Skip to main content

Jalan Istimewa Menuju Ketenangan Jiwa



Di dalam Muqaddimah Kitab Al-Qur’an dan Terjemahannya terbitan Departemen Agama Republik Indonesia (1984), ada nukilan kisah yang dapat kita jadikan kajian bersama.
Disebutkan, suatu hari sahabat Rasulullah bernama Ibnu Mas’ud didatangani seseorang yang mengadukan problem pribadinya dan meminta nasehat. “Wahai Ibnu Mas’ud, berilah aku nasehat yang apat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah, jauh dari rasa tenteram…”
Mendengar keluhan orang tersebut, Ibnu Mas’ud memberikan nasehat. “Kalau itu yang kau alami dan rasakan, bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat dan lakukan tiga hal”, kata Ibnu Mas’ud.
Pertama, ke tempat orang yang membaca Al-Qur’an. Di situ engkau baca Al-Qur’am, atau cukup mendengarkan dengan baik orang yang membaca Al-Qur’an.
Kedua, pergi ke majlis ta’lim (tempat pengajian) yang mengingatkan hati kepada Allah, dan menunjukkan kepada jalan yang benar.
Ketiga, carilah waktu dan tempat yang sunyi, di situ engkau berserah diri menyembah Allah. Semisal di waktu sepertiga malam terakhir, di saat orang lain tengah tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat Tahajud, memohon kepada Allah kejernihan pikiran, ketenteraman jiwa dan kemurnian hati.
“Seandainya jiwamu belum juga terobati dengan tiga langkah itu, maka engkau memohon kepada Allah agar diberinya hati yang lain, karena hati yang kau miliki itu hakekatnya bukan hatimu…., ” tegas Ibnu Mas’ud.
Setelah menerima nasehat Ibnu Mas’ud, orang tersebut pulang ke rumah. Di rumah ia langsung mengambil air wudlu, kemudian diambilnya Al-Qur’an. Dengan hati yang khusu’ dibacanya kitab Suci yang sudah lama ia lalaikan itu. Baru beberapa ayat dibacanya, hatinya sudah berubah menjadi tenteram dan aman. Pikirannya tenang dan kegelisahannya hilang sama sekali. Seolah ada kekuatan gaib dan cahaya terang menelusup ke dalam jiwanya. Tak terasa ia menitikkan air mata, bersyukur atas pertolongan dan hidayah Allah.

Mengambil pelajaran atas kisah tersebut, beberapa catatan berikut semoga bermanfaat dalam mengarungi kehidupan dunia yang penuh problem ini.

Rajin Membaca Al-Qur’an
Pertama, setiap Muslim harus yakin bahwa baru membaca AL-Qur’an saja, belum mendalami isinya, sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, karena yang dibacanya itu adalah Kitab Suci Ilahi. Al-Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang Islam, baik dikala senang maupun di saat susah, di waktu gembira ataupun sedang sedih. Bahkan, membaca Al-qur’an itu bukan saja merupakan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.
Dalam Hadits riwayat Muslim dan Abu Hurairah, Rasulullah menerangkan, betapa besarnya rahmat Allah dicurahkan kepada orang yang membaca Al-Qur’an di rumah maupun di tempat peribadatan. “Kepada kaum yang suka berjama’ah di rumah-rumah peribadatan, membaca AL-Qur’an secara bergiliran dan ajar mengajarkannya terhadap sesamanya, akan turunlah kepadanya ketenangan dan ketenteraman. Akan melimpah kepadanya rahmat Allah dan mereka dijaga oleh Malaikat, juga Allah selalu mengingat mereka….”
Dengan Hadits di atas, nyatalah bahwa membaca Al-Qur’an baik mengetahui artinya maupun tidak, sudah termasuk ibadah, amal shaleh dan menjadi sarana turunnya rahmat Allah serta mendatangkan manfaat bagi ketenangan jiwanya. Juga memberi cahaya kepada keluarga rumah tangga tempat Al-Qur’an itu dibaca.
Dalam Hadits Riwayat Darul Quthni dari Annas RA, Rasulullah SAW bersabda :”Perbanyaklah membaca Al-Qur’an di rumahmu. Sesungguhnya di dalam rumah yang penghuninya tidak pernah membaca Al-Qur’an dan sholat, akan sedikit sekali dijumpai kebaikan di rumah itu. Sebaliknya akan banyak terjadi kejahatan atau keburukan serta penghuninya selalu merasa sempit dan susah”.
Membaca atau mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan baik, dapat menghibur perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah dan melunakkan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk. Begitu besar mu’jizat Al-Qur’an sebagai Wahyu Allah, orang tidak akan bosan-bosannya membaca dan mendengarkannya. Semakin sering orang membaca dan mendengarkannya, akan  terpikat hatinya pada Al-Qur’an itu.
Bila Al-Qur’an itu dibaca dengan lafal yang fasih, dengan suara yang baik, indah dan merdu akan memberi  pengaruh kepada jiwa orng yang mendengarkannya, seolah-olah ia berada di dalam alam gaib, bertemu langsung dengan Kholiqnya, Sang Maha Pencipta.
Bagaimana keadaan orang Mukmin tatkala mendengar bacaan Al-Qur’an, digambarkan oleh Firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu, adalah mereka yang apabila disebut Nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman karenanya, dan kepada Allahlah mereka berserah diri (tawakal)”. QS Al-Anfal :2.
Begitulah keutamaan orang yang membaca dan mendengarkan Al-Qur’an. Oleh karena itu, sudah selayaknya umat Islam selalu berusaha menyediakaan waktu setiap hari untuk membaca, menghayati, mendalami, selanjutnya mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.

Aktif Pengajian
Kedua, pergi ke majlis (tempat) pengajian. Di tempat ini, kita mendapat siraman rohani, diingatkan tentang kebesaran Allah, tentang hakekat hidup, tentang bagaimana meraih kebahagiaan di dunia dan di akherat. Kita memperoleh berbagai ilmu (pengertian) yang benar mengenai cara-cara yang benar, sehingga langkah yang kita tempuh tidak sia-sia. Di sini pula kita peroleh petunjuk jalan yang terang, sehingga kita menjadi tenang dan tabah dalam menghadapi berbagai tantangan dan cobaan yang menghadang.
Tentang keutamaan majlis pengajian, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa salam bersabda : “ Hai Abu Dzar, jika engkau pergi lalu mempelajari satu ayat dari kitab Allah, maka itu lebih baik bagimu daripada kamu shalat 100 rakaat. Jika engkau pergi lalu mempelajari suatu bab ilmu yang dapat diamalkan adalah lebih baik bagimu dibandingkan kamu shalat 1000 rakaat”. (HR. Ibnu Majah).

Dengan ilmu (pengertian) yang kita peroleh di dalam majlis pengajian, ibadah menjadi lebih sempurna, iman menjadi mantap, langkah dan perilaku terkontrol, kemudian tumbuh semangat dalam bekerja, berkarya dan mengabdi. Pengaruh dalam kehidupan nyata adalah timbul nya sikap dan kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajiban dengan penuh keikhlasan dan rasa tanggung jawab.
Di tengah perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini, majis kajian diperlukan untuk media informasi dan diskusi yang sehat, sekaligus sarana tabayun -  check, recheck dan crosscheck atas setiap isu yang muncul. Dengan demikian kita tidak akan mudah termakan informasi yang tidak bertanggungjawab dan menyesatkan.
Manfaat lain dari kegiatan mendatangi majlis pengajian adalah kita bisa bersilaturahim dengan saudara sesama muslim, sehingga tumbuh ikatan batin dan rasa ukhuwah islamiyah. “Dekatkanlah kamu dengan orang-orang yang sholeh maka hatimu akan tenang”.

Shalat Tahajud
Ketiga, mencari waktu yang sunyi untuk berserah diri kepada Allah (bertahajud) . kalau kita perhatikan kehidupan manusia di alam raya ini, sesungguhnya mereka selalu mengalami  situasi yang penuh dinamika dan  gejolak . Kehidupann manusia senantiasa dihiasi dengan senyum dan tawa, disaat yang lain berada dalam keresahan. Kegoncangan dan kebimbangan hatinya selalu mewarnai perasaan dan kehidupannya, gelombang dan badai kehiduannya terus menerjang.
Sejalan dengan itu, tidak jarang ditemukan beberapa kasus menimpa diri manusia. Ia hidupnya mewah, harta melimpah, titel yang disandang dan jabatan yang diduduki cukup mengangkat derajat dan martabatnya di tengah-tengah masyarakat, sehingga mendapat pujian dan sanjungan. Namun baginya, apa yang didapat dan dimilikinya ternyata belum mampu membuat bahagia, tentram dan bebas dari penderitaan dan keresahan hati. Jiwanya kosong dan jauh dari cahaya Ilahi, sehingga kekayaan dan jabatan yang dimiliki tidak bisa memberikan berkah dan manfaat yang terarah bagi dirinya, keluarga dan orang lain.
Bagi umat Islam tak perlu resah dan gelisah menghadapi berbagai fenomena kehidupan. Irama kehidupan selalu naik rutun. Orang mukmin akan selalu mengambil sikap : syukur atas semua nikmat dan sabar terhadap setiap cobaan.
Jika mengalami jalan buntu dalam menghadapi persoalan, segera lakukan shalat malam (tahajud). Bangunlah pada sepertiga malam terakhir, satu atau dua jam sebelum masuk waktu subuh. Setelah bersih diri dan berwudlu, lakukanlan shalat tahajud dengan hati yang khusuk dan ikhlas, sesuai tuntunan Rasulullah. Sesudah itu, berdoalah, ungkapkan segala persoalan yang meresahkan dan menghimpit batin. Mohon kehadirat Allah, agar diberikan hati terang dan jalan keluar dari setiap persoalan yang menghadang. Insya Allah, hati akan menjadi tenang, pikiran terang. Dampak lain dari orang yang sering melakukaan shalat malam adalah menjadi tinggi martabatnya, baik sebagai hamba Allah maupun di hadapan umat manusia.
Firman Allah dalam Qur’an Surat Al-Isra’:79,  “Dan pada sebagian malam hari, bertahajudlah kamu, sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat derajatmu ke tempat yang terpuji”.
Shalat malam (tahajud) sebagai resep ampuh untuk menghadapi keresahan rohani manusia, telah dipratekkan oleh Rasulullah selama 23 tahun dalam perjuangan menyebarkan Islam. Selama itu, selain memperoleh ketenangan, juga membuka pandangan mata dan pikiran yang luas, sehingga menjadi hamba Allah pilihan.
Kalau dipelajari catatan sejarah para tokoh besar Islam atau Ulama berprestasi, mereka adalah terdiri dari orang-orang yang membiasakan shalat malam. Seperti Imam emat (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali) yang ajaran dan pemikirannya diikuti oleh umat Islam seluruh dunia. Begitu pula Imam Ghazali, bukunya sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk Indonesia, sampai sekarang tetap aktual untuk dikaji dan menjadi rujukan.
Ada sebuah kisah, suatu saat Imam AL Ghazali keluar dari kamar tidurnya sambil menangis. Melihat hal itu, seorang muridnya bertanya, “Mengapa Tuan Guru menangis dan kelihatan sedih?” Imam Ghazali menjawab, “…tadi malam aku tidak dapat melakukan shalat tahajud karena tertidur, sehingga tidak dapat berdialog dengan Allah untuk menemukan kebahagiaan dan ketenangan. Bagiku shalat tahajud mampu membebaskan segala persoalan yang aku hadapi. Aku mendapatkan ketenangan dan ketentraman jiwa setelah melakukan shalat tahajud….”
Begitulah, orang yang selalu dekat dengan Allah senantiasa mengingat Allah, hatinya tenang dan perasaannya menjadi lapang. Dalam Al-Qur’an surat Ara’du :28-29, diterangkan, ”Orang-orang yang beriman, hatinya akan tenang karena mengingat Allah; ketahuilah bahwa dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang”
Mari kita ikuki tiga langkah di atas, yang merupakan jalan istimewa menuju ketenangan hati. Semoga Allah senantiasa melimpahkan curahan rahmat, berkah dan hidayah kepada kita sehingg bisa menjalani hidup ini dengan tenang dan nantinya kembali kepada Allah dengan jiwa yang tenang, ridlo dan diridlai oleh Allah , husnul khatimah  - akhir hidup yang baik. Aamiin. (Suparto

Comments

Popular posts from this blog

TANGGAP WACANA ATUR PAMBAGYA HARJA

Pada rangkaian acara resepsi pernikahan, keluarga yang mempunyai hajat (punya kerja), berkewajiban menyampaikan sambutan (tanggap wacana) selamat datang kepada seluruh hadirin. Dalam tatacara resepsi adat Jawa disebut Atur Pambagya Harja, atau atur pambagya wilujeng. Dalam sambutan ini, orang yang punya kerja akan mewakilkan kepada orang tertentu yang ditunjuk, biasanya ketua RT/RW, atau orang yang dituakan di lingkungannya. Nah, ketika menjadi ketua RT, saya pernah mendapat tugas untuk menyampaikan pidato (tanggap wacana) tersebut. ****** Berikut contoh / tuladha atur pambagya harja yang pernah saya sampaikan…. Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -        Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -        Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Allah SWT, Gusti Ingkang Mah

CONTOH ATUR PANAMPI PASRAH TEMANTEN SARIMBIT ACARA NGUNDUH MANTU

Bp-Ibu Bambang Sutopo  Assalamu'alaikum wrwb. 1.      Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.. 2.      Panjenenganipun Bapa Suwardi minangka sulih sarira saking Bapa Gito Suwarno-Ibu Tuginem, ingkang tuhu kinurmatan. 3.      Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang bagya mulya. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT - Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bp. Bambang Sutopo, S.Pd,  sekalian Ibu Jari, keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah saking kulawarga Bapa Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem. Ingkang sepisan , kula minangkani punapa ingkang dados kersanipun Bapa Bambang Sutopo sekalian dalasan sedaya kulawarga, ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bp Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem-sapendherek,  ingkang pidalem w onten ing   Dukuh Jenggrik,  Desa Purwosuman,  Kec. Sidoharjo, Kab Sragen. Kaping kalih , menggah salam taklim 

ATUR PASRAH BOYONG TEMANTEN KEKALIH

Salah satu rangkaian adat Jawa setelah melangsungkan resepsi pernikahan adalah, keluarga temanten perempuan memboyong kedua mempelai kepada keluarga orangtua mempelai laki-laki (besan).  Sebelum masuk rumah keluarga besan, diadakan acara “Atur Pasrah” dari keluarga mempelai perempuan, dan “Atur Panampi” dari keluarga besan. Berikut adalah tuladha (contoh) sederhana “Atur Pasrah” yang saya susun dan laksanakan. *** Assalamu ‘alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. * Para sesepuh pinisepuh ingkang dahat kinabekten ** Panjenenganipun Bp.Waluyo dalasan Ibu Sumarni ingkang kinurmatan *** P ara rawuh kakung putri ingkang bagya mulya . Kanti  ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Gusti Ingkang Moho Agung. Sowan kula mriki dipun saroyo dening panjenenganipun Bapa Haji Supriyadi, S.Pd dalasan Ibu Hajah Lasmi ingkang pidalem wonten Plumbungan Indah RT.27/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, kepareng matur

Pidato Kocak Dai Gokil

Humor sebagai salah satu bumbu komunikasi dalam berpidato hingga kini masih diakui kehebatannya. Ketrampilan   menyelipkan humor-humor segar dalam berpidato atau ceramah,   menjadi daya pikat tersendiri bagi audien atau pendengarnya sehingga membuat mereka betah mengikuti acara sampai selesai. Buku saku berjudul “Pidato-pidato Kocak ala Pesantren” karya Ustad Nadzirin (Mbah Rien) ini mungkin bisa menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menciptakan suasana segar dalam berpidato. Buku setebal   88 halaman yang diterbitkan oleh Mitra Gayatri Kediri (tanpa tahun) ini berisi contoh-contoh pidato penuh humor. Membaca buku yang menyajikan enam contoh pidato yang oleh penulisnya dimaksudkan untuk bekal dakwah   para dai gokil dan humoris ini saya ngakak abis .  Pengin tahu cuplikannya? Silahkan simak berikut ini. “Saudara dan saudari.  Baik eyang putra maupun eyang putri…Semua tanpa kecuali yang saya cintai… Meski kalian semua tidak merasa saya cintai…” “…..Allah tela

Atur Wangsulan Lamaran Calon Temanten

Meski tugas juru bicara untuk menyampaikan lamaran (pinangan) seperti yang saya tulis kemarin berlangsung 'glagepan' dan 'gobyoss', namun oleh beberapa teman,  saya dianggap 'sukses'.  "Bagus Pak. Sederhana dan 'cekak aos' apa yang menjadi inti," kata teman.  Tapi bagi saya pribadi, respon teman itu mungkin bisa diartikan lain. Sekedar untuk menyenangkan saya atau 'nyindir'. Namun tetap saya ucapkan terima kasih, karena memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman.  Betul. Beberapa hari setelah kejadian itu, saya diminta lagi untuk menjadi 'juru bicara' sebagai pihak yang harus menyampaikan jawaban/tanggapan atas lamaran di keluarga lain. Saya pun tak bisa mengelak. Karena waktunya sangat mendadak maka konsep saya tulis tangan dengan banyak coretan.  Seperti diketahui, setelah adanya lamaran dari keluarga pihak lelaki, biasannya diikuti dengan kunjungan balasan untuk  menyampaikan jawaban atau balasan.

ATUR PASRAH CALON TEMANTEN KAKUNG BADE IJAB ( Kanthi Prasaja ) )

Setelah dua kali mendapat mandat menjadi ‘talanging basa’ atau juru bicara untuk menyampaikan dan menerima ‘lamaran’ atau pinangan, dikesempatan lain ternyata saya ‘dipaksa’ lagi menjalani tugas untuk urusan adat Jawa. Kali ini, saya diminta salah satu keluarga untuk menjadi juru bicara ‘atur pasrah calon temanten kakung’ - pasrah calon mempelai pria, kepada calon besan menjelang acara ijab qabul. Permintaan tersebut saya jalani, meski, sekali lagi, dengan cara yang amat sederhana dan apa adanya. Pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim tidak menghalangi saya untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai bagian dari pengabdian di tengah masyarakat. ****** Berikut contoh atau tuladha apa yang saya sampaikan tersebut. Assalamu 'alaikum wr.wb. ·           *** Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.      *** Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. ·          *** Panjenenganipun Bapak Susilo ingkang hamikili Bapak Sukimin sek

Tanggap Wacana Basa Jawi dan Contoh Lamaran

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat, ternyata masih banyak orang tetap memegang teguh   dan ‘nguri-nguri’ (melestarikan) warisan ‘Budaya Jawa’. Salah satu warisan tersebut adalah ‘Tanggap Wacana Basa Jawi’ atau pidato bahasa jawa dalam acara-acara adat maupun ‘pasamuan’ (pertemuan) keluarga dan warga kampung, terutama   di ‘tlatah’ (daerah) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau di berbagai daerah di Indonesia yang terdapat komunitas atau kelompok masyarakat ‘Jawa’. Bagi sebagian orang, meski mereka hidup di lingkungan masyarakat berbudaya Jawa, tanggap wacana basa jawi (pidato bahasa jawa) sering dianggap momok karena sulit pengetrapannya. Ketidakmampuan mereka bisa karena sudah ngga peduli dengan bubaya jawa atau ngga mau belajar, sehingga keadaan sekarang ini ibarat ‘Wong Jowo Ilang Jawane’ – orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya sebagai orang Jawa. Namun bagi orang yang kebetulan di- tua -kan di li

ATUR PAMBAGYA HARJA WILUJENG

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -       Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -       Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha Kawasa, awit saking peparing ni’mat saha berkahipun, panjenengan dalasan kula saget makempal manunggal, wonten papan punika kanthi wilujeng mboten wonten alangan satunggal punapa. Para Rawuh Kakung Sumawana Putri ingkang minulya. Kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bapa Ignasius Sarono, S.Pd dalasan Ibu Dra. Christiana Sri Wahyuni Kustiasih, M.Pd , ingkang pidalem ing Plumbungan Indah Sragen, wonten kalenggahan punika kepareng matur : Sepisan , bilih Bapa Ibu Iganasius Sarono ngaturaken syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingakang Maha Kawasa, awit   saking Berkahi-pun, saha donga pangestu panjenengan sedaya, sampun kal

ATUR PANAMPI PASRAH CALON TEMANTEN BADE IJAB

Assalamu'alaikum wrwb. -    Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten. -    Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. -    Panjenenganipun Bapak….                  ingkang hamikili Bapak Karjiyono, SE, MM – Ibu Rr. Erniani Djihad Sismiyati (alm) ingkang tuhu kinurmatan. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka sulih salira saking panjenenganipun Bp. Haji Mulyono Raharjo, S.Pd, MM   sekalian Ibu Sri Sayekti, Sm,Hk keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah calon temanten kakung. Ingkang sepisan , kula minangkani Bapak Mulyono Raharjo sekalian, dalasan sedaya kulawarga ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bapak Karjiyono, sapendherek, ingkang pidalem wonten ing   Jombor Lor, RT.01/18, Kel. Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Ngayogyakarta Hadiningrat. Kaping kalih , menggah salam taklim Bp. Karjiyono sekalian lumantar panjenengan s