Renungan : Alkisah, ada seorang tukang kayu merasa kelelahan berkarya puluhan tahun. Ia ingin segera menjalani kehidupan pensiunnya, istirahat menikmati hari tuanya. Sejak awal dia adalah tukang kayu berbakat, berdedikasi tinggi atas pekerjaannya, dan bertanggung jawab penuh. Ketika ia menyampaikan keinginannya ingin istirahat kepada Sang Majikan, ia malah diberi tugas terakhir sebelum pensiun. Sang Majikan ingin ia membuat sebuah rumah megah untuknya. Tukang kayu ber pengalaman itu tiba-tiba berubah. Ia menjadi tukang kayu yang malas, sembrono, dan asal-asalan. Pukulan palu yang biasanya di ayunkan tiga kali, hanya ia ayunkan satu kali. Itupun ia lakukan dengan setengah hati. Dengan terpaksa ia menyelesaikan tugas terakhirnya. Ia merasa Sang Majikan tidak lagi berpihak padanya, ia sungguh kecewa. Dan kekecewaannya ia lampiaskan pada pekerjaan itu. Sebuah “Rumah Mewah” yang jauh dari arti “Mewah” akhirnya selesai tepat waktu dan diserahkan kepada sang Majikan. Ketik...