Dari jumlah penduduk Indonesia 251 juta, sekitar 88 persen beragama Islam. Ini merupakan negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Dengan jumlah ini mestinya muslim Indonesia tidak hanya besar dalam angka tetapi juga dari segi kualitasnya sehingga bisa lebih banyak berperan.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nasir, mengemukakan hal tersebut dalam tablig akbar di masjid Al-Falah Sragen, Ahad (15/4/2018). Kegiatan yang dihadiri ribuan jamaah ini diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sragen.
Menurut Haedar, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Saat ini Indonesia dalam berbagai bidang dikendalikan dan dikuasai oleh kelompok kecil di luar Islam. Mereka menguasai ekonomi yang berpengaruh pada kekuasaan politik karena menjadi pemilik modal. Dengan kekuatan ekonomi bisa membiayai partai peserta pemilu nasional hingga daerah. Ketika politik sudah dimenangkan maka dengan mudah akan menguasi negeri ini menurut kehendaknya.
Oleh karena itu, untuk merebut kembali pengaruh tersebut perlu ada kebangkitan umat Islam yang kuat. Sebagai khairu ummah (umat terbaik) seperti yang dikatakan dalam Al-Qur'an, umat Islam harus dibangkitkan kembali kesadarannya. Setidaknya dalam empat hal.
Pertama, umat Islam harus memiliki aqidah yang kuat. Aqidah merupakan asas dasar bagi umat Islam dalam beriman. Menjadi jantungnya tauhid.
Kalau muslim aqidahnya kuat maka akan memiliki karakter kokoh yang tidak mudah goyah, tak gampang terombang-ambing oleh godaan dunia.
Kedua, ibadah yang berpengaruh kepada perilakunya. Kita melihat setiap hari orang berbondong-bondong pergi Umrah, atau memadati tempat ibadah.
Tetapi yang menjadi pertanyaan, apakah ibadah itu berpengaruh pada perilakunya? Kita sering melihat orang begitu mudah marah ketika mengalami sesuatu yang tidak sesuai harapannya. Ujaran kebencian makin marak, keagungan lisan dan ucapan kurang terjaga. Begitu juga korupsi dan tindakan tercela lainnya masih terjadi di semua lini.
Ketiga, akhlak mulia yang mewarnai kehidupan sosialnya. Umat Islam harus menjadi contoh dan menunjukkan akhlak mulia bagi lingkungannya.
Seperti dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam berbagai situasi. Melalui contoh akhlak mulia, orang lain akan simpatik kepada umat Islam.
Keempat, mempunyai kekuatan muamalah dunia. Islam hadir untuk membangun peradaban dunia dan menciptakan kemakmuran umat manusia. Hal ini bisa diwujudkan ketika kita mempunyai kekuatan muamalah dunia.
Dalam Al-Qur'an, Allah mengingatkan, "carilah untukmu kebahagiaan akhirat, tetapi jangan kau lupakan kebahagiaan duniamu."
Nah, dengan aqidah yang kokoh, ibadah yang baik, akhlak yang mulia, dan muamalah dunia yang kuat, umat Islam akan mengalami kemajuan dalam berbagai segi kehidupan.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nasir, mengemukakan hal tersebut dalam tablig akbar di masjid Al-Falah Sragen, Ahad (15/4/2018). Kegiatan yang dihadiri ribuan jamaah ini diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sragen.
Menurut Haedar, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Saat ini Indonesia dalam berbagai bidang dikendalikan dan dikuasai oleh kelompok kecil di luar Islam. Mereka menguasai ekonomi yang berpengaruh pada kekuasaan politik karena menjadi pemilik modal. Dengan kekuatan ekonomi bisa membiayai partai peserta pemilu nasional hingga daerah. Ketika politik sudah dimenangkan maka dengan mudah akan menguasi negeri ini menurut kehendaknya.
Oleh karena itu, untuk merebut kembali pengaruh tersebut perlu ada kebangkitan umat Islam yang kuat. Sebagai khairu ummah (umat terbaik) seperti yang dikatakan dalam Al-Qur'an, umat Islam harus dibangkitkan kembali kesadarannya. Setidaknya dalam empat hal.
Pertama, umat Islam harus memiliki aqidah yang kuat. Aqidah merupakan asas dasar bagi umat Islam dalam beriman. Menjadi jantungnya tauhid.
Kalau muslim aqidahnya kuat maka akan memiliki karakter kokoh yang tidak mudah goyah, tak gampang terombang-ambing oleh godaan dunia.
Kedua, ibadah yang berpengaruh kepada perilakunya. Kita melihat setiap hari orang berbondong-bondong pergi Umrah, atau memadati tempat ibadah.
Tetapi yang menjadi pertanyaan, apakah ibadah itu berpengaruh pada perilakunya? Kita sering melihat orang begitu mudah marah ketika mengalami sesuatu yang tidak sesuai harapannya. Ujaran kebencian makin marak, keagungan lisan dan ucapan kurang terjaga. Begitu juga korupsi dan tindakan tercela lainnya masih terjadi di semua lini.
Ketiga, akhlak mulia yang mewarnai kehidupan sosialnya. Umat Islam harus menjadi contoh dan menunjukkan akhlak mulia bagi lingkungannya.
Seperti dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam berbagai situasi. Melalui contoh akhlak mulia, orang lain akan simpatik kepada umat Islam.
Keempat, mempunyai kekuatan muamalah dunia. Islam hadir untuk membangun peradaban dunia dan menciptakan kemakmuran umat manusia. Hal ini bisa diwujudkan ketika kita mempunyai kekuatan muamalah dunia.
Dalam Al-Qur'an, Allah mengingatkan, "carilah untukmu kebahagiaan akhirat, tetapi jangan kau lupakan kebahagiaan duniamu."
Nah, dengan aqidah yang kokoh, ibadah yang baik, akhlak yang mulia, dan muamalah dunia yang kuat, umat Islam akan mengalami kemajuan dalam berbagai segi kehidupan.
Comments
Post a Comment