Setelah aksi Tim SAR di dasar sumur, kerumunan orang di sekitar sumur milik Suto memang
berangsur hilang. Tetapi persoalan misteri sumur Suto tidak berhenti sampai di
sini.
Kardi,
salah seorang warga setempat, mengajak tiga temannya ke rumah Mbah Reso Sentul yang dikenal sebagai sesepuh, orang yang paling dituakan
di dukuh Randu. Meski usia Mbah Reso Sentul kini lebih 90 tahun tapi fisiknya
masih terlihat sehat. Daya ingatan masih kuat dan bicaranya juga jelas.
Rumah
Mbah Reso yang berada di ujung kampung, amat sederhana. Hanya berukuran sekitar
4 x 5 meter dan berdinding bambu yang sudah usang. Di rumah, mbah Reso ditemani
cucunya (suami isteri) yang mencukupi segala kebutuhannya. Sedangkan isteri
Mbah Reso sudah meninggal puluhan tahun
lalu.
“Kulo
nuwun Mbah Reso,” kata Kardi bersama ketiga temannya.
“Monggo,” jawab Mbah Reso beranjak dari
kursi menemui tamunya. Ia masih kuat berjalan sendiri tanpa penopang tongkat.
Di rumah
Mbah Reso hanya ada dua buah kursi dan satu meja. Tamunya dipersilahkan duduk
di papan tempat tidur yang berada di ruang tamu. Mbah Reso biasa menghabiskan hari-harinya
di ‘dipan’ tempat tidur ini.
“Ada
apa ke sini,” kata Mbah Reso ketus.
“Gini
Mbah. Kami mau melaporkan kejadian di sumur Kang Suto dan tindakan anak-anak
muda dari Tim SAR itu."
“Ya.
Simbah sudah tahu semuanya."
“Kok
sudah tahu, Mbah?”
“Ada
yang cerita sebelum kamu."
“O…
Gitu, gimana tanggapan Mbah Reso."
“Bocah
Nom-noman (anak-anak muda) itu memang
hebat, berani. Tapi terlalu cepat bertindak, sehingga meninggalkan tata krama, sopan santun."
“Maksudnya
apa, Mbah?”
“Orang
itu harus menghormati adat istiadat yang berlaku di kampung."
“Katanya
mereka sudah ijin resmi kepada para pejabat, Mbah."
“Betul.
Tapi sifatnya hanya umum. Ada soal khusus yang harus diperhatikan,”
“Misalnya, Mbah?”
“Para
Orang tua di sini perlu diajak rembugan, musyawarah, bagaimana baiknya."
“Lantas,
apa yang harus kita lakukan."
“Semua
sudah terlanjur. Lihat saja, sekarang pikiran Suto tambah ruwet. Seperti orang ‘gêndhêng’ - wong ora waras – stress,”
“Nggih, Mbah. Matur nuwun - terima kasih petunjuknya.
Kami pamit dulu.”
“Ya.
Hati-hati."
Dengan
keterangan Mbah Reso Sentul, misteri sumur Suto malah seperti tambah gelap.
***
Di tengah
krotroversi dan situasi makin gelapnya misteri sumur pak Suto, muncul pemberitaan
menarik di sebuah media. Media ini
memuat tulisan tentang kronologi dan pandangan tentang sisi lain dari fenomena
sumur pak Suto. Judulnya, “Fenomena Sumur Pak Suto : Kontroversi Antara Ilusi, Halusinasi, dan Misteri”.
Bersambung
#OneDayOnePost
Suparto
Sakjane onto opo tho yo
ReplyDeleteIni baru dilacak.
DeleteWah masih bersambung.. makin penasaran. Hihihi
ReplyDeletesemoga segera terkuak..
Deletebapakku makin buat aku penasaran..
ReplyDeletesegera terkuak...
Deletebapakku makin buat aku penasaran..
ReplyDelete