Kalau kita baca-baca buku tentang pendidikan, idealnya Guru itu tidak boleh marah, jengkel, mengancam, membentak, membenci, membanding-bandingkan, menyamaratakan, dan lain-lain sikap sejenis kepada anak didik.
Sikap-sikap seperti itu selalu menimbulkan antipati dan traumatik dihati sebagian anak yang memiliki karakter berbeda dengan anak pada umumnya.
Tetapi faktanya. Di banyak sekolahan, kita menemukan kondisi guru yang sebaliknya. Mereka merasa dihina jika ada anak didik tidak menurut kehendaknya.
Bukan menjadi tantangan bagaimana bisa memperbaiki. Mereka langsung meberikan label sebagai anak nakal yang susah diatur, dengan kata-kata kasar penuh emosi dll.
Hal serupa juga berlaku bagi orangtua untuk anaknya.
Di rumah, kita juga belum bisa menjadi orangtua yang ideal bagi anak.
Sebagai orangtua kita sering berkata dan berlaku kasar kepada anak hanya karena dia tidak mau nurut keinginannya. Kurang menunjukkan rasa kasih sayang dan cinta yang membuat dia nyaman.
Kalau sudah demikian, kemana anak harus mengadu? Di sekolahan mendapatkan tekanan psikologis, sedangkan di rumah masih juga menerima hal yang sama.
Memang sulit.
Comments
Post a Comment