Fatima Mernissi, seorang penulis terkenal asal Maroko
mengatakan, menulis dapat menyehatkan kulit alias bikin awet muda. Selain itu,
menulis juga dapat menghilangkan trauma dan menyehatkan otak serta menjadi
terapi yang menyembuhkan.
Seperti diungkap oleh Indari Mastuti (2011:108), sebuah
penelitian pernah dilakukan terhadap dua kelompok orang yang mengalami masalah
kejiwaan.
Kelompok pertama selama satu bulan diperintahkan untuk
menulis apa saja yang mereka pikirkan. Sementara terhadap kelompok kedua tidak
dilakukan perlakuan yang sama.
Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok pertama
lebih cepat sembuh daripada kelompok kedua.
Salah satu cara untuk awet muda adalah dengan terus menerus
merasa bahagia, dan menulis merupakan salah satu cara merawat rasa bahagia. Rasa
bahagia akan memancarkan kulit wajah menjadi lebih berseri-seri, santai dan
lebih muda daripada usia sebenarnya.
Setiap kali selesai menulis dan berhasil memposting, ada sensasi
luar biasa didalam dada kita. Dengan tulisan itu, seolah kita sudah bisa
berteriak, mengungkapkan sesuatu yang mengganjal di hati, yang menyesakkan
dada, dan mengeluarkan segala gagasan yang memenuhi pikiran.
Namun yang menjadi masalah bagi sebagian orang adalah ketika
menulis dianggap sulit. Sebaliknya, mereka memilih menghabiskan waktu untuk
ngobrol ‘ngalor-ngidul’ dengan teman dan tetangga, nonton TV serta menggunakan gadget atau HP tanpa arah.
Howard Gardner, seorang tokoh pendidikan dan psikologi yang
mencetuskan teori tentang ‘kecerdasan majemuk’ atau multiple intelligences, mengatakan, menulis bukanlah persoalan
bakat, sebab semua orang memiliki kecerdasan berbahasa yang memungkinkan bisa
jadi penulis.
Pada dasarnya setiap manusia yang dilahirkan memiliki
kecerdasan Linguistik atau Word Smart
dan kita tinggal memanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang maksimal dalam hidup. Kecerdasan
Linguistik atau Word Smart adalah kemampuan manusia untuk menggunakan kata-kata
yang efektif.
Belajar menjadi penulis itu seperti saat kita dulu masih
kecil belajar berjalan atau naik sepeda, melalui proses merangkak dan jatuh bangun
berkali-kali. Setelah melewati perjuangan melelahkan, kesungguhan, kedisiplinan
dan terus “dipaksa”, seiring perjalanan
waktu akhirnya menemukan cara yang paling tepat. Dan tahu-tahu, tanpa disadari sudah
bisa melakukannya.
Begitu juga proses menjadi penulis. Setelah melalui proses belajar
dan latihan yang terus menerus, menulis dan menulis, lama-lama menjadi terampil.
Akhirnya, menulis menjadi sesuatu yang menyenangkan, membahagiakan.
Mari kita menulis untuk menyebarkan kebaikan. Kalau tulisan
kita bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi orang lain, InSya Allah akan menjadi
amal kebaikan yang berlipat.
Yang jelas, InSya Allah, aktif menulis bikin orang bahagia. Kalau bahagia, jadi (merasa) awet muda kan?
Ngga percaya, silahkan buktikan!
Yang jelas, InSya Allah, aktif menulis bikin orang bahagia. Kalau bahagia, jadi (merasa) awet muda kan?
Ngga percaya, silahkan buktikan!
Nah. Tunggu apa lagi!
Suparto
Suparto
Setuju pak.. menulis bikin hati bajagia. Saya sudha merasakan dampaknya. Hihi. Ayo kita sebarkan kebaikan dengan menulis..
ReplyDeleteBahagia bisa membuat orang lain tersenyum bahagia..
DeleteAmin ..
ReplyDeleteSaya pingin awet muda pak :)
Awet muda karena merasakan bahagia...
DeleteIya pak, saya merasakan suatu kebahagiaan sendiri serial selesai menulis apalagi bisa mempostingnya Di blog.
ReplyDeleteMenebar kebaikan utk meraih kebahagiaan ya Mbak.
DeleteIdem pak
ReplyDeleteIdem pak
ReplyDeleteOke
DeleteSetuju Pak. Menulis itu membahagiakan sehingga membuat awet muda.
ReplyDeleteAlhamdulillah. Inilah indahnya berbagi kebaikan. Sukses Mas Naim..
DeleteWahh... Cocok pak..
ReplyDeleteKlop. Semoga kita makin semangat untuk terus berkarya
DeleteMantap! Jadi semakin semangat nih. Semangaaaattt....!!!
ReplyDeletesemoga semangat Mbak Denik terus membara.....
Delete