Pertemuan keluarga “nDeso” kami
yang berlangsung Ahad (26/2/2017) terasa istimewa dari biasanya. Pertemuan
rutin setiap Ahad Pahing yang terikat dalam “Paguyuban Keluarga Eyang Pawiro
Sarono” Sragen ini sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun. Tempat pertemuan
yang berpindah atau keliling di rumah para anggota, di pelosok desa, disamping
untuk bersilaturahmi dan mengenal keluarga dengan segala kondisinya, juga
sebagai bentuk kesadaran dalam berbakti kepada orang tua dan para leluhur.
Lantas, apa yang istimewa pada
pertemuan keluarga di rumah Bude Sam
di Dukuh Geneng, Desa Bumiaji, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen kali ini? Di tengah keluarga kami, ada sosok tamu yang
berbeda dengan kami yang “Wong Ndeso” ini. Ya, tamu kami satu ini namanya Craig Smith, warga dari Kota Belbourne, Australia.
Craig Smith orangnya murah
senyum, ramah, suka humor dan enerjik. Craig ngga bisa bicara bahasa Indonesia
atau Bahasa Jawa. Tetapi dia sedikit memahami bahasa Indonesia yang dia dengar.
Ketika saya tanya dengan bahasa Inggris yang “grothal-grathul” ngga karuan (bahasa Inggris wong ndeso dan ndesani/kampungan, hehehe… isin
aku…) , kemudian disempurnakan salah satu keluarga, Craig selalu menjawab
dengan semangat.
Momen indah ini kami manfaatkan
untuk foto bersama sebagai kenang-kenangan yang menggambarkan bentuk
persaudaraan antar umat manusia, tanpa membedakan latar belakang apapun. Kami saling berjabat tangan
dan melempar senyum tulus layaknya keluarga dekat.
Gimana sih kisahnya Craig bisa nongol di acara pertemuan
keluarga kami? Kebetulan saat ini dia beserta istrinya, Lydia, sudah beberapa
bulan tinggal mengontrak di dekat rumah tempat kami mengadakan pertemuan di
Dukuh Geneng. Nah, Craig yang punya hobi computer dan motorbike ngetrail ini ikut
bergabung untuk bisa mengenal banyak keluarga di desa, tempat dia sekarang
tinggal.
Istri Graig, Lydia, kebetulan
juga orang asli Sragen. Keduanya dipertemukan lewat dunia maya, media internet
beberapa tahun lalu. Padahal, kala itu, Lydia tengah bekerja di Hongkong,
sementara Craig di Benua Kanguru, Australia. Tak berselang lama setelah
berkenalan akrab di dunia maya, keduanya menjalin kasih, kemudian bersepakat menjadi
suami istri. Kini di desa, keluarga Craig membuka usaha peternakan ayam.
“Bagaimana Anda bisa betah
tinggal di desa ini?” tanya saya.
“Saya suka suasana desa yang
baik dan damai. Orangnya juga baik-kaik dan menyenangkan. Kalau ngga baik dan
menyenangkan, tentunya saya ngga betah di sini. Hahaha….” Jawab Craig ceria…
Oke Craig Smith. Semoga bisa menikmati hidup damai di Indonesia, terutama
di daerah kami, Sragen, yang dikenal dengan sebutan Bumi Sukowati.
Suparto
#OneDayOnePost
#BersamaOrangAustralia
Kerennn pak parto
ReplyDeleteiya. aku semangat kalo ketemu LOndo..
Delete