Skip to main content

Posts

Momen Indah Bersama Warga Plumbungan Indah

Ratusan warga perumahan Plumbungan Indah   RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Minggu (21/8) mengikuti kegiatan gerak jalan gembira menempuh jarak empat kilometer.  Gerak jalan yang diberangkatkan oleh Ketua RW.08 Plumbungan, Sunarso,   ini merupakan puncak dari serangkaian kegiatan memperingati HUT RI ke-71. Menurut ketua Panitia, Martono,   gerak jalan   ini memperebutkan hadiah utama berupa sebuah sepeda gunung , dan hadian lainnya seperti kompor gas, kipas angin, dispenser, jam dinding dan ratusan hadiah hiburan. Sambil menunggu pengumuman pengundian hadiah, dimeriahkan hiburan music organ dan lomba joget spontan yang diikuti ibu-ibu, bapak-bapak, remaja dan anak-anak. Juga ada   selingan tari daerah yang ditampilkan oleh anak-anak. Kepala Kelurahan Plumbungan, Budi Santoso, yang hadir di arena hiburan merasa gembira dengan adanya kegiatan ini. Apalagi juga digelar bazaar yang menjual aneka makanan, minuman da...

Agar Peringatan HUT Kemerdekaan RI Lebih Bermakna

Ini sebuah renungan, bagaimana seharusnya sikap dan langkah kita, agar peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia bisa memberikan makna yang lebih mendalam dalam kehidupan.  * Yang pertama dan utama adalah bersyukur kepada Allah SWT. Mengapa? Coba lihat alinea ketiga pembukaan UUD 1945. Disitu termuat sebuah pernyataan dan pengakuan bahwa kemerdekaan Republik Indonesia terwujud atas berkah dan rahmat Allah.  "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya." Padahal semua wujud Rahmat dan nikmat itu wajib kita syukuri. Perhatikan beberapa firman Allah dalam Al-Qur'an berikut ini :  ".... syuurilah nikmat Allah, jika kamu sungguh-sungguh menyembah Allah." (QS. An-Nahl [16]:114)   "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikm...

Menikmati 71 Tahun Indonesia Merdeka

Beragam cara dilakukan warga untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-71 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh tanggal 17 Agustus 2016.  Sejak awal bulan Agustus, berbagai kegiatan digelar yang melibatkan seluruh komponen bangsa, mulai anak-anak, dewasa hingga para lansia.  Hingar bingar mendomonasi berbagai kegiata tersebut. "Yang penting guyub dan gembira," alasan mereka.  Ada lomba bermacam cabang olah raga, permainan anak-anak, jalan santai dan pentas seni. Untuk menciptaan keindahan lingkungan, dilakukan pengecetan serta pemasangan aneka lampu hias dan umbul-umbul berwarna-warni. Mereka menikmati indahnya kebersamaan dan persaudaraan dalam suasana penuh kedamaian dan keceriaan.  Semoga suasana demikian berlangsung abadi.Tidak hanya bersifat sesaat, formalitas setahun sekali ketika memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia saja. 

Puncak Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia

Puncak peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia,  berlangsung  Rabu, 17 Agustus 2016.    Upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia  dilaksanakan serentak di seluruh pelosok tanah air. Bahkan warga negera Indonesia yang berada di luar negeri juga memperingatinya.  Di tingkat pusat, upacara  detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia  berlangsung di halaman Istana Merdeka, ditandai dengan dentuman 17 meriam dan bunyi sirine. Presiden Joko Widodo, bertindak sebagai inspektur upacara.  Sedangkan di tingkat provinsi,  upacara dipimpin para gubernur. Begitupun  di kabupaten/kota, upacara dipimpin Bupati dan Walikota. Upacara serupa juga berlangsung di  hampir semua halaman kantor, sekolahan dan tempat-tempat lain. 

Malam Tirakatan Menyambut 71 Tahun Indonesia Merdeka

Ratusan Warga RT.26/08 Perumahan Plumbungan Indah, Kel. Plumbungan, Kec. Karangmalang, Sragen, Selasa malam (16/8/2016) menggelar Tirakatan untuk memperingati 71 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Suasana semangat, ceria, dan hening berpadu dalam hangatnya kebersamaan. Mengawali acara, seluruh warga (termasuk anak-anak) berdiri untuk mengheningkan cipta, dilanjutkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Indonesia Merdeka dan Bagimu Negeri. Ketika salah seorang panitia sebelum meminpin doa dan pemotongan nasi tumpeng, membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan dengan suara bergetar mirip suara   Bung Karno, maka pikiran dan perasaan hadirin seperti dibawa kedalam nuansa 71 tahun silam, tanggal 17 Agustus 1945. Setelah itu, pekik perjuangan : Merdeka! Merdeka! Merdeka! yang diteriakkan oleh ketua panitia dan ketua RT, ditirukan seluruh hadirin dengan gegap-gempita dan kepalan tangan. Selingan tarian daerah oleh anak-anak, menam...

Pemkab Sragen Kembali Berduka. Dalam Sepekan Dua Pejabatnya Meninggal

Keluarga besar Pemerintah Kabupaten Sragen kembali berduka. Belum genap sepekan, dua orang pejabat terasnya meninggal dunia.  Kamis (11/8) lalu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sragen, Ir. Agus Purwanto, MM meninggal dunia di usia 58 tahun. Ahad (14/8/2016), Asisten I Sekda Sragen, Wangsit Sukono, S.Sos, MM, yang sehari sebelumnya berulang tahun ke-56, dipanggil oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada Allah kami dikembalikan.

Lomba Ibu-Ibu Sunggi Tampah : Kocak dan Heboh

Kocak dan heboh. Inilah yang terjadi saat ibu-ibu warga Plumbungan Indah RT.26/RW.08 Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen menyambut HUT ke-71 Republik Indonesia beramai-ramai ikut lomba sunggi Tampah, Ahad (14/8/2016). Mereka berjalan bolak-balik berjarak sekitar 20-an meter sambil menyunggi tampah di atas kepalanya, dengan syarat tangan tidak boleh memeganginya. Dengan gaya berlenggak-lenggok layaknya peserta fashion show , ibu-ibu itu berusaha mempercepat langkah untuk mencapai garis finish. Tapi sial, ada yang baru beberapa meter, tampah sudah kabur melesat dari kepalanya dan buru-buru membetulkan posisi tambah kemudian mengejar temannya. Namun yang bikin heboh,   ketika sampai di tengah perjalanan jika terdengar musik, mereka harus berhenti dan berjoget (boleh memegangi tampah). Saat music berhenti, mereka harus melanjutkan perjalanan seperti sediakala.  Yah, lumayan untuk hiburan segar bagi warga kampung. Bisa menghilangkan stress sejen...