Keelokan alamnya begitu mempesona.
Dengan semua anugerah itu, mestinya seluruh penduduknya, merasakan sejahtera lahir batin. Bahkan bisa dinikmati dari generasi ke generasi.
Orang Jawa bilang, “Gemah Ripah Loh Jinawi. Tata tentrem kerta raharja.”
Para
pemegang kendali dan aparat negaranya juga hebat-hebat.
Mereka berpendidikan tinggi, berderet gelar disandangnya, dan memiliki keahlian hampir semua bidang.
Mereka berpendidikan tinggi, berderet gelar disandangnya, dan memiliki keahlian hampir semua bidang.
Namun sebuah ironi kini terjadi.
Sebagian
anak negeri yang hebat, yang dipercaya memegang amanat.
Yang diberikan jabatan terhormat dengan fasilitas berlipat-lipat.
Malah berpikiran sesat, bersekongkol dan memainkan siasat jahat.
Dengan siasat Siluman, mereka merusak dan menghancurkan negeri ini.
Yang diberikan jabatan terhormat dengan fasilitas berlipat-lipat.
Malah berpikiran sesat, bersekongkol dan memainkan siasat jahat.
Dengan siasat Siluman, mereka merusak dan menghancurkan negeri ini.
Korupsi
pun menyebar ke seluruh negeri. Berkembang biak tak berhenti.
Korupsi merajalela dan membudaya, di hampir semua strata.
Lahirlah generasi korupsi.
Korupsi merajalela dan membudaya, di hampir semua strata.
Lahirlah generasi korupsi.
Suguhan
berita soal korupsi, menyeruak di hampir semua lini, yang menjerat para
dedengkot negeri.
Orang kaya bertumpuk-tumpuh harta. Yang miskin tambah sengsara.
Orang kaya bertumpuk-tumpuh harta. Yang miskin tambah sengsara.
Ketika
negeri ini dilanda Zaman Edan. Semua serba membingungkan.
Inilah Balada Negeri Yang Membingungkan. Terjadilah Zaman Kegelapan. Orang sulit tentukan pilihan. Siapa lagi yang bisa dijadikan panutan?
Inilah Balada Negeri Yang Membingungkan. Terjadilah Zaman Kegelapan. Orang sulit tentukan pilihan. Siapa lagi yang bisa dijadikan panutan?
Bangsa
ini tak henti dirundung sengsara. Terperosok ke dalam Zaman Kalabendu. Zaman
Tak Menentu.
Kini
manusia saling bertengkar. Orang begitu mudah marah dan emosi. Ibarat daun
kering jadi kobaran api besar, oleh percikan bara api kecil.
Sesama
anak bangsa saling curiga. Para pemimpin pun kehilangan harga diri. Di tengah
Zaman Edan, orang bingung memikirkan.
Di
negeri yang tak karuan, banyak aturan dijungkir balikkan. Orang baik dinistakan,
yang bejat dimuliakan, orang benar disingkirkan, yang salah dapat kedudukan.
Tanah-tanah
subur mulai tergusur oleh cukong-cukong arogan, harapan hidup makmur hanya
tipuan, rakyat pun hanya jadi jongos murahan di negeri sendiri.
Bumi
pertiwi kini makin merana. Kondisinya makin parah, dirusak manusia-manusia
serakah.
Mereka
terus mencari celah untuk memangsa sesama dengan berbagi cara. Homo Homini Lupus. Mereka menjadi budak
hawa nafsu.
Di
tengah kondisi yang serba membingungkan, masih adakah sosok setegar batu karang. Yang tak goyah oleh rayuan setan dan hantaman ombak keserakahan.
Suparto
hanya sebagian kecil manusia sekarang, yang memiliki kekuatan setegak karang. dan sekeras baja. melawan hantaman sifat keserakahan di zaman edan ini , pak :(
ReplyDeleteBetul Mas Fajar. Karena kita berada di Zaman Edan....
DeleteMakasih Mas Fajar.
Semoga kita termasuk sosok yang setegar batu karang:')
ReplyDeleteAamiin
Delete