Resolusi Kelima : Menyusun Naskah Panduan Pelatihan Jurnalistik
Pengalaman menjadi kontributor freelance di website Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen, di awal tahun saya berniat berbagi ilmu dan memberikan pelatihan bagi karyawan Pemkab maupun kelompok lain yang membutuhkan.
Beberapa kali saya dihubungi salah seorang pejabat Pemkab Sragen untuk memberikan materi kepenulisan praktis, terutama jurnalistik ringan kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN, dulu bernama Pegawai Negeri Sipil/PNS).
"Teman-teman ASN itu kalau diminta membuat tulisan tentang kegiatan di lingkungan kerjanya, nggak pernah beres. Makanya mereka perlu dilatih," katanya.
Saya menyambut dengan senang hati permintaan pejabat tersebut. Saya sudah menyangupi, tapi belum terealisasi karena beberapa kendala, baik waktu maupun teknis.
Di tengah situasi ketidakpastian kapan bisa memberikan pelatihan tersebut, dalam rentang waktu enam bulan di tahun 2017 saya mendapat tawaran beberapa kali untuk mengisi materi.
Pertama, mengisi materi Edukasi Penyiaran (broadcast) bagi siswa Madrasah Tsanawiyah (Mts) kelas 8-9, untuk dua kelas (kelompok) masing-masing selama dua jam. Minat mereka terhadap terhadap dunia penyiarabn ternyata luar biasa. Pada kegiatan pelatihan tersebut juga kita berikan materi tentang jurnalistik.
Kedua, memberikan materi kuliah dan pelatihan sehari bagi mahasiswa Universitas Terbuka (UT) untuk program studi Ilmu Komunikasi. Materinya tentang Public Relations (PR) di Era Digital. Kegiatan ini diikuti 75 mahasiswa dari tiga angkatan. Berbicara tentang PR juga tidak lepas dari materi tentang ilmu jurnalistik.
Ketiga, menjadi pemateri di hadapan 150 orang dalam kegiatan Workshop "Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Pengembangan Badan Usaha Milik Desa." Ternyata, dalam workshop tersebut juga banyak yang menanyakan tentang materi jurnalistik dalam arti luas.
Di luar tiga hal tersebut, saya dua kali berkesempatan menjadi pemateri di group WA ODOP.
Pertama, pemateri bedah buku karya Hamka di Grup besar ODOP. Kedua, pemateri Motivasi Menulis untuk grup ODOP4.
Terkait dengan point Resolusi 2017, menyusun naskah panduan pelatihan jurnalistik, yang semula saya arahkan untuk karyawan di lingkungan Pemkab, ternyata terlaksana di tempat lain tapi intinya sama.
Alhamdullah, niat untuk berbagi ilmu dan pengalaman itu ternyata bisa membuahkan banyak berkah.
Berbagai ilmu walau baru seadanya, ternyata membahagiakan.
Pengalaman untuk selalu siap menerima tantangan di group One Day One Post (ODOP) terbukti sangat bermanfaat.
Suparto
Pengalaman menjadi kontributor freelance di website Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen, di awal tahun saya berniat berbagi ilmu dan memberikan pelatihan bagi karyawan Pemkab maupun kelompok lain yang membutuhkan.
Beberapa kali saya dihubungi salah seorang pejabat Pemkab Sragen untuk memberikan materi kepenulisan praktis, terutama jurnalistik ringan kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN, dulu bernama Pegawai Negeri Sipil/PNS).
"Teman-teman ASN itu kalau diminta membuat tulisan tentang kegiatan di lingkungan kerjanya, nggak pernah beres. Makanya mereka perlu dilatih," katanya.
Saya menyambut dengan senang hati permintaan pejabat tersebut. Saya sudah menyangupi, tapi belum terealisasi karena beberapa kendala, baik waktu maupun teknis.
Di tengah situasi ketidakpastian kapan bisa memberikan pelatihan tersebut, dalam rentang waktu enam bulan di tahun 2017 saya mendapat tawaran beberapa kali untuk mengisi materi.
Pertama, mengisi materi Edukasi Penyiaran (broadcast) bagi siswa Madrasah Tsanawiyah (Mts) kelas 8-9, untuk dua kelas (kelompok) masing-masing selama dua jam. Minat mereka terhadap terhadap dunia penyiarabn ternyata luar biasa. Pada kegiatan pelatihan tersebut juga kita berikan materi tentang jurnalistik.
Kedua, memberikan materi kuliah dan pelatihan sehari bagi mahasiswa Universitas Terbuka (UT) untuk program studi Ilmu Komunikasi. Materinya tentang Public Relations (PR) di Era Digital. Kegiatan ini diikuti 75 mahasiswa dari tiga angkatan. Berbicara tentang PR juga tidak lepas dari materi tentang ilmu jurnalistik.
Ketiga, menjadi pemateri di hadapan 150 orang dalam kegiatan Workshop "Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Pengembangan Badan Usaha Milik Desa." Ternyata, dalam workshop tersebut juga banyak yang menanyakan tentang materi jurnalistik dalam arti luas.
Di luar tiga hal tersebut, saya dua kali berkesempatan menjadi pemateri di group WA ODOP.
Pertama, pemateri bedah buku karya Hamka di Grup besar ODOP. Kedua, pemateri Motivasi Menulis untuk grup ODOP4.
Terkait dengan point Resolusi 2017, menyusun naskah panduan pelatihan jurnalistik, yang semula saya arahkan untuk karyawan di lingkungan Pemkab, ternyata terlaksana di tempat lain tapi intinya sama.
Alhamdullah, niat untuk berbagi ilmu dan pengalaman itu ternyata bisa membuahkan banyak berkah.
Berbagai ilmu walau baru seadanya, ternyata membahagiakan.
Pengalaman untuk selalu siap menerima tantangan di group One Day One Post (ODOP) terbukti sangat bermanfaat.
Suparto
Comments
Post a Comment