إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِىَ لَهُ .َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا
بَعْدُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُونَ
فَقَالَ اللهُ تَعَالَى:
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا
رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ
اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ
كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Menjadi kewajiban bagi khatib untuk menyampaikan wasiat takwa
dalam setiap khutbahnya. Oleh karena itu mengawali khutbah Jumat ini, mari kita
kuatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah dengan senantiasa menjalankan
perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Ketakwaan harus kita lakukan secara konsisten dan berkesinambungan
sehingga bukan hanya berdampak pada kuantitas takwa namun juga kualitasnya.
Konsisten dan berkesinambungan yang dalam bahasa Arab disebut sebagai
istiqamah. Hal ini merupakan unsur yang sangat penting dalam ibadah dan
muamalah kita sehari-hari. Dengan istiqamah, kita akan senantiasa meraih
keberkahan dalam setiap aktivitas kehidupan dan akan mendapatkan ganjaran dari
Allah swt. Firman Allah dalam Surat Fussilat ayat 30 menyebutkan:
اِنَّ الَّذِيْنَ
قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ
الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ
الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami
adalah Allah,” kemudian tetap dalam pendiriannya (istiqamah), akan turun
malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan
bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah
dijanjikan kepadamu.”
Allah juga menjanjikan bagi umat Islam yang bisa menjaga
keistiqamahannya dengan menganugerahkan rezeki yang banyak dan mampu
mencukupinya. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Jin ayat 16:
وَّاَنْ لَّوِ اسْتَقَامُوْا عَلَى الطَّرِيْقَةِ
لَاَسْقَيْنٰهُمْ مَّاۤءً غَدَقًاۙ
Artinya: “Seandainya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu
(agama Islam), niscaya Kami akan mencurahkan air yang banyak (rezeki yang
cukup).”
Dalam Q.S. Al-Ahqaf Ayat 13, Allah juga menegaskan :
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ
اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah
Allah,” kemudian mereka tetap istiqomah tidak ada rasa khawatir pada mereka,
dan mereka tidak (pula) bersedih hati.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Dalam kehidupan ini, kita sering menghadapi berbagai dinamika yang
berdampak pada naik turunnya semangat menjalankan berbagai aktivitas termasuk
dalam hal ibadah dan muamalah. Kondisi ini tentu perlu kita sikapi dengan
bijak.
Di kala kita berada pada puncak semangat untuk beribadah dan
bermuamalah, kita harus sekuat tenaga mempertahankannya. Namun ketika memang
kita sedang berada dalam kondisi terpuruk dan kurang motivasi dalam beribadah
dan bermuamalah, kita juga harus mencari cara bagaimana meningkatkannya.
Terkait dengan hal ini, istiqamah menjadi solusinya. Istiqamah
bisa kita artikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsisten dalam
melakukan sesuatu. Ada peribahasa yang berbunyi: “Sedikit-sedikit lama-lama
menjadi bukit”.
Peribahasa ini menggambarkan bagaimana konsistensi menjadi hal
yang penting untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas yang baik. Dalam hal ini
Rasulullah SAW juga pernah bersabda dalam Hadits Riwayat Imam Muslim:
أَحَبُّ
الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
Artinya: “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang
terus-menerus (dilakukan) meskipun sedikit."
Dengan senantiasa menguatkan keistiqamahan dalam kondisi senang maupun susah,
maka kita akan mampu merasakan manisnya amal walaupun hal itu dilakukan sedikit
demi sedikit. Terkadang kita berusaha menambah amalan shalat, dzikir dan doa
karena kita sedang menghadapi masalah. Karena hal ini bukan karena sebuah
keistiqamahan, maka terkadang sulit untuk menikmatinya dan tidak berdampak
signifikan terhadap kondisi spiritual kita.
Ulama sufi menyebut bahwa istiqamah memiliki banyak keistimewaan seperti karamah
atau kemuliaan bagi pelakunya. “Al-Istiqamatu khairun min alfi karamah”
(Istiqamah lebih baik dari seribu karamah).
Ketika sikap istiqamah mampu dilakukan dan didasari dengan niatan
tulus dan ikhlas, maka semangat dalam beribadah dan bermuamalah pun akan terus
tertanam dalam jiwa. Apapun aktivitas yang didasari oleh semangat, rasa senang,
cinta, dan tak ada beban, maka pasti akan menghasilkan kualitas yang baik.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Untuk menumbuhkan istiqamah, perlu kiranya kita mengikis
harapan-harapan besar dari apa yang kita lakukan. Hal ini dilakukan untuk
menjaga diri dari pengharapan yang tidak kesampaian yang mengakibatkan
kekecewaan. Maka dalam istiqamah, ada keikhlasan di dalamnya sehingga ketika
kita shalat misalnya, kita harus menjadikannya sebagai kebutuhan bukan sekadar
menginginkan surga sebagai imbalan.
Jika kita meminta kepada Allah, mari jadikan doa kita lebih utama dari pada
terkabulnya doa kita. Orang yang istiqamah menyadari bahwa doa adalah bentuk
komunikasi langsung dengan Allah. Intinya bukan sekadar permohonan agar Allah
mengabulkan keinginan kita, tetapi justru kedekatan dengan-Nya saat berdoa yang
menjadi tujuan utama.
Kebahagiaan sejati terletak pada proses berdoa, bukan pada
terkabulnya doa tersebut. Begitu juga saat kita memohon ampun kepada
Allah, jadikan tobat lebih utama daripada ampunan. Orang yang istiqamah akan
lebih berfokus pada pentingnya proses tobat sebagai bentuk kesadaran dan
penyesalan atas kesalahan, dibandingkan dengan sekadar mendapatkan ampunan.
Kesungguhan dalam bertobat, merasakan perubahan hati, dan
berkomitmen untuk memperbaiki diri adalah esensi yang lebih diutamakan.
Semua yang dilakukan oleh orang-orang yang istiqamah adalah untuk menggapai
berkah dan ridha Allah, mengokohkan iman, dan meraih kebahagiaan dunia dan
akhirat. Istiqamah akan menjaga seseorang tetap di jalan kebenaran, memperkuat
hubungannya dengan Allah, dan menggapai keselamatan abadi.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Menutup khutbah ini, mari kita bermohon kepada Allah swt agar
senantiasa menganugerahkan istiqamah kepada kita semua dalam hal ibadah dan
muamalah. Mari kita berdoa seperti doa yang dipanjatkan Imam al-Hasan
al-Bashri:
اللهم أَنْتَ رَبُّنَا فَارْزُقْنَا الْاسْتِقَامَةَ
Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Tuhan kami, maka karuniakanlah
kepada kami istiqamah di jalan-Mu.”
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ،
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ،
نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ
الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ
الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا
الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى:
إِنَّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى، يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ
لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي
قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ .
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ
لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Sumber: https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-berkah-istiqamah-dalam-ibadah-dan-muamalah-3nP6g
Comments
Post a Comment