Sosok hitam tinggi besar yang sulit dikenali itu makin dekat dan
langsung membekap Suto yang ketakutan. Suto berusaha sekuat tenaga melepaskan
cenkeraman makhluk misterius itu, namun tak berdaya. Disaat Suto merasa
tubuhnya mau diangkat raksasa hitam itu, ia dikejutkan suara dari luar rumah.
“Kang Suto ! Lir. Nglilir. Bangun. Bangun Kang." Teriakan Ngadimin yang lagi
keliling ronda kampung bersama dua orang temannya, Kardi dan Paimin Kempul, menyadarkan
Suto yang tengah bergulat dengan bayangan hitam menakutkan.
“Kang Suto. Nglirir…Bangun..“ Paimin Kempul teriak sambil memukul kentongan kecil keras-keras.
"Ya. Ya. Aku sudah bangun!” Suto menyahut sembari geragapan. Suto
kaget, tiba-tiba bisa bicara dan berdiri. Lebih kaget lagi, makhluk yang
membekapnya sudah menghilang.
“Ya. Matur nuwun Kang.
Yang penting keadaan aman." Peronda itu
meneruskan tugasnya. Keliling kampung mulai tengah malam hingga pukul 03.00
dini hari untuk menjaga keamanan lingkungan.
Mereka berteriak membangunkan setiap warga sampai terjaga. Kalau
belum dijawab akan terus diteriaki. Kadang agak menjengkelkan juga. Tapi memang
maksudnya baik, mengajak warga tetap waspada dan tidak terlena di tengah malam.
Itu bagian dari sistem keamanan lingkungan (siskamling).
Suto masih tertegun di
tempat tidurnya. Ia berulang kali meraba-raba sekujur tubuhnya sambil mengingat-ingat
kembali rentetan kejadian yang barusan dialami. Suto tidak bisa tidur lagi, hingga azan Subuh
terdengar.
Pagi harinya, dengan kondisi tubuh yang agak lemas karena kurang
tidur, ia ngobrol dengan isteri dan anaknya di teras rumah.
“Tadi malam ibu apa dengar suara ketukan di pintu belakang, atau
ada benda jatuh ke dalam sumur?” tanya Suto kepada isterinya.
“Ngga dengar apa-apa itu Pak."
“Ada orang masuk ke rumah kita?”
“Ngga ada."
“Kemarin-kemarin malam juga tidak dengar apa-apa?”
“Tidak pernah dengar.”
“Kalau Yani, pernah dengar?”
“Ngga pernah dengar juga …” jawab Yani, putri tunggalnya itu.
“Hemm, ya sudah…”
“Memang ada apa to Pak?” tanya isteri dan anaknya hampir
bersamaan.
“Ya sudah. Besok saja Bapak ceritakan.”
***
Suto melamun. Matanya menerawang entah kemana.
Pikirannya kalut, seperti tertutup kabut. Bingung.
“Apakah suara ketukan pintu, benda jatuh ke dalam sumur dan orang
tinggi besar yang membekapku itu hanya lamunanku? Ah tidak, itu semua asli,
nyata. Isteri dan anakku saja yang tidak mendengar karena tidurnya terlalu
nyenyak,” Suto membatin. Suto makin linglung. Pandangan matanya kosong.
“Wis
Pak..
jangan mikir berat-berat. Nanti kalau ada setan nempel…”
kata Poni
mengejutkan
Suto.
Bersambung
#OneDayOnePost
Suparto
Jadi lemes gitu ya kalau habis dapat pengalaman menyeramkan.
ReplyDeleteSyukurlah ada yg sistem rondanya bangunin orang. Kebayang gimana Pak Suto bisa mati lemas gara2 bayangan hitam.
Numpang gelar tikar ya pak..nungguin lanjutannya.semangat pak!!
iya. makasih Na. nemenin sampe pagi...
DeleteKek ketindih gitu ya Pak?
ReplyDeletesebenarnya ada apa dengan Sato? hihi
mungkin aja. tapi ini masih misteri...
DeleteWah suka suka. Ceritanya bagus
ReplyDeleteNulisnya selalu menjelang tengah malam
DeleteWah.. menegangkan..
ReplyDeleteSaya ikut tegang juga
DeletePak Parto bisa bikin yang baca tegang, hebat
ReplyDeletePak Parto bisa bikin yang baca tegang, hebat
ReplyDeletehehehe.. kejebak ya...
Delete