Skip to main content

Kartini di Bumi Sukowati Bicara Emansipasi


dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati
Tanggal 21 April di peringati sebagai Hari Kartini, untuk mengenang salah satu pejuang emansipasi wanita Indonesia, Raden Ajeng Kartini, yang lahir 139 tahun lalu. Meski hanya dikaruniai umur yang sangat singkat, 25 tahun, namun pemikiran cemerlang dan kiprah  RA. Kartini untuk memajukan kaum wanita di negeri ini tetap abadi.

Kini, setelah 139 tahun berlalu, mimpi dan perjuangan Kartini tentang emansipasi mampu mendorong kemajuan wanita di berbagai bidang yang bisa dirasakan banyak pihak. Semangat Kartini pun tetap menyala dan menginspirasi generasi Kartini-Kartini untuk meraih mimpi.

Berikut sekilas ungkapan Kartini-Kartini masa kini di Kabupaten Sragen, Bumi Sukowati.

dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati (Bupati Sragen)

Mbak Yuni, sapaan Bupati Sragen ini merasa bangga dengan kemajuan kaum wanita masa kini. Sebagai perempuan pertama yang menjabat Bupati dalam sejarah pemerintahan di Kabupaten Sragen, Mbak Yuni bisa dianggap simbol kemajuan kaum wanita Sragen sebagaimana mimpi Kartini dulu.

“Semoga semangat Kartini senantiasa kita jaga. Emansipasi wanita yang dulu diperjuangkan Kartini kemudian kesetaraan gender yang kita perjuangkan, Alhamdulillah, sudah banyak terwujud,” kata Mbak Yuni usai membuka kegiatan Outbond dan silaturahmi yang diadakan Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Sragen, Sabtu (21/4/2018) di komplek obyek wisata nDayu Park.

Menurut Bupati, pemerintah sudah memberikan apresiasi sehingga sekarang partisipasi di segala lini sudah bisa kita rasakan. Mulai dari eksekutif hingga legislatif, seorang pemimpin perempuan bukan hal yang tabu lagi.

“Semangat terus dan selamat berkarya untuk perempuan-perempuan hebat di bumi Sukowati,” pesan Mbak Yuni.


Rini Prastyaningsingsih, SST, M.Kes 
Rini Prastyaningsinh
Bagaimana sih sosok wanita masa kini seperti idaman Kartini dulu? Ditanya demikian, wanita murah senyum ini menjawabnya dengan untaian kalimat yang puitis. Maklum, ketika remaja dulu Rini dikenal sebagai jago nulis dan baca puisi dalam berbagai acara.  

Coba simak penuturan wanita lembut yang sehari-hari bertugas sebagai Koordinator Seksi Kesehatan di kantor Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Sragen berikut ini.

Wanita Kartini
Adalah wanita dengan kedua tangannya mampu menjadi ibu bagi anak-anaknya
Menjadi pendamping setia bagi belahan jiwanya
Mampu menyelesaikan tugas sebagi ibu rumah tangga atau di pekerjaannya
Wanita yang bisa menikmati hidup dengan hal-hal yang membuatnya bahagia sebagai individu
Dan wanita yang mampu menanamkan kerendahan hati dan bermanfaat untuk sesama.


Jatuningsih Yulianti, SST, M.Kes 
Jatun, saat mengunjungi
warga miskin di sebuah desa
Bagi Jatun, emansiapsi itu berarti bebas atau merdeka. “Maksudnya adalah merdeka dalam menentukan pilihan dan merdeka dalam meraih mimpi, namun tidak boleh melupakan kodratnya sebagai seorang wanita,” kata Jatun, Staf Seksi Kesehatan, kantor Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Sragen.  

Bersama Rini, Jatun sering “blusukan” ke pelosok desa untuk melakukan survey tentang kondisi nyata keluarga miskin. Ada pengalaman menarik, ketika mendapat tugas mendadak untuk survey emergency, sementara drivernya sedang acara keluar, Jatun mengambil alih tugas menjadi “sopir” mobil ambulance.
Jatun, jadi sopir Ambulance



dr. Ririn Dyah Wulandari  
dr. Ririn
Dokter yang tinggal di kampung Mojo Wetan RT.3/3 Sragen Kulon ini mencoba membandingkan kondisi wanita zaman Kartini dulu (old) dengan wanita masa kini, zaman now. Dia bercerita di sela-sela kegiatannya sebagai panitia outbond kader Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Sragen, di nDayu Park. 
dr. Ririn wawancara dengan 
Reporter Radio Buana Asri Sragen

Menurut Ririn, kedudukan wanita zaman RA Kartini dulu dengan sekarang sudah jauh berbeda. Kini kaum wanita itu tidak harus di dapur saja. Karena perkembangan jaman semakin ke sini makin maju sehingga wanita boleh bekerja di bidang apa saja. Tapi tetap tidak boleh melupakan kodratnya sebagai wanita.

Dokter lulusan Unissula Semarang yang menjabat sebagai Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Sragen ini menuturkan, kemajuan wanita sekarang dengan impian Kartini dulu sangat berbeda jauh. Dulu itu, anak perempuan mau sekolah susah. Seorang istri harus benar-benar patuh dan nurut dengan suami, tidak boleh bekerja. Pokoknya wanita harus di rumah, di dapur, ngurus anak ngurus suami.

“Tapi kalau sekarang saya lihat tidak. Sudah banyak yang bekerja, mengembangkan karirnya. Bahkan banyak seorang istri yang sekarang lebih banyak bekerja di luar rumah dibanding di dalam rumah karena tuntutan tugasnya. Dalam kondisi demikian, kadang sang suami harus mengganti tugas istrinya, momong anak di rumah. Tidak apalah, yang penting sudah ada kesepakatan dan kesadaran bersama,” cerita wanita penyuka warna biru ini.  


Gema Zara Primahardika Damayanti
Gema Zara P.D
Zara juga ikut bicara tentang kaum wanita di Hari Kartini. Menurut staf UPTPK Sragen ini, meskipun sekarang kemajuan wanita sudah terlihat di hampir semua segi, tapi masih ada kaum pria yang memandang sebelah mata terhadap kedudukan dan potensi kaum wanita. Mereka memandang penampilan wanita menurut pikirannya tanpa mau tahu apa yang sebenarnya terjadi. 

"Ada beberapa kaum pria yang kurang paham terhadap pekerjaan dan tugas kaum wanita yang sebenarnya," kata Gema atau Zara, cewek ceria lulusan Sistem Informasi Amikom Yogya ini. 

Suparto

Comments

Popular posts from this blog

TANGGAP WACANA ATUR PAMBAGYA HARJA

Pada rangkaian acara resepsi pernikahan, keluarga yang mempunyai hajat (punya kerja), berkewajiban menyampaikan sambutan (tanggap wacana) selamat datang kepada seluruh hadirin. Dalam tatacara resepsi adat Jawa disebut Atur Pambagya Harja, atau atur pambagya wilujeng. Dalam sambutan ini, orang yang punya kerja akan mewakilkan kepada orang tertentu yang ditunjuk, biasanya ketua RT/RW, atau orang yang dituakan di lingkungannya. Nah, ketika menjadi ketua RT, saya pernah mendapat tugas untuk menyampaikan pidato (tanggap wacana) tersebut. ****** Berikut contoh / tuladha atur pambagya harja yang pernah saya sampaikan…. Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -        Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -        Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Allah SWT, Gusti Ingkang Mah

CONTOH ATUR PANAMPI PASRAH TEMANTEN SARIMBIT ACARA NGUNDUH MANTU

Bp-Ibu Bambang Sutopo  Assalamu'alaikum wrwb. 1.      Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.. 2.      Panjenenganipun Bapa Suwardi minangka sulih sarira saking Bapa Gito Suwarno-Ibu Tuginem, ingkang tuhu kinurmatan. 3.      Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang bagya mulya. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT - Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bp. Bambang Sutopo, S.Pd,  sekalian Ibu Jari, keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah saking kulawarga Bapa Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem. Ingkang sepisan , kula minangkani punapa ingkang dados kersanipun Bapa Bambang Sutopo sekalian dalasan sedaya kulawarga, ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bp Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem-sapendherek,  ingkang pidalem w onten ing   Dukuh Jenggrik,  Desa Purwosuman,  Kec. Sidoharjo, Kab Sragen. Kaping kalih , menggah salam taklim 

ATUR PASRAH BOYONG TEMANTEN KEKALIH

Salah satu rangkaian adat Jawa setelah melangsungkan resepsi pernikahan adalah, keluarga temanten perempuan memboyong kedua mempelai kepada keluarga orangtua mempelai laki-laki (besan).  Sebelum masuk rumah keluarga besan, diadakan acara “Atur Pasrah” dari keluarga mempelai perempuan, dan “Atur Panampi” dari keluarga besan. Berikut adalah tuladha (contoh) sederhana “Atur Pasrah” yang saya susun dan laksanakan. *** Assalamu ‘alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. * Para sesepuh pinisepuh ingkang dahat kinabekten ** Panjenenganipun Bp.Waluyo dalasan Ibu Sumarni ingkang kinurmatan *** P ara rawuh kakung putri ingkang bagya mulya . Kanti  ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Gusti Ingkang Moho Agung. Sowan kula mriki dipun saroyo dening panjenenganipun Bapa Haji Supriyadi, S.Pd dalasan Ibu Hajah Lasmi ingkang pidalem wonten Plumbungan Indah RT.27/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, kepareng matur

Pidato Kocak Dai Gokil

Humor sebagai salah satu bumbu komunikasi dalam berpidato hingga kini masih diakui kehebatannya. Ketrampilan   menyelipkan humor-humor segar dalam berpidato atau ceramah,   menjadi daya pikat tersendiri bagi audien atau pendengarnya sehingga membuat mereka betah mengikuti acara sampai selesai. Buku saku berjudul “Pidato-pidato Kocak ala Pesantren” karya Ustad Nadzirin (Mbah Rien) ini mungkin bisa menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menciptakan suasana segar dalam berpidato. Buku setebal   88 halaman yang diterbitkan oleh Mitra Gayatri Kediri (tanpa tahun) ini berisi contoh-contoh pidato penuh humor. Membaca buku yang menyajikan enam contoh pidato yang oleh penulisnya dimaksudkan untuk bekal dakwah   para dai gokil dan humoris ini saya ngakak abis .  Pengin tahu cuplikannya? Silahkan simak berikut ini. “Saudara dan saudari.  Baik eyang putra maupun eyang putri…Semua tanpa kecuali yang saya cintai… Meski kalian semua tidak merasa saya cintai…” “…..Allah tela

Atur Wangsulan Lamaran Calon Temanten

Meski tugas juru bicara untuk menyampaikan lamaran (pinangan) seperti yang saya tulis kemarin berlangsung 'glagepan' dan 'gobyoss', namun oleh beberapa teman,  saya dianggap 'sukses'.  "Bagus Pak. Sederhana dan 'cekak aos' apa yang menjadi inti," kata teman.  Tapi bagi saya pribadi, respon teman itu mungkin bisa diartikan lain. Sekedar untuk menyenangkan saya atau 'nyindir'. Namun tetap saya ucapkan terima kasih, karena memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman.  Betul. Beberapa hari setelah kejadian itu, saya diminta lagi untuk menjadi 'juru bicara' sebagai pihak yang harus menyampaikan jawaban/tanggapan atas lamaran di keluarga lain. Saya pun tak bisa mengelak. Karena waktunya sangat mendadak maka konsep saya tulis tangan dengan banyak coretan.  Seperti diketahui, setelah adanya lamaran dari keluarga pihak lelaki, biasannya diikuti dengan kunjungan balasan untuk  menyampaikan jawaban atau balasan.

ATUR PASRAH CALON TEMANTEN KAKUNG BADE IJAB ( Kanthi Prasaja ) )

Setelah dua kali mendapat mandat menjadi ‘talanging basa’ atau juru bicara untuk menyampaikan dan menerima ‘lamaran’ atau pinangan, dikesempatan lain ternyata saya ‘dipaksa’ lagi menjalani tugas untuk urusan adat Jawa. Kali ini, saya diminta salah satu keluarga untuk menjadi juru bicara ‘atur pasrah calon temanten kakung’ - pasrah calon mempelai pria, kepada calon besan menjelang acara ijab qabul. Permintaan tersebut saya jalani, meski, sekali lagi, dengan cara yang amat sederhana dan apa adanya. Pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim tidak menghalangi saya untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai bagian dari pengabdian di tengah masyarakat. ****** Berikut contoh atau tuladha apa yang saya sampaikan tersebut. Assalamu 'alaikum wr.wb. ·           *** Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.      *** Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. ·          *** Panjenenganipun Bapak Susilo ingkang hamikili Bapak Sukimin sek

Tanggap Wacana Basa Jawi dan Contoh Lamaran

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat, ternyata masih banyak orang tetap memegang teguh   dan ‘nguri-nguri’ (melestarikan) warisan ‘Budaya Jawa’. Salah satu warisan tersebut adalah ‘Tanggap Wacana Basa Jawi’ atau pidato bahasa jawa dalam acara-acara adat maupun ‘pasamuan’ (pertemuan) keluarga dan warga kampung, terutama   di ‘tlatah’ (daerah) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau di berbagai daerah di Indonesia yang terdapat komunitas atau kelompok masyarakat ‘Jawa’. Bagi sebagian orang, meski mereka hidup di lingkungan masyarakat berbudaya Jawa, tanggap wacana basa jawi (pidato bahasa jawa) sering dianggap momok karena sulit pengetrapannya. Ketidakmampuan mereka bisa karena sudah ngga peduli dengan bubaya jawa atau ngga mau belajar, sehingga keadaan sekarang ini ibarat ‘Wong Jowo Ilang Jawane’ – orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya sebagai orang Jawa. Namun bagi orang yang kebetulan di- tua -kan di li

ATUR PAMBAGYA HARJA WILUJENG

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -       Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -       Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha Kawasa, awit saking peparing ni’mat saha berkahipun, panjenengan dalasan kula saget makempal manunggal, wonten papan punika kanthi wilujeng mboten wonten alangan satunggal punapa. Para Rawuh Kakung Sumawana Putri ingkang minulya. Kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bapa Ignasius Sarono, S.Pd dalasan Ibu Dra. Christiana Sri Wahyuni Kustiasih, M.Pd , ingkang pidalem ing Plumbungan Indah Sragen, wonten kalenggahan punika kepareng matur : Sepisan , bilih Bapa Ibu Iganasius Sarono ngaturaken syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingakang Maha Kawasa, awit   saking Berkahi-pun, saha donga pangestu panjenengan sedaya, sampun kal

ATUR PANAMPI PASRAH CALON TEMANTEN BADE IJAB

Assalamu'alaikum wrwb. -    Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten. -    Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. -    Panjenenganipun Bapak….                  ingkang hamikili Bapak Karjiyono, SE, MM – Ibu Rr. Erniani Djihad Sismiyati (alm) ingkang tuhu kinurmatan. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka sulih salira saking panjenenganipun Bp. Haji Mulyono Raharjo, S.Pd, MM   sekalian Ibu Sri Sayekti, Sm,Hk keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah calon temanten kakung. Ingkang sepisan , kula minangkani Bapak Mulyono Raharjo sekalian, dalasan sedaya kulawarga ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bapak Karjiyono, sapendherek, ingkang pidalem wonten ing   Jombor Lor, RT.01/18, Kel. Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Ngayogyakarta Hadiningrat. Kaping kalih , menggah salam taklim Bp. Karjiyono sekalian lumantar panjenengan s