Ibadah puasa, bagi orang Islam, artinya menahan diri
dari makan, minum dan segala hal yang membatalkannya sejak fajar hingga
matahari terbenam. Syariat ini sebenarnya, disamping bertujuan menciptakan perilaku mulia (taqwa), juga untuk melatih pengendalian diri, termasuk tidak
mengonsumsi makanan secara berlebihan.
Tapi kenyataan yang kita
lihat di bulan Ramadhan ini jauh dari tuntunan. Padahal logikannya, saat umat
Islam menjalankan ibadah puasa, kebutuan pangan mestinya berkurang, namun
justru meningkat tajam.
Lho kok bisa?
Nah, itu dia. Ternyata
hampir tiap rumah tangga, anggaran belanjanya menjadi berlipat, karena untuk
menyiapkan makan minum konsumsi pada malam hari biar terlihat lebih sempurna.
Para pedagang bermunculan menjamur di berbagai tempat yang sudah siap setelah ashar, menjajakan makanan dan
minuman untuk berbuka puasa. Hampir semua warung dan penjual makanan tersebut diserbu
warga. Mereka yang masak di rumahpun tidak kalah hebatnya : menyediakan segala
macam menu istimewa. Pokoknya mereka ingin memuaskan seleranya setelah
seharian menahan lapar dan dahaga.
Pola makan di bulan
ramadhan seolah hanya berubah waktunya saja. Sementara nafsu makan justru
makin meningkat. Tidak sedikit di antara mereka yang berpuasa itu niatnya ingin
‘balas dendam’ makan minum dengan rakus. Karena seharian tidak makan dan minum,
maka sewaktu berbuka semua aneka makanan dan minuman yang terhidang habis disantap.
Perilaku seperti ini disamping kurang bagus bagi kesehatan juga membuat banyak keluarga malah meningkat pengeluarannya. Akibatnya, muncul pikiran seolah bulan Ramadhan itu penuh dengan beban hidup. Jadinya kurang ikhlas menjalani ibadah. Jadinya kurang berkah.
Perilaku seperti ini disamping kurang bagus bagi kesehatan juga membuat banyak keluarga malah meningkat pengeluarannya. Akibatnya, muncul pikiran seolah bulan Ramadhan itu penuh dengan beban hidup. Jadinya kurang ikhlas menjalani ibadah. Jadinya kurang berkah.
Ironis. Puasa yang
seharusnya mampu melatih diri agar tidak konsumtif dalam membelanjakan uang, kenyataannya
malah sebaliknya. Sementara nilai-nilai ilahiah yang terkandung di dalam ibadah
puasa terabaikan, karena konsentrasinya hanya bagaimana bisa ‘balas
dendam’ makan minum sepuasnya saat adzan maghrib berkumandang. Dan itu berlangsung
selama sebulan.
Allah SWT dalam Qur'an Surat Al=A'raf [7]: 31 mengingatkan, "..... makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."
Saatnya kita introspeksi diri.
Allah SWT dalam Qur'an Surat Al=A'raf [7]: 31 mengingatkan, "..... makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."
Saatnya kita introspeksi diri.
Suparto
#RamadhanBerkah
Comments
Post a Comment