Catatan Perjalanan (Bag.1)
Mengapa banyak orang tertarik untuk mengunjungi Kraton/Istana Ratu Boko Yogyakarta? Sebenarnya ada apa di sana?
Penasaran, Sabtu (22/7/2017) lalu, kami personil “Yupitipikey” UPTPK Sragen datang ke komplek salah satu tempat wisata sejarah yang terletak 3 kilometer di sebelah selatan Candi Prambanan itu, sekalian refreshing di akhir pekan.
Mengapa banyak orang tertarik untuk mengunjungi Kraton/Istana Ratu Boko Yogyakarta? Sebenarnya ada apa di sana?
Penasaran, Sabtu (22/7/2017) lalu, kami personil “Yupitipikey” UPTPK Sragen datang ke komplek salah satu tempat wisata sejarah yang terletak 3 kilometer di sebelah selatan Candi Prambanan itu, sekalian refreshing di akhir pekan.
Mungkin yang kita bayangkan
sebagai Istana itu tidak seperti yang kita
lihat sekarang. Di beberapa tempat di komplek kawasan situs yang cukup luas itu,
lebih banyak kita temukan batu-batu candi berserakan. Bangunan fisik yang
menggambarkan sebuah kraton/istana dengan segala kelengkapannya juga tidak utuh
lagi.
Namun disitulah letak daya
tariknya. Karena dari keseluruhan benda-benda yang masih tersisa itu, tersimpan
jejak sejarah Nusantara dimasa lalu. Ini menjadi misteri yang terus diteliti
dan direnungkan keberadaannya sehingga kita mendapatkan pelajaran darinya.
Selain bisa menelusuri
sisa-sisa kemegahan kerajaan masa lampau, sambil jalan-jalan kita juga dapat
menikmati udara segar. Pemandangan alamnya pun sangat indah. Sekali jalan, kita
dapatkan nilai edukasi, olahraga dan rekreasi. Senang dan bahagia kan?
menuju Taman Keputren |
Sekilas
Sejarah
batu-batu candi dikumpulkan |
Seperti yang diterangkan bagian informasi, Situs Ratu Boko
terletak di atas perbukitan Boko dengan ketinggian 195,97 m di atas permukaan
laut dengan luas sekitar 160.898 m2.
Situs Ratu Boko merupakan peninggalan sejarah yang bercorak Hinduisme dan Budhisme, yang dibangun pada abad VII-IX M.
Pada waktu pertama kalinya, situs ini adalah sebuah kompleks wihara sebagaimana tercatat dalam prasasti Abhayagiriwihara yang berangka tahun 792 M. Tinggalan arkeologi yang bersifat Budhisme lainnya yaitu reruntuhan stupa, arca Dhyani Buddha stupika.
Situs Ratu Boko merupakan peninggalan sejarah yang bercorak Hinduisme dan Budhisme, yang dibangun pada abad VII-IX M.
Pada waktu pertama kalinya, situs ini adalah sebuah kompleks wihara sebagaimana tercatat dalam prasasti Abhayagiriwihara yang berangka tahun 792 M. Tinggalan arkeologi yang bersifat Budhisme lainnya yaitu reruntuhan stupa, arca Dhyani Buddha stupika.
Sekitar tahun 856 M, situs
ini berubah menjadi kediaman seorang penguasa bernama Rakai Walaing Pu Kumbhayoni yang beragama Hindu. Temuan arkeologi
berupa prasasti yaitu prasasti Ratu Boko a,b (beraangka tahun 856 M) dan c
semua mengandung keterangan tentang pendirian lingga yaitu Longga Krtivaso, Lingga
Tryambaha dan Lingga Hara.
Prasasti lain yang ditemukan yaitu prasasti Pereng (862 M) mengandung keterangan pendirian sebuah bangunan suci untuk dewa Siwa yaitu candi Badraloka.
Adapun tinggalan arkeologi lainnya yang bersifat hinduisme adalah arca Durga, Ganesa, miniature candi, yoni, dan prasasti dari lempengan emas.
Prasasti lain yang ditemukan yaitu prasasti Pereng (862 M) mengandung keterangan pendirian sebuah bangunan suci untuk dewa Siwa yaitu candi Badraloka.
Adapun tinggalan arkeologi lainnya yang bersifat hinduisme adalah arca Durga, Ganesa, miniature candi, yoni, dan prasasti dari lempengan emas.
di depan Goa Lanang |
Jika masih penasaran, silahkan berkunjung ke sana.
Suparto
#Yupitipikey
Comments
Post a Comment