Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2018

TKPKD Tanggamus Lampung Belajar ke UPTPK Sragen

Lebih dari 40 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tergabung dalam Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKP) Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung, Kamis (26/4/2018) bertamu ke kantor Pemkab Sragen. Diantara mereka terdapat 20 orang Kepala Seksi Kesra Kecamatan se Kabupaten Tanggamus. Rombongan yang dipimpin Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Tanggamus, Ir. FB Karjiono di terima Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Asisten I) Setda Sragen, Ir. Endang Handayani, MM, didampingi Asisten II, Soeharto, MH,  Asisten III, Ir. Simon Nugroho SY, serta Kepala Bappeda dan Litbang Sragen, Tugiyono, SH di gedung Oproom. Ada pemandangan menarik. Sebelum acara penerimaan dimulai, personil UPTPK Sragen, Jatuningsih Yulianti, mengajak seluruh tamu berjoget bersama yang diiringi musik ceria. Joget Ceria Bersama "Biar tercipta suasana yang cair, akrab, segar, dan gembira bersama," ujar Jatun tersenyum. FB Karjiono yang didampingi Kepala

Kartini di Bumi Sukowati Bicara Emansipasi

dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati Tanggal 21 April di peringati sebagai Hari Kartini, untuk mengenang salah satu pejuang emansipasi wanita Indonesia, Raden Ajeng Kartini, yang lahir 139 tahun lalu. Meski hanya dikaruniai umur yang sangat singkat, 25 tahun, namun pemikiran cemerlang dan kiprah  RA. Kartini untuk memajukan kaum wanita di negeri ini tetap abadi. Kini, setelah 139 tahun berlalu, mimpi dan perjuangan Kartini tentang emansipasi mampu mendorong kemajuan wanita di berbagai bidang yang bisa dirasakan banyak pihak. Semangat Kartini pun tetap menyala dan menginspirasi generasi Kartini-Kartini untuk meraih mimpi. Berikut sekilas ungkapan Kartini-Kartini masa kini di Kabupaten Sragen, Bumi Sukowati. dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati (Bupati Sragen) Mbak Yuni, sapaan Bupati Sragen ini merasa bangga dengan kemajuan kaum wanita masa kini. Sebagai perempuan pertama yang menjabat Bupati dalam sejarah pemerintahan di Kabupaten Sragen, Mbak Yuni bisa dianggap simbol

Empat Cara Agar Muslim Bisa Bangkit Kembali

Dari jumlah penduduk Indonesia 251 juta, sekitar 88 persen beragama Islam. Ini merupakan negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Dengan jumlah ini mestinya muslim Indonesia tidak hanya besar dalam angka tetapi juga dari segi kualitasnya sehingga bisa lebih banyak berperan. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nasir, mengemukakan hal tersebut dalam tablig akbar di masjid Al-Falah Sragen, Ahad (15/4/2018).  Kegiatan yang dihadiri ribuan jamaah ini diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sragen. Menurut Haedar, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Saat ini Indonesia dalam berbagai bidang dikendalikan dan dikuasai oleh kelompok kecil di luar Islam. Mereka menguasai ekonomi yang berpengaruh pada kekuasaan politik karena menjadi pemilik modal. Dengan kekuatan ekonomi bisa membiayai partai peserta pemilu nasional hingga daerah. Ketika politik sudah dimenangkan maka dengan mudah akan menguasi negeri ini menurut kehendaknya. Oleh karena itu, untuk merebu

Muhammadiyah Sragen Dirikan Sekolah Da'i

Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sragen meluncurkan dua program unggulan yang menjadi model percontohan nasional. Dua program tersebut adalah Sekolah Da'i Muhammadiyah dan Aqiqah Muhammadiyah (Aqiqahmu). Peluncuran program dilakukan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nasir, Ahad (15/4/2018) di komplek Masjid Al-Falah Sragen.  Peluncuran Aqiqah dilakukan Haedar Nasir dengan pemotongan pita dan pelepasan balon ke udara. Sedangkan peluncuran Sekolah Da'i Muhammadiyah dilakukan dengan membubuhkan tanda tangan dan nama terang di body mobil operasional. Haedar kemudian membuka selubung papan nama berrtuliskan Sekolah Da'i Muhammadiyah dengn ikon figur A.R. Fachruudin, salah satu mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.  Dua program unggulan itu merupakan terobosan PDM Sragen melalui Lembaga Amil Zakat Infak Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Sragen. 

HANYA 4 % AKTIVIS ISLAM MAMPU BACA AL-QUR'AN DENGAN BENAR

Dari hasil survey yang dilakukan di kalangan aktivis Islam, ternyata yang bisa membaca Al-Qur'an sekitar 40%. Dari jumlah tersebut,  hanya sekitar 4% yang bacaanya benar sesuai tajwijd dan hanya 0,8% yang paham dengan apa yang dibacanya.  Pernyataan bernada keprihatinan itu disampaikan Mohammad Nasih, saat memberikan materi di hadapan peserta Workshop Literasi Masjid di Gedung IPHI Sragen Jawa Tengah, Sabtu (14/4/2018). Workshop yang diikuti sekitar 70 orang takmir masjid itu diselenggarakan oleh Pengurus Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) Kabupaten Sragen. Mohammad Nasih adalah seorang hafidz Al-Qur'an, yang juga pendiri Monash Institute dan pengajar di Program Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia.  "Kalau di kalangan aktivis Islam saja kondisinya seperti itu, tentunya di kalangan masyarakat umum lebih rendah lagi yang bisa membaca Al-Qur'an dengan benar dan mampu memahaminya," kata Nasih.  Dengan kenyataan itu, Nasih meng

ARGUMEN KEBENARAN AL-QUR’AN

Dr. Mohammad Nasih Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam yang kebenaran kandungannya semakin banyak yang terverifikasi dan terkonfirmasi. Al-Qur’an makin nampak sebagai sebuah narasi untuk mengantarkan manusia yang ber-akal kepada pandangan yang utuh tentang dunia dan kehidupan setelahnya. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dr. Mohammad Nasih, saat memberikan pencerahan kepada peserta Workshop Literasi Masjid di Gedung IPHI Sragen, Sabtu (14/4/2018). Workshop diselenggarakan oleh Pengurus Keluarga Besar Peajar Islam Indonsia (PII) Sragen, diikuti sekitar 70 orang Takmir Masjid. Peserta Workshop Menurut Nasih, argumen kebenaran Al-Quran harus terus digelorakan sehingga umat Islam kian tertarik membaca, mendalami, menghayati dan mengamalkan kitab sucinya ini dalam kehidupan sehari-hari.  Hal ini merupakan bagian dari literasi masjid, sebuah gerakan pencerahan untuk membangkitkan semangat umat Islam, mengembangkan fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah shalat

SELAMAT JALAN SASTRAWAN "GODLOB" DANARTO

Danarto  Sastrawan Indonesia Danarto (77) yang meninggal dunia Selasa (10/4/2018) malam di Jakarta, dimakamkan Rabu siang (11/4/2018) di tanah kelahirannya, Sragen Jawa Tengah. Danarto Selasa siang mengalami kecelakaan tertabrak sepeda motor saat dirinya menyeberang jalan di depan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Empat jam kemudian, sastrawan yang terkenal dengan karya kumpulan cerpen  Godlob itu meninggal dunia di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.  Jenazah Danarto tiba di rumah duka kakaknya, Muryono (86) di Kampung Karangdowo RT 004/RW. 06, Kelurahan Sragen Tengah, Sragen sekitar pukul 14.30.  Selanjutnya dikebumikan di pemakaman Ngasem, Kelurahan Kroyo, Karangmalang, disamping makam ibunya.  Upacara pemberangkatan jenazah Danarto dihadiri berbagai kalangan mulai dari kerabat, pejabat, seniman, tetangga, teman-teman semasa kecilnya dan masyarakat Sragen. Para Pelayat Wiyatno, mewakili kalangan budayawan Sragen