Dalam
Qur’an surat Al-Baqarah [2] : 185 Allah berfirman, “Bulan Ramadhan, adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al
Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)."
Wahyu
pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW terdiri dari 5(lima) ayat, yang termaktub dalam Al-Qur’an
surat Al-‘Alaq. Ayat itu diawali dengan kata perintah : Iqra’, yang artinya Bacalah!.
Terjemahan
lengkap lima ayat tersebut adalah : “Bacalah
dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar
manusia dengan perantaraan kalam (pena).
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Kalau
kita cermati wahyu pertama tersebut, jelas bahwa yang diperintahkan Allah
pertama kali adalah membaca. Perintah membaca didalam wahyu pertama Al-Qur’an
yang diulang sampai dua kali merupakan penegasan akan pentingnya membaca.
Perintah pertama memang membaca melalui perantaraan kalam (pena). Namun pada ayat-ayat
yang turun selanjutnya, banyak kita temukan perintah membaca dalam makna yang
lebih luas. Tak sekedar aktivitas mengeja kata, atau melafalkan ayat-ayat atau
teks tertulis yang terhimpun di dalam kitab Al-Qur’an.
Beberapa
kalimat di dalam Al-Qur’an yang berbunyi : “apakah kamu tidak berpikir?”,
“apakah kamu tidak mengetahui?”, “apakah kamu tidak memperhatikan?” dan
lain-lain, mengisyaratkan perintah Allah agar manusia juga membaca ayat-ayat
(tanda-tanda kekuasaan) Allah yang bertebaran dan terhampar luas di segala
penjuru alam semesta. Untuk memahami
semuanya itu harus dilakukan dengan aktivitas membaca.
Seperti
diungkapkan di dalam Al-Qur’an surat Asy-Syura
(42) : 29, “Dan diantara ayat-ayat
(tanda-tanda kebesaran)-Nya adalah penciptaan langit dan bumi dan
makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa
mengumpulkan semuanya apabila Dia kehendaki.”
Di
dalam Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran : 191-192, juga diterangkan :”Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat
tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : Ya Tuhan kami,
tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah
kami dari siksa neraka.”
Karena
itu, jika ada orang yang menyatakan aktivitas membaca sebagai sebuah “hobi”, menurut
saya kurang tepat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hohi itu artinya
kegemaran, kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama.
Sedangkan
berdasarkan uraian di atas, membaca itu merupakan perintah Allah! Perintah agar
kita membaca Al-Qur’an dan ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran) Allah. Jadi membaca itu wajib hukumnya! Bukan
sekedar hobi atau kesenangan.
Meski
demikian, hobi membaca itu sendiri adalah hal yang baik, karena berawal dengan
hobi, kita akan tertarik untuk mengetahui sesuatu. Tetapi setelah mengetahui
tujuan membaca, maka kita rubah niat bahwa membaca itu suatu kewajiban.
Nah.
Mumpung di bulan Ramadhan mari kita giatkan aktivitas membaca dan mengkaji ayat-ayat
Allah, baik yang ada di dalam Al-Qur’an maupun yang tergelar di alam raya. Di atas gunung, di lembah, di hutan, di sungai, lautan dan lain-lain. Termasuk juga membaca seluruh elemen yang berada di dalam tubuh manusia yang menggambarkan Kemahabesaran
Allah.
Di surat Ar-Rohman ayat 33 Allah
menantang : ”Hai golongan jin dan
manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka
lintasilah. Kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (shulthon)”.
Kekuatan disini bisa dimiliki oleh orang yang berilmu.
Namun
Allah mengingatkan sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi [18] :
109, “Katakanlah (Muhammad), seandainya
lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti
habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.”
Hal
itu menggambarkan betapa luas ilmu Allah dan tidak ada satu makhluk pun yang
dapat menandingi ilmu-Nya.
Ayo Semangat Membaca !
Suparto
#SpiritRamadhan
Salah satu perintah Allah yang terkadang masih jarang saya lakukan :(
ReplyDeleteTerimakasih pengingatnya, Pak
Semoga kita bisa mengambil hikmahnya
Delete