Dalam beberapa
hari ini, saya membaca kembali buku berjudul “Strategi Hideyoshi : Another
Story of the Swordless Samurai”. Apa yang menarik dari buku yang
ditulis oleh Tim Clark dan diterjemahkan Leinovar Bahfein ini? Saya tidak akan
meresensi buku yang diterbitkan Zahir Books, Jakarta (2011) setebal 278 halaman
itu. Tetapi saya ingin menukil beberapa hal yang menurut saya sangat luar biasa
untuk memotivasi diri. Yuk, kita
simak.
***
Sekilas
tentang Hideyoshi (lengkapnya Toyotomi Hideyoshi), dalam catatan sejarah
Jepang, ia adalah tokoh luar biasa hebatnya dalam mencapai puncak prestasi. Ia
lahir dari keluarga petani miskin, hidup penuh kepahitan, pernah menjadi
gelandangan, wajahnya jelek dan tubuhnya pendek (bahkan ada yang menyebut
seperti monyet). Namun kemalangan
hidupnya itu tak menjadikannya meratapi nasib yang membelitnya.
Kemiskinan
yang melilitnya ia ubah menjadi keberuntungan dengan mengandalkan otak daripada
tubuh, mementingkan akal daripada senjata, menggunakan strategi daripada
tombak. Sejarah membuktikan, ia kemudian mampu meraih puncak karir
gemilang; menjadi wakil kaisar bukan
berdasarkan garis keturunan, melainkan dari kecerdikan otak.
Perjuangan Hideyoshi dalam
meraih prestasi itu mengundang kekaguman banyak orang. Hideyoshi kemudian berbagi
kisah perjuangan meraih kesuksesannya dan membeberkan mengenai kunci sederhana
yang membawanya mencapai puncak prestasi.
Apa
saja kunci untuk membuka keberuntungan itu?
Pertama, menentukan
tujuan hidup dengan membayangkan jalan yang akan mengantarkan ke tempat
yang diinginkan. Dalam bahasa Hideyoshi,
Terbayangkan Berarti Terjangkau.
Artinya, membayangkan/mengkhayalkan sesuatu yang benar-benar mungkin. Tahu apa
langkah pertama yang harus ditempuh. Ibarat seseorang yang ingin menempuh
perjalanan maka ia harus mempunyai tujuan. Sebab bagi Hideyoshi, kegagalan manusia lebih sering disebabkan
oleh ketiadaan tujuan yang jelas dibandingkan dengan ketiadaan kemampuan.
Kedua, memupuk rasa bersyukur. Sebab rasa bersyukur itu akan mendatangkan keberuntungan, dan setiap kata dan perbuatan
baik yang dilakukan seseorang akan mendatangkan kebaikan (balik) kepadanya.
Dalam pandangan Hideyoshi, makna kehidupan bukanlah untuk dilayani,
tetapi melayani. Dan hanya jiwa yang bersyukurlah yang bisa memberi
pelayanan seperti seharusnya.
Ketiga, mengenali bakat yang dimiliki.
Keberhasilan itu tidak datang dengan sendirinya. Ia muncul karena pengabdian
seseorang dalam mengerahkan bakat (ketrampilan) yang dimiliki dan usahanya
sendiri. Seseorang tak bisa mengharapkan
akan disegani orang lain, tanpa
mengembangkan dan menguatkan kemampuannya sendiri. Dan itu yang
membuatnya meraih keberuntungan.
Keempat, usaha akan menentukan hasil. Usaha
setengah-setengah akan membuahkan hasil setengah, usaha baik membuahkan hasil
baik, tapi usaha yang luar biasa akan membuahkan hasil yang luar biasa. Usaha luar biasa itulah satu cara untuk
mendapatkan keberuntungan. Hideyoshi menyatakan, akan mengabdikan tubuh dan
jiwanya untuk setiap tugas yang diberikan kepadanya, tak pedui betapa pun
sulitnya. Semua dilakukannya dengan perasaan gembira.
Kelima, kerjasama akan melahirkan keberhasilan.
Sebab, di mata Hideyoshi, tak ada seseorang yang bisa berhasil meraih puncak
prestasi dengan sendirian. Ia selalu membutuhkan bantuan dan uluran tangan
orang lain. Seorang pemimpin dapat meraih jabatan tinggi, lantaran bantuan dari
mitra dan bawahan. Jadi, kerjasama
adalah salah satu kunci yang akan menyelamatkan seseorang dari kegagalan.
Dengan kerjasama, jalan keberuntungan
itu bisa diraih.
Semoga bermanfaat.
Suparto
Comments
Post a Comment