Semua orang pernah mengalami ketakutan, merasa bimbang dan bersedih. Bahkan lebih dari itu, tidak sedikit orang yang harus menjalani hidupnya dipenuhi oleh ketakutan yang mencekam, kebimbangan dan kegelisahan yang tiada akhir dan bersedih sepanjang masa.
Ia selalu dikejar-kejar oleh rasa takut, baik yang datang dari luar dirinya maupun ketakutan yang ia ciptakan sendiri. Ketakutan, kebimbangan dan kesedihan adalah setali tiga uang.
Bisa dipastikan, jika ketakutan dibiarkan melingkupi seseorang, maka kebimbangan dan kesedihan akan segera datang menjelang. Jika ini semua dibiarkan berkembang, maka akan menjadi penyakit hati yang semakin mengeras, lebih keras dari seonggok batu.
Secara psikologis keadaan seperti itu disebut dengan depresi. Sebuah keadaan di mana seseorang dilingkupi dengan perasaan menyalahkan diri sendiri secara berlebihan dan terus-menerus.
Menurut M.Ali Rahmatullah (2005), jika kita mengalami keadaan seperti itu kita harus segera menyadari bahwa ketakutan, kebimbangan dan kesedihan adalah hal yang wajar dan manusiawi.
Yang penting diperhatikan secara seksama adalah jangan sampai tiga keadaan jiwa itu menjadi sedemikian dominan, sehingga menjerumuskan seseorang untuk menjalani kehidupan hanya sebatas upaya menyelesaikan rasa takut, bimbang dan sedih.
Tiga keadaan jiwa ini dalam posisi tertentu justru merupakan sebuah pengalaman mental yang amat berharga.
Tentu saja jika yang bersangkutan memiliki kesediaan untuk memikirkan lebih dalam tentang apa itu ketakutan, kebimbangan dan kesedihan serta bekerja keras untuk menghadapinya dan menjadikannya sebagai sebuah energi positif.
Comments
Post a Comment