Beberapa waktu lalu, saya dapat kiriman pesan dari seorang teman. Pesan itu berbunyi : “Jangan menunggu bahagia untuk bersyukur. Tetapi bersyukurlah maka kamu akan bahagia”. Pesan singkat itu, entah dari mana dia mengutipnya, atau mungkin meneruskan pesan dari orang lain, merupakan motivasi yang patut kita renungkan.
Pesan tersebut akan menjadi salah satu kunci yang sangat bermanfaat dalam mengelola hati, pola pikir dan sikap hidup sehari-hari. Tetapi, syukur seperti apa yang bisa mendatangkan kebahagiaan, memang harus dipahami secara komprehensif.
Kata syukur, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti rasa terima kasih kepada Allah. Sedangkan dalam kajian di http://www.academia.edu/8323282/SYUKUR_Apa_arti_Syukur, diterangkan, dari segi bahasa, Syukur berasal dari kata "Syakara"-"Yasykuru" yang maknanya "Tsana'"; yaitu "Memuji" atau "Menghargai."
Jadi, kalimat “mensyukuri nikmat” artinya “menghargai nikmat" dan tidak menghinanya.
Nabi SAW memberi petunjuk yang jelas dalam hal ini. Sabda Beliau: "Siapa-saja yang tidak bisa menghargai --nikmat-- yang sedikit, maka ia tidak akan bisa menghargai --nikmat-- yang banyak". Ini merupakan pelajaran bersyukur, yaitu dimulai dari belajar menghargai nikmat yang sedikit.
Disamping bersyukur kepada Allah, kita juga diperintah untuk bersyukur kepada manusia; yaitu menghargai jasa atau perbuatan orang lain terhadap kita.
Sabda Nabi SAW.: "Siapa-saja yang tidak bersyukur --menghargai-- manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah".
Mensyukuri atau menghargai nikmat, akan membuat nikmat semakin bertambah, sebagaimana firman Allah: "Jika kalian bersyukur (menghargai), pasti Aku (Allah) akan menambah --kenikmatan-- untuk kalian" (Surah Ibrahim (14) ayat 7.
Pertanyaannya : Bersyukur yang bagaimana yang bisa menambah kenikmatan? Imam Asy-Syaukani mengatakan bahwa sumber untuk mensyukuri nikmat Allah itu ada 3 (tiga); yakni (1) Hati (2) Lisan /Ucapan (3) Perbuatan. Jadi, Allah baru akan menambah kenikmatan kepada seseorang, jika ia mensyukuri (menghargai) nikmat itu dengan hati, ucapan dan perbuatan.
Syukur yang bisa mendatangkan atau menimbulkan rasa bahagia adalah syukur tanpa syarat atau syukur yang menyeluruh (holistic). Artinya, syukur yang dirasakan dalam segala keadaan, baik di saat yang menyenangkan maupun menyedihkan. Baik ketika menerima keadaan sesuai keinginan atau menghadapi hal yang mengecewakan.
Segala keadaan diterimanya dengan rasa syukur, karena yakin selalu ada kebaikan yang tersembunyi dibalik semua yang terjadi. Allah Maha Mengetahui atas kondisi hamba-Nya. Allah hanya ingin menguji seberapa besar kesabaran manusia dalam menjalani proses.
Rasa syukur ini tidak terikat pada situasi dan kondisi serta menyatu pada diri kita (menjadi identitas kita).
Syukur seperti itu adalah rasa syukur terhadap hidup kita, dunia seisinya, waktu dan ruang, masalah dan tantangan, pikiran dan perasaan, dan sebagainya. Rasa syukur ini mengatakan, “Betapa indahnya hidup ini.” Tanpa alasan apa pun.
Bersyukur terhadap keberadaan kita sendiri, akan mampu mengaktivasi dan memancarkan rasa syukur setiap saat dan kapan saja. Dengan sikap semacam ini, insyaallah, kebahagiaan akan menjadi milik kita.
Yeah, bersyukur membuat hidup makin mujur 😊.
ReplyDeleteSinggah di blog ku jg ya.
Salam kenal #ODOP2
Yeah, bersyukur membuat hidup makin mujur 😊.
ReplyDeleteSinggah di blog ku jg ya.
Salam kenal #ODOP2
Salam kenal juga Mbak Deasy
DeleteDengan syukur insyaallah kita juga tetap semangat ...
ReplyDeleteKereen. Aku jadi banyak belajar.terima kasih. Doakan aku
ReplyDeleteSaya sendiri harus banyak membaca (belajar) sebelum menulis. Sehingga menulis menjadi media untuk belajar.
DeleteSaya juga banyak belajar dari teman-teman.
Semoga Semangat dan Sukses untuk Mbak Andriyes.
Allah akan tambah nikmatnya bagi orang-orang yang mau bersyukur.
ReplyDeleteBahkan Allah akan nambah nikmat itu berlipat-lipat. Bentuknya tidak mesti wujud nominal uang. Tapi bisa dalam bentuk lain. Seperti sehat, sempat, sabar, dll. Termasuk bisa berbagi ilmu di media ini merupakan nikmat yg luar biasa.
Delete