berpidato atau ceramah,   menjadi daya pikat tersendiri bagi audien atau pendengarnya sehingga membuat mereka betah mengikuti acara sampai selesai. Buku saku berjudul “Pidato-pidato Kocak ala Pesantren” karya Ustad Nadzirin (Mbah Rien) ini mungkin bisa menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menciptakan suasana segar dalam berpidato. Buku setebal   88 halaman yang diterbitkan oleh Mitra Gayatri Kediri (tanpa tahun) ini berisi contoh-contoh pidato penuh humor. Membaca buku yang menyajikan enam contoh pidato yang oleh penulisnya dimaksudkan untuk bekal dakwah   para dai gokil dan humoris ini saya ngakak abis .  Pengin tahu cuplikannya? Silahkan simak berikut ini. “Saudara dan saudari.  Baik eyang putra maupun eyang putri…Semua tanpa kecuali yang saya cintai… Meski kalian semua tidak merasa saya cintai…” “…..Allah tela

Atur Wangsulan Lamaran Calon Temanten

Meski tugas juru bicara untuk menyampaikan lamaran (pinangan) seperti yang saya tulis kemarin berlangsung 'glagepan' dan 'gobyoss', namun oleh beberapa teman,  saya dianggap 'sukses'.  "Bagus Pak. Sederhana dan 'cekak aos' apa yang menjadi inti," kata teman.  Tapi bagi saya pribadi, respon teman itu mungkin bisa diartikan lain. Sekedar untuk menyenangkan saya atau 'nyindir'. Namun tetap saya ucapkan terima kasih, karena memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman.  Betul. Beberapa hari setelah kejadian itu, saya diminta lagi untuk menjadi 'juru bicara' sebagai pihak yang harus menyampaikan jawaban/tanggapan atas lamaran di keluarga lain. Saya pun tak bisa mengelak. Karena waktunya sangat mendadak maka konsep saya tulis tangan dengan banyak coretan.  Seperti diketahui, setelah adanya lamaran dari keluarga pihak lelaki, biasannya diikuti dengan kunjungan balasan untuk  menyampaikan jawaban atau balasan.

ATUR PASRAH CALON TEMANTEN KAKUNG BADE IJAB ( Kanthi Prasaja ) )

Setelah dua kali mendapat mandat menjadi ‘talanging basa’ atau juru bicara untuk menyampaikan dan menerima ‘lamaran’ atau pinangan, dikesempatan lain ternyata saya ‘dipaksa’ lagi menjalani tugas untuk urusan adat Jawa. Kali ini, saya diminta salah satu keluarga untuk menjadi juru bicara ‘atur pasrah calon temanten kakung’ - pasrah calon mempelai pria, kepada calon besan menjelang acara ijab qabul. Permintaan tersebut saya jalani, meski, sekali lagi, dengan cara yang amat sederhana dan apa adanya. Pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim tidak menghalangi saya untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai bagian dari pengabdian di tengah masyarakat. ****** Berikut contoh atau tuladha apa yang saya sampaikan tersebut. Assalamu 'alaikum wr.wb. ·           *** Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.      *** Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. ·          *** Panjenenganipun Bapak Susilo ingkang hamikili Bapak Sukimin sek

Tanggap Wacana Basa Jawi dan Contoh Lamaran

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat, ternyata masih banyak orang tetap memegang teguh   dan ‘nguri-nguri’ (melestarikan) warisan ‘Budaya Jawa’. Salah satu warisan tersebut adalah ‘Tanggap Wacana Basa Jawi’ atau pidato bahasa jawa dalam acara-acara adat maupun ‘pasamuan’ (pertemuan) keluarga dan warga kampung, terutama   di ‘tlatah’ (daerah) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau di berbagai daerah di Indonesia yang terdapat komunitas atau kelompok masyarakat ‘Jawa’. Bagi sebagian orang, meski mereka hidup di lingkungan masyarakat berbudaya Jawa, tanggap wacana basa jawi (pidato bahasa jawa) sering dianggap momok karena sulit pengetrapannya. Ketidakmampuan mereka bisa karena sudah ngga peduli dengan bubaya jawa atau ngga mau belajar, sehingga keadaan sekarang ini ibarat ‘Wong Jowo Ilang Jawane’ – orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya sebagai orang Jawa. Namun bagi orang yang kebetulan di- tua -kan di li

ATUR PAMBAGYA HARJA WILUJENG

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -       Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -       Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha Kawasa, awit saking peparing ni’mat saha berkahipun, panjenengan dalasan kula saget makempal manunggal, wonten papan punika kanthi wilujeng mboten wonten alangan satunggal punapa. Para Rawuh Kakung Sumawana Putri ingkang minulya. Kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bapa Ignasius Sarono, S.Pd dalasan Ibu Dra. Christiana Sri Wahyuni Kustiasih, M.Pd , ingkang pidalem ing Plumbungan Indah Sragen, wonten kalenggahan punika kepareng matur : Sepisan , bilih Bapa Ibu Iganasius Sarono ngaturaken syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingakang Maha Kawasa, awit   saking Berkahi-pun, saha donga pangestu panjenengan sedaya, sampun kal

ATUR PANAMPI PASRAH CALON TEMANTEN BADE IJAB

Assalamu'alaikum wrwb. -    Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten. -    Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. -    Panjenenganipun Bapak….                  ingkang hamikili Bapak Karjiyono, SE, MM – Ibu Rr. Erniani Djihad Sismiyati (alm) ingkang tuhu kinurmatan. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka sulih salira saking panjenenganipun Bp. Haji Mulyono Raharjo, S.Pd, MM   sekalian Ibu Sri Sayekti, Sm,Hk keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah calon temanten kakung. Ingkang sepisan , kula minangkani Bapak Mulyono Raharjo sekalian, dalasan sedaya kulawarga ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bapak Karjiyono, sapendherek, ingkang pidalem wonten ing   Jombor Lor, RT.01/18, Kel. Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Ngayogyakarta Hadiningrat. Kaping kalih , menggah salam taklim Bp. Karjiyono sekalian lumantar panjenengan s