sumber foto : www.google.co.id |
Kalau kita kaji secara seksama, kita
akan menemukan bukti bahwa seluruh materi ajaran Islam, baik menyangkut akidah,
amaliah, maupun akhlak, tidak ada satu pun yang sia-sia. Seluruh ajaran
tersebut ternyata mengandung manfaat bagi umat manusia. Semua perintah Allah
pasti berbuah kemaslahatan bagi yang melaksanakan. Sebaliknya, semua larangan
Allah akan berdampak buruk (mudharat)
bagi orang yang melanggarnya.
Oleh Allah, agama Islam diturunkan
memang untuk keselamatan manusia sendiri, baik di dunia maupun di akhirat. Di
dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa diutusnya Muhammad dengan misi Islam adalah
untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Inilah salah satu keyakinan yang harus terpatri
dalam kepercayaan kaum Muslimin.
Salah satu perintah Allah yang kini
banyak dibicarakan para ilmuwan karena ditemukan bukti keajaiban didalamnya
adalah masalah wudhu. Wudhu adalah salah satu syari’at Islam. Allah SWT
memerintahkan umat Islam untuk membersihkan diri atau berwudhu sebelum
mendirikan shalat lima waktu. (QS. Al-Maidah [5] : 6).
Oan Hasanuddin, seorang Akupunturis
berpengalaman di Indonesia, telah mengadakan penelitian mengenai keajaiban atau
rahasia dibalik syari’at wudhu dari aspek ilmu akupuntur. Hasil penelitiannya
diterbitkan dalam buku berjudul ‘Mukjizat Berwudhu – untuk Penyembuhan dan
Pencegahan Penyakit’.
Menurut Oan Hasanuddin (2007), wudhu
merupakan salah satu syarat sahnya pelaksanaan ibadah shalat. Pensyari’atan
wudhu didasarkan kepada nash Al-Qur’an surat Al-Maidah, ayat 6 dan Al-Sunnah
(terdapat 2079 Hadits yang berkenaan dengan wudhu, diantaranya 378 Hadits
berkenaan dengan rukun wudhu dan 762 Hadits tentang sunat-sunat wudhu).
Filosofi wudhu merupakan suatu
persiapan mental untuk mengerjakan shalat. Kesucian dan kesejukan yang ditimbulkan
oleh wudhu dapat membangkitkan konsentrasi dalam pelaksanaan shalat, karena
wudhu dapat menstimulir lima organ
pancaindera yaitu, mata, telinga, hidung, mulut, tangan, dan kaki.
Para pakar syaraf (neurologists) telah membuktikan bahwa
dengan air wudhu yang mendinginkan ujung-ujung syaraf jari-jari tangan dan
jari-jari kaki, berguna untuk memantapkan konsentrasi pikiran. Terlebih lagi
secara keseluruhan dengan ujung-ujung syaraf seluruh anggota wudhu.
Pada anggota badan yang terkena
perlakuan kayfiyat (tata laksana) wudhu
terdapat ratusan titik akupuntur yang bersifat reseptor terhadap stimulus
berupa basuhan, gosokan, usapan, dan tekanan/urutan ketika melakukan wudhu. Stimulus tersebut akan dihantarkan melalui
meridian (jaringan atau jalinan system
saluran akunpuntur) ke sel, jaringan,
organ, dan system organ yang bersifat terapi.
Hal ini terjadi karena adanya system regulasi yaitu system syaraf dan hormon
yang bekerja untuk mengadakan homeostasis
(keseimbangan) tubuh.
Titi-titik akunpuntur, suatu fenomena yang menarik bila dikorelasikan dengan kayfiyat wudhu yang disyari’atkan Islam 15
abad yang lalu. Semua titik akunpuntur
memiliki multi indikasi (banyak khasiat)
untuk pencegahan dan pengobatan berbagai macam penyakit. Adapun jumlah titik yang terdapat pada anggota wudhu
sudah teridentifikasi minimal 493 titik.
Misalnya, menyapu telinga, jumlah Hadits
mengenai menyapu telinga lebih dari 30 hadits. Daun telinga banyak dipersyarafi
oleh sejumlah syaraf dan dialiri oleh sejumlah pembuluh darah (vascularisasi). Pada daun telinga sudah
teridentifikasi minimal sebanyak 125 titik akunpuntur (auriculopunktur) yang dapat digunakan sebagai pencegahan (preventif) dan pengobatan (kuratif) sejumlah penyakit, minimal
untuk 125 penyakit.
Pemanfaatan pengobatan melalui
titik-titik akupuntur telinga saat
ini sangat pesat sekali penggunaanya, baik di Barat (Kanada, Amerika, Prancis,
Jerman dan Austria) maupun di Timur dan
Asia seperti Cina, India, Arab, dan Mesir. Umat Islam yang menyapu kedua daun
telinga setiap kali berwudhu, berarti sudah melakukan aurikulopressur (pijat akupuntur telinga) yang berimplikasi
terhadap kesehatan.
Anggota wudhu ada yang masuk kategori
rukun dan ada pula yang sunat. Kedua kategori tersebut dalam perspektif ilmu
akupuntur korelasinya sangat signifikan. Kemudian, salah satu Nash Al-Qur’an
disebutkan dalam surat Al-Maidah ayat 6, yaitu untuk menyucikan atau
memberisihkan (liyuthahhirakum).
Sedangkan kesucian atau kebersihan berkorelasi dengan kesehatan, baik kesehatan
jasmani maupun rohani.
Tingkat signifikansi korelasi kayfiyat wudhu dengan kesehatan dalam perspesktif
ilmu akupuntur, sangat tergantung sejauhmana optimalisasi pelaksanaan wudhu
tersebut sesuai dengan isyarat untuk menyempurnakan wudhu sebagaimana tuntunan
Sunnah Nabi SAW. Apabila semakin optimal, berdasarkan perspsktif keilmuan (‘ilmul yaqin) sudah tentu akan semakin
memberikan manfaat kesehatan secara holistic.
Oleh karena itu, agar memperoleh
manfaat maksimal bagi jasmani dan rohani dalam kehidupan, mari kita laksanakan wudhu
dengan sempurna sesuai kayfiyat (tata
laksana) yang benar seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
***
Suparto
#OneDayOnePost
Tulisan yang kaya manfaat. Aku selalu suka.
ReplyDeletepadahal ini baru dari aspek akupuntur.
Deletepadahal ini bru dari aspek akupuntur...
DeleteBermanfaat sekali pak Suparto.... jadi belajar banyak..😊
ReplyDeleteya Mbak. saya nulis juga sambil belajar...
DeleteTerima kasih pak Parto ..
ReplyDeleteWudhu kulo masih bolong-bolong 😆
silahkan dicoba wudhu yang baik. rasakan kenikmatannya...
Deletesilahkan dicoba wudhu yang baik. rasakan kenikmatannya...
Deletekereeen bapk, tulisannya selalu bermanfaat
ReplyDeletekereeen bapk, tulisannya selalu bermanfaat
ReplyDeletealhamdulillah... semoga dapat kita amalkan...
Deletealhamdulillah... semoga dapat kita amalkan...
DeleteTerimakasih pak tulisannya hingga sedetail ini
ReplyDeleteini saya masih terus berusaha untuk memperbaiki diri..
Deleteterima kasih mbak....
Tulisan pak Suparto sellau berisikan informasi yang bermanfaat sekali. Terima kasih pak..
ReplyDeletesaya ingin menggali mutiara-mutiara tersembunyi Mbak Vinny....
Delete