Skip to main content

Orang Asing Yang Saya Kenal (Bag.8)





Pernah Berhenti Sekolah Akibat Kerusuhan Timor Timur, Kini Jadi Pejabat Kementerian


Oleh : Suparto



Ini catatan lanjutan tentang orang-orang asing yang saya kenal.

Senin, 20 Mei 2013. Dua orang wanita warga negara asing dari Republik Demokratik Timor Leste, datang di kantor Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Sragen. Kedatangan tamu dari negara bekas provinsi ke-27 Republik Indonesia ini didampingi personil dari lembaga Training Center & IT Solution SMILE GROUP Yogyakarta.

“Nama  saya Natalina M.A. da Costa,” ucap wanita berkacamata itu memperkenalkan diri.

“Saat ini saya diserahi tugas sebagai Kepala Departemen Perizinan Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan Hidup Republik Demokratik Timor Leste,” lanjutnya. Natalina datang bersama seorang stafnya bernama Modesta Januario.

Kamipun berbincang akrab, karena Natalina masih fasih berbahasa Indonesia, meski negaranya sudah lepas dari RI puluhan  tahun lalu. Melihat raut wajah dan gaya bicaranya, Natalina seperti bukan orang asing.

Natalina bercerita, kunjungannya ke BPTPM Sragen dimaksudkan untuk sharing pengalaman tentang penataan dan pengelolaan perizinan satu atap.

“Sebagai negara yang baru merdeka sekitar 10 tahun (lepas dari Indonesia), kami masih membutuhkan banyak masukan untuk menyempurnakan sistem pelayanan publik dibidang perizinan dan investasi,” kata Natalina. 

Mereka kemudian melihat dan mencermati mekanisme pelayanan di BPTPM Sragen. 

“Manajemen dan model pelayanan yang diterapkan BPTPM Sragen sangat bagus. Kami sangat tertarik, dan akan  mengkajinya, semoga bisa diterapkan di negara kami,” ujar Natalina.        

Di negaranya, kata perempuan berambut panjang ini, pelayanan perizinan masih dilakukan melalui pemerintah pusat, yakni Departemen Perizinan Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan Hidup. 

“Kami sedang sosialisasi, agar nantinya pelayanan perizinan bisa dilakukan di 13 Distrik (setingkat Kabupaten) yang ada di Timor Leste,” terangnya.

Korban kerusuhan

Disela-sela berbincangan soal kedinasan, saya beranikan diri untuk bertanya soal yang agak sensitive menyangkut hubungan dua negara.

“Peristiwa Referendum / jajak pendapat tahun 1999 yang lalu, akhirnya Timor Timur harus lepas dari Indonesia. Setelah itu terjadi kerusuhan berdarah, bagaimana keadaan Anda waktu itu?” tanya saya.

“Oh My God! Kisah saya waktu itu tragis.” 

Reaksi Natalina membuat saya merasa bersalah, karena membuka peristiwa kelam masa lalu. Dia diam sejenak seperti mengingat-ingat sesuatu. Natalina pun melanjutkan ceritanya.

“Waktu itu saya masih remaja kelas dua SMA, belum tahu banyak soal politik. Saat terjadi kerusuhan, saya sudah membayangkan akan terjadi sesuatu yang paling buruk dalam hidup saya. Keadaan benar-benar kacau. Konflik antara pihak yang pro dan anti integrasi tidak terkendali.”

“Apa yang terjadi dalam hidup Anda?”

“Saya dan keluarga memang selamat dari kerusuhan. Namun beberapa bulan setelah peristiwa berdarah itu, kami seperti hidup tanpa harapan. Sekolah saya berhenti. Kehidupan sehari-hari serba susah dan tidak menentu. Selang dua tahun, barulah keadaan pulih, dan saya bisa meneruskan sekolah yang terhenti. Setelah lulus SMA, saya melanjutkan kuliah hingga meraih gelar sarjana,” kenangnya.

Tetap Menyukai Masakan Indonesia

“Ohya, setelah puluhan tahun Timor Timur merdeka dan berganti nama menjadi negara Republik Demokratik Timor Leste, katanya sekarang banyak warga Indonesia bekerja di sana?”  tanya saya, mengalihkan pembicaraan.

“Betul. Sebagian besar mereka berasal dari pulau Jawa dan berdagang. Aneka usaha dijalankan. Ada yang jualan peralatan rumah tangga, rumah makan, dan macam-macamlah.”

“Bagaimana kondisi mereka?”

“Bagus. Laris kok dagangannya. Saya sendiri sampai sekarang masih suka jajan di warung makan milik orang Jawa Tengah. Kesukaan saya masakan Sop Iga. Rasanya mantap.” 


***
Natalina sebenarnya ingin bercerita banyak tentang Indonesia di negaranya. Ia masih menyimpan kenangan indah ketika masih menjadi warga negara Indonesia.  

Sayangnya, karena waktunya terbatas, kami harus berpisah. 

Terima kasih Natalina. Semoga suatu saat kita bisa bertemu lagi. 

Suparto

Comments

  1. Tetangga dekat ya pak klo yang ini...Timor Leste...

    ReplyDelete
  2. Tetangga dekat ya pak klo yang ini...Timor Leste...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TANGGAP WACANA ATUR PAMBAGYA HARJA

Pada rangkaian acara resepsi pernikahan, keluarga yang mempunyai hajat (punya kerja), berkewajiban menyampaikan sambutan (tanggap wacana) selamat datang kepada seluruh hadirin. Dalam tatacara resepsi adat Jawa disebut Atur Pambagya Harja, atau atur pambagya wilujeng. Dalam sambutan ini, orang yang punya kerja akan mewakilkan kepada orang tertentu yang ditunjuk, biasanya ketua RT/RW, atau orang yang dituakan di lingkungannya. Nah, ketika menjadi ketua RT, saya pernah mendapat tugas untuk menyampaikan pidato (tanggap wacana) tersebut. ****** Berikut contoh / tuladha atur pambagya harja yang pernah saya sampaikan…. Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -        Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -        Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Allah SWT, Gusti Ingkang Mah

CONTOH ATUR PANAMPI PASRAH TEMANTEN SARIMBIT ACARA NGUNDUH MANTU

Bp-Ibu Bambang Sutopo  Assalamu'alaikum wrwb. 1.      Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.. 2.      Panjenenganipun Bapa Suwardi minangka sulih sarira saking Bapa Gito Suwarno-Ibu Tuginem, ingkang tuhu kinurmatan. 3.      Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang bagya mulya. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Allah SWT - Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bp. Bambang Sutopo, S.Pd,  sekalian Ibu Jari, keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah saking kulawarga Bapa Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem. Ingkang sepisan , kula minangkani punapa ingkang dados kersanipun Bapa Bambang Sutopo sekalian dalasan sedaya kulawarga, ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bp Gito Suwarno sekalian Ibu Tuginem-sapendherek,  ingkang pidalem w onten ing   Dukuh Jenggrik,  Desa Purwosuman,  Kec. Sidoharjo, Kab Sragen. Kaping kalih , menggah salam taklim 

ATUR PASRAH BOYONG TEMANTEN KEKALIH

Salah satu rangkaian adat Jawa setelah melangsungkan resepsi pernikahan adalah, keluarga temanten perempuan memboyong kedua mempelai kepada keluarga orangtua mempelai laki-laki (besan).  Sebelum masuk rumah keluarga besan, diadakan acara “Atur Pasrah” dari keluarga mempelai perempuan, dan “Atur Panampi” dari keluarga besan. Berikut adalah tuladha (contoh) sederhana “Atur Pasrah” yang saya susun dan laksanakan. *** Assalamu ‘alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim. Al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin. * Para sesepuh pinisepuh ingkang dahat kinabekten ** Panjenenganipun Bp.Waluyo dalasan Ibu Sumarni ingkang kinurmatan *** P ara rawuh kakung putri ingkang bagya mulya . Kanti  ngunjukaken raos syukur dumateng Allah SWT, Gusti Ingkang Moho Agung. Sowan kula mriki dipun saroyo dening panjenenganipun Bapa Haji Supriyadi, S.Pd dalasan Ibu Hajah Lasmi ingkang pidalem wonten Plumbungan Indah RT.27/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, kepareng matur

Pidato Kocak Dai Gokil

Humor sebagai salah satu bumbu komunikasi dalam berpidato hingga kini masih diakui kehebatannya. Ketrampilan   menyelipkan humor-humor segar dalam berpidato atau ceramah,   menjadi daya pikat tersendiri bagi audien atau pendengarnya sehingga membuat mereka betah mengikuti acara sampai selesai. Buku saku berjudul “Pidato-pidato Kocak ala Pesantren” karya Ustad Nadzirin (Mbah Rien) ini mungkin bisa menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menciptakan suasana segar dalam berpidato. Buku setebal   88 halaman yang diterbitkan oleh Mitra Gayatri Kediri (tanpa tahun) ini berisi contoh-contoh pidato penuh humor. Membaca buku yang menyajikan enam contoh pidato yang oleh penulisnya dimaksudkan untuk bekal dakwah   para dai gokil dan humoris ini saya ngakak abis .  Pengin tahu cuplikannya? Silahkan simak berikut ini. “Saudara dan saudari.  Baik eyang putra maupun eyang putri…Semua tanpa kecuali yang saya cintai… Meski kalian semua tidak merasa saya cintai…” “…..Allah tela

Atur Wangsulan Lamaran Calon Temanten

Meski tugas juru bicara untuk menyampaikan lamaran (pinangan) seperti yang saya tulis kemarin berlangsung 'glagepan' dan 'gobyoss', namun oleh beberapa teman,  saya dianggap 'sukses'.  "Bagus Pak. Sederhana dan 'cekak aos' apa yang menjadi inti," kata teman.  Tapi bagi saya pribadi, respon teman itu mungkin bisa diartikan lain. Sekedar untuk menyenangkan saya atau 'nyindir'. Namun tetap saya ucapkan terima kasih, karena memberi saya kesempatan untuk belajar dari pengalaman.  Betul. Beberapa hari setelah kejadian itu, saya diminta lagi untuk menjadi 'juru bicara' sebagai pihak yang harus menyampaikan jawaban/tanggapan atas lamaran di keluarga lain. Saya pun tak bisa mengelak. Karena waktunya sangat mendadak maka konsep saya tulis tangan dengan banyak coretan.  Seperti diketahui, setelah adanya lamaran dari keluarga pihak lelaki, biasannya diikuti dengan kunjungan balasan untuk  menyampaikan jawaban atau balasan.

ATUR PASRAH CALON TEMANTEN KAKUNG BADE IJAB ( Kanthi Prasaja ) )

Setelah dua kali mendapat mandat menjadi ‘talanging basa’ atau juru bicara untuk menyampaikan dan menerima ‘lamaran’ atau pinangan, dikesempatan lain ternyata saya ‘dipaksa’ lagi menjalani tugas untuk urusan adat Jawa. Kali ini, saya diminta salah satu keluarga untuk menjadi juru bicara ‘atur pasrah calon temanten kakung’ - pasrah calon mempelai pria, kepada calon besan menjelang acara ijab qabul. Permintaan tersebut saya jalani, meski, sekali lagi, dengan cara yang amat sederhana dan apa adanya. Pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim tidak menghalangi saya untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai bagian dari pengabdian di tengah masyarakat. ****** Berikut contoh atau tuladha apa yang saya sampaikan tersebut. Assalamu 'alaikum wr.wb. ·           *** Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten.      *** Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. ·          *** Panjenenganipun Bapak Susilo ingkang hamikili Bapak Sukimin sek

Tanggap Wacana Basa Jawi dan Contoh Lamaran

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat, ternyata masih banyak orang tetap memegang teguh   dan ‘nguri-nguri’ (melestarikan) warisan ‘Budaya Jawa’. Salah satu warisan tersebut adalah ‘Tanggap Wacana Basa Jawi’ atau pidato bahasa jawa dalam acara-acara adat maupun ‘pasamuan’ (pertemuan) keluarga dan warga kampung, terutama   di ‘tlatah’ (daerah) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau di berbagai daerah di Indonesia yang terdapat komunitas atau kelompok masyarakat ‘Jawa’. Bagi sebagian orang, meski mereka hidup di lingkungan masyarakat berbudaya Jawa, tanggap wacana basa jawi (pidato bahasa jawa) sering dianggap momok karena sulit pengetrapannya. Ketidakmampuan mereka bisa karena sudah ngga peduli dengan bubaya jawa atau ngga mau belajar, sehingga keadaan sekarang ini ibarat ‘Wong Jowo Ilang Jawane’ – orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya sebagai orang Jawa. Namun bagi orang yang kebetulan di- tua -kan di li

ATUR PAMBAGYA HARJA WILUJENG

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. -       Para Sesepuh Pinisepuh, ingkang satuhu kula bekteni -       Para Rawuh Kakung sumawana putri ingkang kinurmatan Sakderengipun kula matur menggah wigatosing sedya wonten kelenggahan punika, sumangga panjenengan sedaya kula derek-aken ngunjuk-aken raos syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha Kawasa, awit saking peparing ni’mat saha berkahipun, panjenengan dalasan kula saget makempal manunggal, wonten papan punika kanthi wilujeng mboten wonten alangan satunggal punapa. Para Rawuh Kakung Sumawana Putri ingkang minulya. Kula minangka talanging basa saking panjenenganipun Bapa Ignasius Sarono, S.Pd dalasan Ibu Dra. Christiana Sri Wahyuni Kustiasih, M.Pd , ingkang pidalem ing Plumbungan Indah Sragen, wonten kalenggahan punika kepareng matur : Sepisan , bilih Bapa Ibu Iganasius Sarono ngaturaken syukur dumateng ngarsanipun Gusti Ingakang Maha Kawasa, awit   saking Berkahi-pun, saha donga pangestu panjenengan sedaya, sampun kal

ATUR PANAMPI PASRAH CALON TEMANTEN BADE IJAB

Assalamu'alaikum wrwb. -    Para Sesepuh-Pinisepuh ingkang dahat kinabekten. -    Para Rawuh kakung sumawana putri ingkang kinurmatan. -    Panjenenganipun Bapak….                  ingkang hamikili Bapak Karjiyono, SE, MM – Ibu Rr. Erniani Djihad Sismiyati (alm) ingkang tuhu kinurmatan. Kanthi ngonjukaken raos syukur dhumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula minangka sulih salira saking panjenenganipun Bp. Haji Mulyono Raharjo, S.Pd, MM   sekalian Ibu Sri Sayekti, Sm,Hk keparenga tumanggap atur menggah paring pangandikan pasrah calon temanten kakung. Ingkang sepisan , kula minangkani Bapak Mulyono Raharjo sekalian, dalasan sedaya kulawarga ngaturaken pambagya sugeng ing sarawuh panjenengan minangka Dhuta Saraya Pasrah saking Bapak Karjiyono, sapendherek, ingkang pidalem wonten ing   Jombor Lor, RT.01/18, Kel. Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Ngayogyakarta Hadiningrat. Kaping kalih , menggah salam taklim Bp. Karjiyono sekalian lumantar panjenengan s