Kita
sering mengeluh karena tidak dapat menyelesaikan banyak pekerjaan, atau tidak
mampu menghasilkan karya. Alasannya selalu klise : tidak punya waktu.
Anehnya,
kita merasa jengkel kalau dikatakan sebagai orang yang suka membuang
waktu. Namun kenyataannya, tanpa sadar kita begitu mudah melakukannya, bahkan lebih dari separo waktu yang kita
jalani. Beberapa contoh berikut
menggambarkan perilaku itu.
Ø Pergi ke
tempat yang sama dua kali gara-gara kita lupa sesuatu pada kali yang pertama.
Ø Hanya
mencapai separo dari apa yang kita rencanakan untuk hari itu, tanpa mengetahui sebabnya.
Ø Melamunkan
peristiwa apa yang akan terjadi pada hari istimewa.
Ø Melihat
daftar pekerjaan yang harus dikerjakan terus bertambah panjang.
Ø Memandangi
tumpukan pekerjaan yang tertunda semakin tinggi.
Ø Tidak
bisa menemukan selembar kertas penting pada waktu kita memerlukannya.
Ø Menghabiskan
waktu mencari sesuatu di tempat-tempat yang bukan tempatnya karena kita lupa menempatkannya.
Kalau
kita banyak melakukan di antara gejala-gejala di atas, maka hal tersebut
berkaitan dengan keteraturan organisasi
diri.
Dalam jangka pendek, kita mungkin tetap bisa bekerja dengan lancar walau tanpa organisasi diri yang teratur. Akan tetapi dalam jangka panjang, hal-hal tersebut bisa menimbulkan problem serius.
Dalam jangka pendek, kita mungkin tetap bisa bekerja dengan lancar walau tanpa organisasi diri yang teratur. Akan tetapi dalam jangka panjang, hal-hal tersebut bisa menimbulkan problem serius.
Itulah
sebabnya, agar kita tidak banyak membuang waktu dalam kehidupan sehari-hari,
maka harus menerapkan organisasi diri, pengaturan diri sendiri, atau manajemen
diri.
Kadang kita mengeluh mengapa waktu cepat sekali berlalu sedangkan tugas dan pekerjaan belum juga dapat kita selesaikan dengan baik. Padahal, Tuhan memberi kita
24 jam sehari. Mengapa kita selalu merasa tidak punya waktu?
Kalau keluhan itu terjadi setiap hari, mungkin ada sesuatu yang sudah kita lupakan, yaitu mengatur waktu.
Kalau keluhan itu terjadi setiap hari, mungkin ada sesuatu yang sudah kita lupakan, yaitu mengatur waktu.
Kate
Keenan (1996) dalam buku kecilnya berjudul “Pedoman Manajemen Waktu”
menjelaskan beberapa hal untuk mengubah sikap “membuang-buang waktu” tersebut.
Pertama, kalau
kita tidak bisa menemukan kembali barang-barang yang sudah kita simpan dan
merasa hidup kurang teratur, mungkin perlu mengubah kebiasaan-kebiasaan diri.
Mengubah
rutinitas memang tidak mudah, tetapi kalau kita mau meluangkan waktu untuk
meneliti perilaku dalam bekerja dan kehidupan di rumah maka kita pasti akan
menemukan berbagai cara untuk menghemat waktu.
Kedua, kalau belum bisa mengembangkan strategi untuk menggunakan waktu yang tersedia bagi
kepentingan kita, mungkin karena terlalu dikuasai oleh kejadian atau sedang
membuang-buang waktu. Misalnya saja, kita tidak membawa dokumen-dokumen yang
diperlukan pada waktu melakukan perjalanan dengan kereta api.
Kita
perlu merencanakan apa yang ingin kita capai dalam situasi yang ada. Kalau tidak, kita akan terus-menerus
membuang-buang waktu yang sangat berharga.
Ketiga, jika
merasa bahwa pekerjaan terus saja menguasai diri dan kita kekurangan energi dalam melaksanakannya maka perlu mempertimbangkan untuk menyisihkan cukup
waktu bebas sejenak dari pekerjaan.
Mengatur jadwal bersenang-senang untuk diri sendiri guna memperoleh energi segar yang memungkinkan kita untuk bekerja keras kembali, kadang juga diperlukan.
Mengatur jadwal bersenang-senang untuk diri sendiri guna memperoleh energi segar yang memungkinkan kita untuk bekerja keras kembali, kadang juga diperlukan.
Keempat, jika
tidak yakin dengan prioritas yang ditentukan, kita telah
melakukan hal-hal yang memakan banyak waktu tapi tidak menambah efektitas kerja. Maka, pastikan kita tahu betul urutan prioritas dan berpegang teguhlah padanya
sesuai situasi dan kondisi.
Kelima, jika
masih saja mengerjakan segala sesuatunya sendiri, mungkin kita tidak memanfaatkan
bakat orang lain dengan maksimal. Orang lain
bisa banyak membantu kita untuk menggunakan waktu secara lebih baik.
Kalau kita mampu mendelegasikannya dengan baik, kita bisa menolong mereka mengembangkan keahliannya. Dengan cara ini, kita dapat menghemat waktu serta mampu menggunakannya secara efisien dan efektif.
Kalau kita mampu mendelegasikannya dengan baik, kita bisa menolong mereka mengembangkan keahliannya. Dengan cara ini, kita dapat menghemat waktu serta mampu menggunakannya secara efisien dan efektif.
Semoga
bermanfaat .
Suparto
#OneDayOnePost
Manajemen waktu -__- susah pak ee... apa lagi kalau pelupa kayak aku. Ke pasar bisa bolak balik tiga kali :(
ReplyDeleteSemoga bisa memanage waktu dan memanage diri dengan baik ...
Doakan.pak ee
Tulisan pak e enak dibaca. Mudah dipahami.
Iya mbak e. Makasih ya. Semoga besok ngga gampang lupa lagi. SalamSukses untuk mbak Antika.
DeleteWah super sekali ni untuk intropeksi dan referensi...terimakasih pak
ReplyDeleteUntuk pengingat kita...
Deleteemm, kurang bersyukur dengan waktu yang diberikan Allah, itu mungkin pak. :(
ReplyDeleteIya mas Fajar. Makanya Allah mengingatkan kita dengan surat Al'ashr - demi waktu.. agar kita pandai mendayagunakan waktu.
Deletepagi pak, ya pak. nggak bisa dipungkiri. begitulah cara allah memberi kasih sayang dengan kita. umatnya yang nakal dan bengal. ud dikalammullah. waktu jangan sampai lalai.. berbuatlah untuk kebajikan dan kumpulin pahala. agar kelak di akhirat tidak menjadi manusia yang merugi karena waktu. :(
Deletesubhanallah. Betul sekali mas Fajar. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat.
Deleteaamiin yaa robbalallamin.pak
Delete