Setiap hari kita dihujani dengan beragam
informasi. Hanya dengan sentuhan ujung jari, dalam hitungan detik kita dapat mengakses ribuan
informasi yang berasal dari penjuru dunia. Dari sekian banyak informasi itu ada
yang isinya dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat, namun tak sedikit pula
yang belum jelas kebenarannya bahkan bohong doang (hoax).
Berita hoax kini hampir tiap detik menyebar
melalui berbagai media online, situs, facebook, twitter, WhatsApp (WA) dan
lain-lain. Gegara hoax timbul pertikaian antar saudara anak bangsa. Mereka
saling menghujat dan caci maki akibat informasi tanpa bukti.
Berita bohong itu menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk kehormatan
seseorang. Akibat berita bohong, sebuah rumah tangga bisa retak, suasana damai di tengah masyarakat menjadi rusak. Yang lebih parah
dan mengerikan, akibat adanya berita yang tidak jelas bisa menimbulkan
pertikaian, atau konflik berdarah, baik antar individu maupun kelompok.
Sungguh memprihatinkan. Masyarakat kita
akhir-akhir ini alam pikiran dan tindakannya banyak dikendalikan atau dikontrol
moleh rumor yang berwujud gossip, kabar burung, desas-desus, bisik-bisik,
kasak-kusuk, kabar bohong, fitnah, isu-isu murahan dan ajakan menyesatkan
lainnya.
Mereka demikian mudah terpengaruh informasi yang
tidak jelas sumbernya. Ibarat daun kering yang berserakan, mudah
terbang oleh angin yang tak begitu kencang. Bahkan gampang terbakar oleh sumber
api yang tak seberapa besar. Korban
sia-sia berjatuhan oleh hal-hal yang sepele.
Oleh karena itu, agar selamat dari hal-hal
yang membahayakan, kita perlu hati-hati, dan selalu cermat ketika menerima
setiap informasi.
Allah sudah memberikan petunjuk didalam
Al-Qur’an surat Hujurat [49] : 6, “Hai
orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang fasik (orang yang menyimpang
dari perintah Allah) membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya
(tabayyun), agar kamu tidak menimpakan (mencelakakan) suatu kaum/kelompok tanpa
mengetahui keadaannya (karena kebodohan/kecerobohan) yang akhirnya kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.”
Dalam ayat ini, Allah menyuruh orang beriman
selalu teliti dan memastikan kebenaran berita yang sampai kepada mereka. Tidak
semua berita yang diterima itu benar, dan juga tidak semua berita yang
terucapkan itu sesuai dengan fakta.
Maksudnya, janganlah kita menerima (begitu
saja) berita dari siapapun, terutama orang fasik, sebelum dilakukan pemeriksaan, penelitian dan
mendapatkan bukti kebenaran berita itu. Perlu dilakukan Check, Recheck, Crosscheck dan Verifikasi
atas setiap informasi yang diterima.
Berita yang disampaikan tidak boleh diterima
dan juga ditolak begitu saja, kecuali setelah diteliti. Jika benar sesuai
dengan bukti, maka diterima. Namun jika ternyata tidak benar, maka harus ditolak.
Jangan sampai setiap informasi yang diterima langsung disebarluaskan kepada
orang lain. Ini bisa berakibat fatal.
Mari kita kendalikan lidah dan jemari kita!
Jangan sampai mencelakakan orang hanya karena kebencian kita kepada
orang/kelompok lain, dan secara ceroboh menebarkan berita bohong! Jangan
menuduh orang lain tanpa bukti, dan tidak berburuk sangka kepada semua orang!
Semua perlu tabayyun, teliti
kebenaran sumber berita dan kebenaran isinya.
Teliti setiap kabar yang datang sebelum disebar!
Semoga Allah melindungi kita dari kehinaan.
Dan semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kita demi keselamatan di dunia
dan akhirat. Aamiin.
Wallahu
a’lam…
Suparto
Comments
Post a Comment