Dalam Al-Qur'an Surat An-Nahl :97, Allah Subhanahu Wa Ta'ala
(SWT) berfirman :"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
Menurut Abu Nabilah Al Makassary (2011), yang dimaksud
dengan amalan sholih adalah amalan sempurna yang didalamnya mencakup tiga
perkara, yaitu :
1. Sesuai petunjuk Nabi Sallalahu Alaihi Wasallam
(SAW).
Allah berfirman, "Apa yang diberikan Rasul kepadamu,
maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah". (QS.
Al Hasyr :7).
2. Ikhlas, semata-mata karena Allah SWT.
Allah berfirman, "Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya."(QS. Al
Bayyinah :5).
Allah juga berfirman, "Katakanlah: "Hanya Allah
saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agamaku". Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu
kehendaki selain Dia"(QS. Az Zumar :14-15).
3. Amalan dibangun diatas pondasi aqidah yang benar.
Allah berfirman, "Barangsiapa yang mengerjakan amal
saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman." (QS. An
Nahl : 97).
Dalam ayat ini Allah membatasinya dengan keimanan. Pemahaman
kebalikannya adalah jika yang melakukan amalan sholih tersebut bukan seorang
mukmin, maka tidak akan diterima amalannya. (Tafsir Adhwa'ul Bayan).
Imam Ibnu Katsir berkata : "amal sholih" adalah
amalan yang sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah Nabi-Nya(Tafsir Al Qur'anul
Adzim).
Para ulama ahli tafsir berbeda pendapat tentang makna
"kehidupan yang baik" dalam ayat ini. Sebagian menafsirkannya dengan
kehidupan yang baik di dunia, yaitu Allah memberikan taufik kepada hamba-Nya
kepada apa-apa yang diridhoi-Nya, memberikan karunia berupa kesehatan serta
rezki halal, sebagaimana firman-Nya : "Ya Tuhan Kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka."(QS.Al Baqarah :201)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radiyallahu 'anhuma
(RA), Sa'id bin Jubair, Adh dhahak, Atha' bin Abi Rabah, bahwa "kehidupan
yang baik" dalam ayat ini adalah "rezki yang baik dan halal di
dunia".
Juga dari Abdullah bin Abbas Radiyallahu anhuma,
menafsirkannya dengan As sa'adah (kebahagiaan).
Ali Bin Abi Tholib Radiyallahu anhu, Al Hasan Al Basri,
Ikrimah, Za'id bin Wahhab, Wahhab bin Munabbih Rahimahumullah menafsirkannya
dengan Al qona'ah (kecukupan).
Abu Bakar Al Waraq menafsirkannya dengan "lezatnya
ketaatan."
Abdurrahman bin Nashr As Sa'di, menafsirkannya dengan
"ketenangan jiwa dan hati serta tidak terpengaruh dengan adanya yang
menggangu ketenangan hatinya, sehingga Allah memberikan rezki yang baik dan
halal kepadanya dari jalan yang tidak disangka-sangka."
Abul Fida' Ibnu Katsir, berkata : "kehidupan yang baik
mencakup seluruh bentuk kelapangan dari segala sisi."
Yang lainnya menafsirkannya dengan "kehidupan yang baik
di akhirat berupa surga". Seperti, Al Hasan Al Basri, Qotadah, Mujahid,
dan Ibn Zaid Rahimahumullah. (Tafsir Adh'waul Bayan, Tafsir Ath Thobari, Tafsir
Fathul Qodir, Tafsir Al Qur'anul Adzim, Tafsir Al Qurthubi, Tafsir Zaad al
Musayyar & Taisir Al Karim Ar Rahman).
Adapun Abu Ghassan, dari Syarik menafsirkannya dengan
"Kehidupan yang baik di alam kubur" (Tafsir Zaad al Musayyar, karya
Ibnul Jauzi)
Kesimpulannya, makna "kehidupan yang baik" adalah
meliputi semua yang telah disebutkan diatas. Sebagaimana hadits Abdullah bin
Amr bin Al Ash RA, Rasulullah SAW bersabda : "Sungguh beruntunglah orang
masuk kedalam islam, diberi rezki yang cukup, dan merasa cukup dengan apa yang
Allah berikan".(HR. Muslim no. 1746. Ahmad no.6284). (Taisir Al Qur'an Al
Adzim).
"Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
Yaitu ganjaran pahala yang terbaik dari apa yang telah
mereka kerjakan di akhirat. Berdasarkan riwayat yang datang dari Abdullah bin
Abbas RA. (Tafsir Adh'waul Bayan, Tafsir Ath Thobari, Tafsir Fathul Qodir,
Tafsir Al Qur'anul Adzim, Tafsir Al Qurthubi, & Taisir Al Karim Ar Rahman).
Abul Fida' Ibnu Katsir mengatakan, ini adalah janji dari
Allah, bagi siapapun yang beramal sholih (yaitu amalan yang sesuai dengan Al
Qur'an dan Sunnah Nabi-Nya), baik laki-laki maupun perempuan dari anak cucu
adam, hatinya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, amalan tersebut diperintahkan
dan disyariatkan dari sisi Allah, maka Allah akan memberikan kepadanya
kehidupan yang baik di dunia serta ganjaran/balasan yang terbaik dari apa yang
telah mereka kerjakan di akhirat.(Tafsir Al Qur'anul Adzim).
Abu Bakar Al Jaza'iri mengatakan, bahwa yang mendapatkan
janji ini adalah ahli iman dan amal sholih, yaitu keimanan yang benar
mengantarkan kepada amalan sholih, bersih dari syirik dan maksiat. Merekalah
yang akan memetik janji dari Allah berupa kehidupan yang baik, kecukupan,
makanan dan minuman yang lezat serta bersih dari noda (kotoran). Ini di dunia,
adapun di akhirat, mereka akan memperoleh surga dan balasan yang terbaik dari
setiap jenis amalan yang telah mereka kerjakan. (Aisar At Tafasir)
Tips untuk bahagia di dunia dan di akhirat
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan agar memperoleh
kebahagiaan, baik di kehidupan dunia ini, maupun di akhirat nanti insya Allah :
1. Beriman dan beramal sholih
Allah berfirman, "Barangsiapa yang mengerjakan amal
saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya
akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan."(QS An Nahl : 97).
2. Mensyukuri nikmat dan merasa cukup atas karunia dari
Allah
Seluruh nikmat, baik kecil sampai kepada yang besar, yang
nampak maupun yang tidak nampak datangnya dari Allah SWT. Allah Ta'ala
berfirman : "Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah
(datangnya)". (QS. An Nahl :53).
Al Imam Ibnul Qoyyim mengatakan: "Hakikat dari syukur
nikmat adalah mengenali nikmat dan pemberi nikmat, mengakui dan tidak
mengingkarinya, tunduk, cinta dan ridho kepada sang pemberi nikmat atas
nikmat-nikmat tersebut, serta mempergunakan segala nikmat untuk taat dan pada
apa-apa yang dicintai dan diridhoi oleh pemberi nikmat" (Tafsir al Aziz Al
Hamid hal. 628).
Disamping itu, Allah telah berjanji untuk menambahkan
nikmat-Nya bagi siapa yang mensyukurinya, sekaligus azab yang pedih bagi yang
mengkufurinya. Allah Ta'ala berfirman :
"Dan tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya
jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kalian mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih."(QS. Ibrahim :7)
Nabi SAW bersabda : "Sungguh beruntunglah orang masuk
kedalam islam, diberi rezki yang cukup, dan merasa cukup dengan apa yang Allah
berikan".(HR. Muslim no. 1746. Ahmad no.6284).
"Lihatlah kepada orang yang derajatnya lebih rendah
dari kalian, dan jangan melihat kepada yang diatas kalian, karena yang demikian
itu lebih baik, dan agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang dikaruniakan
kepada-Mu (Muttafaq Alaih)
3. Bersabar dalam melakukan ketaatan, meninggalkan maksiat,
serta menghadapi takdir Allah.
Allah berfirman : "Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas"(QS. Az Zumar :10).
Al Allamah As Sa'di mengatakan :"Ayat ini umum untuk
seluruh jenis sabar. Sabar terhadap takdir Allah yang menyakitkan, jangan
marah. Sabar dari bermaksiat kepada-Nya, jangan dilakukan. Sabar dalam
menta'ati-Nya, sehingga melaksanakan keta'atan kepada-Nya. Allah menjanjikan
bagi orang-orang yang bersabar dengan pahala yang tidak terhitung, yakni tanpa
batas, tanpa hitungan dan tanpa ukuran. Yang demikian itu disebabkan karena
keutamaan serta kedudukan sabar di sisi Allah, dan ini jelas pada setiap
perkara".(Taisir Al Karim Ar Rahman).
4. Memohon ampunan ketika melakukan dosa serta bertaubat.
Allah SWT berfirman, "Dan Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya
ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(QS. An
Nisaa':110).
Al Allamah As Sa'di Rahimahullah mengatakan : "yaitu
barangsiapa yang berani melakukan maksiat, tenggelam dalam dosa, lalu ia
memohon ampun kepada Allah dengan sungguh-sungguh, mengakui dan menyesal atas
dosa tersebut, kemudian meninggalkannya serta bertekad untuk tidak
melakukannya, inilah yang dijanjikan oleh yang tidak pernah mengingkari janji
dengan pengampunan dan rahmat. ".(Taisir Al Karim Ar Rahman).
Allah akan mengganti kejahatan orang-orang yang mau
bertaubat, beriman serta beramal sholih dengan kebaikan. Allah berfirman :
"Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh;
maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS Al Furqan :70)
Disamping itu, dengan istigfar (memohon ampun) kepada Allah,
akan membuahkan rezki di dunia. Allah berfirman, "Maka aku katakan kepada
mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun
niscaya Dia akan mengirimkan hujan (berkah) kepadamu dengan lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
Bahan Kajian Islam
sumber :
http://ahlussunnahpalopo.blogspot.co.id/2011/01/meraih-kebahagiaan-dengan-iman-dan-amal.html
Comments
Post a Comment