Dalam
dua pekan ini, Google Trends mencatat
Perayaan Imlek 2016 dan Keberadaan Lampion di Pasar Gedhe Solo sebagai Trending Topic. Seperti yang saya tulis
pada edisi Februari 7 dan 8 kemarin, saya bersama keluarga berkesempatan
menonton perayaan menyambut Tahun Baru Imlek 2016 di seputar Pasar Gedhe Solo
Jawa Tengah tersebut.
Di
benak saya timbul pertanyaan, mengapa perayaan menyambut tahun baru Imlek pada Minggu malam (7/2/2016) kemarin itu mampu
menyedot ribuan pengunjung dari berbagai kalangan? Dalam pengamatan saya, selain
aspek ritual bagi etnis Tionghoa, hal paling menarik bagi para pengunjung umum
adalah nuansa seni budaya. Pertama, ingin menyaksikan atraksi Barongsai. Kedua,
menikmati keindahan ribuan Lampion, dan ketiga,
merasakan suasana detik-detik pergantian Tahun Baru Imlek yang ditandai dengan
pesta kembang api.
Namun
dari ketiga hal tersebut, keberadaan Lampion menjadi daya tarik tersendiri. Di berbagai
titik, saya menyaksikan ekspresi kekaguman terhadap Lampion, seakan mereka
berada di kawasan Tiongkok sana. Mereka kemudian mengabadikan benda-benda
menyala tersebut bersama teman dan keluarganya serta ber-selfie-ria.
Dalam
perayaan Imlek tahun ini, keberadaan lampion mendominasi pemandangan di
berbagai tempat. Bukan hanya di rumah-rumah yang di huni warga keturunan Tionghoa,
namun juga di beberapa tempat strategis sebagai Simbol Perayaan Tahun Baru
Imlek.
Keberadaan
lampion memang tidak dapat dipisahkan dari tradisi perayaan Imlek. Lampion
menjadi semacam atribut budaya yang menandai peralihan tahun dalam penanggalan
Tionghoa. Perayaan Imlek kurang terasa meriah tanpa kehadiran lampion yang
menghiasi sudut-sudut jalan, kelenteng, dan rumah-rumah warga keturunan
Tionghoa.
Menurut
sejarah, diperkirakan tradisi memasang lampion sudah ada di daratan Cina sejak
era Dinasti Xi Han, sekitar abad ke-3 Masehi. Lampion mulai diidentikkan
sebagai simbol perayaan Tahun Baru dalam penanggalan Tionghoa pada masa Dinasti
Ming.
Pendar
cahaya merah dari lampion yang berjumlah ribuan itu menghasilkan pemandangan
yang sangat indah, membuat perayaan Imlek menjadi semakin semarak.
Benar Pak. Tradisi dan budaya yang tercipta merupakan daya tarik tersendiri.
ReplyDeleteIya, Mbak. Sisi budaya selalu indah dinikmati.
ReplyDelete