Ramadhan sering disebut sebagai Bulan Al-Qur’an (Syahru
Al-Qur’an). Penyebutan ini terkait dengan firman Allah dalam Qur’an surat
Al-Baqarah [2] : 185, “Bulan Ramadhan, adalah bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)."
Dengan penyebutan sebagai “Bulan Al-Qur’an” maka
aktivitas membaca Al-Qur’an mendominasi agenda kegiatan ramadhan yang
diselenggarakan takmir masjid dan beberapa kelompok lainnya. Aktivitas membaca
Al-Qur’an tersebut umumnya disebut sebagai “Tadarus Al-Qur’an”.
Tadarus yang biasa dilakukan sejak dulu hingga sekarang
adalah sebuah majelis di dalam masjid, para pesertanya membaca Al-Quran secara
bergantian. Satu orang membaca dan yang lain menyimak. Pemandangan seperti itu
seolah berjalan sebagai tradisi di kalangan umat Islam yang dijalani di bulan
Ramadhan. Banyak juga muslimin yang berlomba adu cepat, membaca Al-Quran hingga
khatam beberapa kali dalam satu bulan.
Padahal kalau kita telusuri makna yang sebenarnya,
istilah tadarus mengandung pengertian yang lebih luas. Istilah tadarus berasal
dari asal kata darosa-yadrusu, yang artinya mempelajari, meneliti, menelaah,
mengkaji, dan mengambil pelajaran. Lalu ketambahan huruf ta'' di depannya
sehingga menjadi tadaarosa-yatadaarosu, maka maknanya bertambah menjadi saling
belajar atau mempelajari secara lebih mendalam. ( lihat : https://m.tempo.co/read/news/2015/06/22/155677281/ini-arti-istilah-tadarus-al-quran-sebenarnya
)
Adapun kegiatan 'tadarusan' yang sering dijumpai,
sepertinya nyaris tanpa pengkajian makna tiap ayat, yang ada hanya sekadar
membaca saja. Terkadang benar dan tidaknya bacaan tidak terperhatikan karena
tidak ada ustadz yang ahli di bidang membaca Al-Quran yang bertugas mentashih
bacaan.
Bentuk tadarusan seperti itu lebih tepat menggunakan
istilah tilawah wal istima'. Kata tilawah berarti membaca, dan kata istima'
yang berarti mendengar.
Oleh karena itu, di bulan ramadhan ini mari kita lakukan Tadarus Al-Qur’an dengan kajian yang mendalam,
tidak sekedar ‘tadarusan’ – membaca sambil lalu.
Model 'tadarusan' seperti itu bukanlah hal yang jelek. Karena setiap huruf Al-Qur'an yang kita baca tetap akan mendatangkan pahala. Namun kita hendaknya berusaha meningkatkan kualitas dalam mempelajari Al-Quran. Dengan tadarus melalui kajian yang lebih mendalam, kita akan mendapatkaan banyak petunjuk dari Al-Qur’an, seperti yang dimaksudkan dalam surat Al-Baqarah : 185 di atas.
Model 'tadarusan' seperti itu bukanlah hal yang jelek. Karena setiap huruf Al-Qur'an yang kita baca tetap akan mendatangkan pahala. Namun kita hendaknya berusaha meningkatkan kualitas dalam mempelajari Al-Quran. Dengan tadarus melalui kajian yang lebih mendalam, kita akan mendapatkaan banyak petunjuk dari Al-Qur’an, seperti yang dimaksudkan dalam surat Al-Baqarah : 185 di atas.
Suparto
Comments
Post a Comment