Jika
dianggap mengada-ada
Apalagi
kurang beretika
Abaikan
saja
***
Ketika
mendapat kabar untuk ikut acara di Kota Pekalongan, samar-samar ingatanku
melayang ke teman di komunitas One Day One Post (ODOP) Batch2. Sepertinya ada teman
ODOP asal daerah yang dijuluki Kota
Batik ini. Untuk memastikan kebenarannya, aku tanyakan ke Group WhatsApp ODOP.
“Ada
teman ODOP2 yang dari Kota Pekalongan ngga ya? Besok saya dua hari ikut acara
di kota Pekalongan. Siapa tahu bisa kopdar. Ini kegiatannya saya tulis di
Blog,” tulisku di WA, Minggu (24/4) menjelang tengah malam.
Beberapa teman pun merespon.
Beberapa teman pun merespon.
“Pak
Parto kereen..” kata Indri Mulyani
“Inet
kalo gak salah Pekalongan,” sambung Lisa
“Inet.
Bentar Pak, saya panggilin Inetnya di bbm,” susul Dewi DeAn, cewek yang tinggal di Malaysia ini.
“Inet
sudah saya suruh menghadap bapak….” kata Dewi lagi, sembari connect di bbm saya.
“Andai
saja saya di Pekalongan, pengin kopdar dengan Pak Suparto,” Gilang dari Bandung nimbrung di
Blog, dini hari.
Setelah
itu, aku tak ingat lagi, karena langsung tidur untuk persiapan berangkat ke
Pekalongan besok pagi.
***
Senin. Pukul 07.30 kami
berempat, termasuk driver, berangkat dari Sragen menuju kota Pekalongan untuk
mengikuti kegiatan Diseminasi Peraturan
dan Proses Perizinan bertajuk, “Bentuk Kelembagaan Lembaga Penyiaran Publik
(LPP) Lokal Sesuai Regulasi dan Aplikatif."
Kegiatan yang akan
berlangsung selama dua hari itu diselenggarakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah (KPID) Provinsi Jawa Tengah. Acara diikuti seluruh Kabag Hukum Setda Kabupaten/Kota
se Jateng, Diskominfo Bakorwil Pekalongan, RRI, serta Biro Hukum Setda Provinsi
Jateng. Dalam kesempatan tersebut Kabag Hukum Setda Sragen, Juli Wantoro menjadi
salah satu nara sumbernya.
Di tengah padatnya arus lalu
lintas, mobil melaju cepat. Driver-nya terlihat sangat terampil mengemudikan
kendaraan Avanza yang kami tumpangi. Sembari ngobrol dengan teman-teman di
dalam mobil, jemari tanganku tak berhenti bergerak membuka-buka layar HP untuk
berkomunikasi lewat WA, Blog atau FB.
Di perjalanan, mataku melotot
ketika nama Inet muncul.
“Ohw gitu. Tepatnya dimana
yah..?” Inet nanya.
“Di Hotel Horison Jl.
Gajahmada. Nanti acara mulai pukul 14.00. Kegiatan sampai Selasa siang,”
jawabku.
“Wah. Di Hotel Horison, Pak? Jam
14.00 saya baru pulang kuliah,” Inet menyahut.
Sekitar pukul 09.00 kami sampai
di kawasan Tingkir, Salatiga dan berhenti untuk sarapan di warung Soto Segar.
Satu jam kemudian, kami sudah melaju kencang di jalan tol Bawen – Semarang. Foto yang memperlihatkan jalan tol dengan
latar belakang Gunung Ungaran aku kirim ke WA Group ODOP.
“Ini saya baru sampai jalan Tol
Bawen – Semarang,” tulisku
Duh, ngeri kalo denger kota
Bawen Semarang,” April Cahaya menanggapi.
“Kenapa April?” tanya Kholifah
Haryani dan Denik serentak.
Denik melanjutkan dengan cerita,
tapi aku kurang paham maksudnya.
“Wah. Padahal saya senang
dengan suasana di sana. Dua tahun yang lalu ke sana naik bus turun jam 2 dini
hari. Nongkrong aja di warung yang tutup, nunggu subuh, karena tak ada warung
yang buka. Mau ke tempat tujuan masih malam. Sungkan sama yang di jujug,”
cerita Denik.
Tak terasa, sudah tiga jam
lebih kami menempuh perjalanan. Mata sebenarnya tak kuasa menahan kantuk. Tapi,
Ya Allah, baru mau mengatupkan mata, ingatanku melesat ke kota yang kami tuju.
Aku seperti tak sabar ingin cepat sampai di sana. Meski driver menginjak pedal
gas hingga speedometer menunjuk angka
100 km lebih, rasanya ngga sampai-sampai.
***
“Hotel
Horison lumayan dekat dengan kampusku, Pak…..” tiba-tiba pesan Inet masuk saat
perjalanan kami sudah memasuki wilayah perbatasan kota Pekalongan.
“Nama
kampusnya, apa?” tanyaku.
“Stain
pak, STAIN Pekalongan. Bisa ke sini? Hehehe ….”
“Iya,
sebentar lagi nyampe.”
Dalam
beberapa menit, otakku memutar-mutar untuk mencari cara bagaimana bisa
mengikuti acara, sekaligus berkesempatan ketemu Inet. Aku sudah tidak
konsentrasi lagi di dalam kendaraan. Orang-orang yang ngobrol di sekitarku tak
lagi kudengar dengan jelas.
Aku
ingin segera bisa ketemu teman yang kukenal di Group ODOP. Ia termasuk yang
kukagumi karena produktif menulis di Blog yang dinamakan "Lemping Pena : Reduksi
ke dalam Absurditas."
Di profilnya, ia memperkenalkan diri sebagai seorang
perempuan biasa yang mencoba menuangkan pemikirannya dalam aksara-aksara,
impiannya melampaui angkasa serta Pecinta Bulan. Nama panggilannya Inet, tapi
di Blog atau WA nama yang sering muncul adalah Khikmah Al-Maula.
Pukul
12.30 kami check in di hotel dan melakukan pendaftaran peserta ke panitia.
Setelah mendapatkan kunci kamar dan penjelasan dari panitia tentang agenda, kami
menanyakan soal makan siang, soalnya perut sudah lapar. Ternyata jawaban
panitia di luar dugaan kami.
Hotel Horison |
Kami
naik ke lantai 5 untuk meletakkan tas dan barang bawaan di kamar hotel yang
sudah disiapkan.
Gedung hotel menjulang tinggi berlantai 9. Design interior bermotif
kotak-kotak terlihat artistik. Tetapi waktu didalam lift, aku amati tidak ada penunjuk
angka ke lantai 4. Apa maksudnya aku tidak tahu. Mungkin seperti lazimnya hotel
di Indonesia yang tidak memiliki kamar bernomor 13.
Kami
segera mencari warung untuk makan siang. Angan-anganku memperkirakan, pukul 13.30
makan siang sudah beres. Setelah itu aku merencanakan dua pilihan. Minta tolong
driver untuk diantar ke kampus STAIN, atau Inet yang kuminta datang ke hotel.
Sementara aku belum kontak dulu. Bikin kejutan, maksudku.
Tapi
perkiraanku meleset jauh. Ternyata kami sulit menemukan warung yang cocok untuk
sekedar mengisi perut. Maklum kami belum paham betul peta dan kondisi kota
Pekalongan. Sebenarnya kami ingin mencari makan masakan khas Pekalogan, namanya
nasi Megono, tapi juga susah dicari.
Kami
terus keliling, sambil mencari warung melihat beberapa sudut kota yang mulai
ditata oleh pemerintah setempat. Diantaranya Taman Sorogenen.
“Wah
nama taman ini unik. Aku sepertinya pernah dengar nama Sorogenen di kota Solo
atau Jogja ya, tapi lupa-lupa ingat. Kenapa nama Sorogenen ada di kota Pekalongan. Ah, nanti aja kalau ketemu Inet, aku
tanyakan…..” pikiranku melayang.
Warung Pecel Suroboyo |
“Terima
kasih, Mas.”
“Mau
ke sana ya, Pak…?”
“Iya,
tapi kayaknya udah mepet.”
Usai
makan, waktu sudah menunjuk angka 14.15, artinya kesempatan ke kampus Inet
sudah tidak memungkinkan lagi.
Kami bergegas ke hotel untuk segera mengikuti
acara. Sampai Hotel pukul 15.30. Setelah berganti baju, kami langsung menuju
aula tempat acara. Sementara pikiranku makin tegang. Duh, rencanaku ketemu Inet meleset.
Segera Inet kutelepon langsung.
“Assalamu ‘alaikum. Maaf, ini dek Inet….?”
“Wa ‘alaikumussalaam. Ini Pak Parto, ya..?”
“Iya…”
“Gimana, pak..?”
“Maaf
ya. Belum bisa ketemu. Tadi mau mampir ke kampus STAIN, tapi karena kelamaan
muter-muter cari makan, waktunya udah kelewatan. Dan sekarang acara udah mau
dimulai. Nanti aku kontak lagi, ya."
“Iya, Pak.”
Saat
berada di ruang acara, kukirim pesan lewat WA. Kusampaikan lagi permintaan
maafku karena belum bisa ketemu.
“Owh iya gapapa, Pak. Acaranya sampai jam berapa?” balas Inet
“Sore ini sampai jam lima. Trus Isoma sampai 19.00. Acara malam
sampai jam 21.00.”
“Wah padet ya, pak? Kalo kopdarnya besok gimana?”
“Bisa. Dek Inet tinggalnya jauh dari Horison, ngga?”
“Kalo rumahku lumayan jauh dari situ Pak….”
“Ya besok pagi aja. Nanti kontak lagi."
“Owh iya, Pak…”
***
“Mohon
perhatian. Acara akan segera dimulai…” suara seorang MC membuyarkan anganku.
(bersambung….)
cieee bapak mau ketemuan dengan inet hehehe
ReplyDeletehehehe...tunggu cerita selanjutnya...
DeleteSorogenen di solo ada pak... Jl ir juanda.
ReplyDeleteOwh iya to. Saya masih lupa. Tapi di Pekalongan kok jadi nama taman ya?
DeleteMakasih Mbak Ciani..
Wah belum jadi tho ketemu Inet.
ReplyDeleteDitunggu lanjutannya pak
piye yo...?
DeleteJadi ketemuan nggak pak sama Inet? penasaran...
ReplyDeleteMendebarkan
DeleteSama-sama Pak, saya juga minta maaf, hehe...
ReplyDeleteMaaf jadi ide cerita nih.
DeletePak Parto ini bnr2 cocok jd jurnalis jenengan ..
ReplyDeleteAamiin. Matur nuwun Mas Heru.
DeleteTulisan pak Parto rapi sekali..
ReplyDeletemaklum masih belajar. takut salah, jadi terlihat rapi.belum bisa mengalir seperti mbak Vinny.
DeleteSalam Sukses ya Mbak...
Wah...namaku disebut...terima kasih Pak Parto. Semangaaat....!!!
ReplyDeletegara-gara Bawen yang menyeramkan itu.. hehehe...
Deletesemangat !!!
Pak Parto terimakasih namaku juga disebut di awal.. jadi malu. Membaca tulisan bapak ini benar2 sostematis, rapi, tenang... elegan dech tulisan2 Pak Parto... Suhu pokoknya mah... mohon bimbingan ya Pak.. aku mah menulis belum apa-apa..
ReplyDeletekita saling belajar Mbak.
Deletesaya kalo baca tulisan temen2 itu ikut bangga. semua luar biasa !!!