Usai shalat maghrib di rumah, saya meluncur ke RS untuk mulai menjalani rawat inap.
Setelah lapor ke kantor bangsal, sebelum masuk ruangan, salah seorang perawat memberi tahu hasil cek darah di laboratorium.
"Pak. Hasilnya sudah kami laporkan ke dokter, dan besok pagi dilaksanakan OP."
"Ya, matur nuwun mbak.. "
Selanjutnya saya diminta menandatangani surat persetujuan operasi.
***
Tak lama setelah berada di ruangan, dua orang perawat datang untuk memasang infus. Saya minta dipasang di lengan kiri agar bisa lebih leluasa memfungsikan tangan kanan.
Mulai detik itulah saya sudah terlihat sebagai seorang pasien betulan di rumah sakit. Tidur di ruangan khusus, tak bisa bergerak bebas. Saya mulai menata hati untuk banyak berdzikir, berdoa agar lebih tenang dan sabar menjalani semua proses.
Dengan gerakan terbatas, saya coba menulis atau menjawab beberapa pesan untuk keluarga dan teman lewat WA dan telepon langsung.
Pukul 23.00 seorang perawat dengan ramah berpesan agar saya mulai puasa dan segera tidur untuk persiapan operasi besok pagi.
"Mulai puasa nggih pak dan segera tidur. Biar besok pagi tekanan darahnya normal."
"Nggih mbak, matur nuwun."
***
Pukul 04.00 pagi, adik yang sejak kemarin menemani, membangunkan saya untuk shalat subuh.
Satu jam kemudian, datang seorang perawat untuk mengecek tekanan darah (tensi). Alhamdulillah tensi saya normal.
"Nanti pelaksanaan operasi kira-ki kira jam berapa ya mbak?" tanya saya, ingin cepet tahu kepastian.
"Tergantung perintah dokter dan berapa banyak orang yang akan dioperasi hari ini. Biasanya sebelum jam 12 siang," jawab perawat.
***
Saat menorehkan tulisan ini, saya masih bisa duduk dan bergerak agak bebas, meski di atas tempat tidur.
Saat menunggu detik-detik yang tak menentu, saya tak ingin menyia-nyiakan waktu. Tetap menikmati rasa syukur dan sabar. Selagi bisa, terus berdzikir dan berpikir. Semampu saya.
Beberapa jam lagi, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri saya setelah menjalani operasi.
Menurut dokter, penyakit yang saya derita, Hernia, tergolong ringan. Tetapi kalau tidak dilakukan operasi sangat membahayakan.
Saya hanya bisa pasrah kepada kekuasaan dan pertolongan Allah, Sang Pemilik Kehidupan seluruh makhluk.
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada seluruh dokter dan timnya sehingga bisa melaksanakan tugasnya dengan lancar dan sukses. Aamiin.
Suparto
#OneDayOnePost
Setelah lapor ke kantor bangsal, sebelum masuk ruangan, salah seorang perawat memberi tahu hasil cek darah di laboratorium.
"Pak. Hasilnya sudah kami laporkan ke dokter, dan besok pagi dilaksanakan OP."
"Ya, matur nuwun mbak.. "
Selanjutnya saya diminta menandatangani surat persetujuan operasi.
***
Tak lama setelah berada di ruangan, dua orang perawat datang untuk memasang infus. Saya minta dipasang di lengan kiri agar bisa lebih leluasa memfungsikan tangan kanan.
Mulai detik itulah saya sudah terlihat sebagai seorang pasien betulan di rumah sakit. Tidur di ruangan khusus, tak bisa bergerak bebas. Saya mulai menata hati untuk banyak berdzikir, berdoa agar lebih tenang dan sabar menjalani semua proses.
Dengan gerakan terbatas, saya coba menulis atau menjawab beberapa pesan untuk keluarga dan teman lewat WA dan telepon langsung.
Pukul 23.00 seorang perawat dengan ramah berpesan agar saya mulai puasa dan segera tidur untuk persiapan operasi besok pagi.
"Mulai puasa nggih pak dan segera tidur. Biar besok pagi tekanan darahnya normal."
"Nggih mbak, matur nuwun."
***
Pukul 04.00 pagi, adik yang sejak kemarin menemani, membangunkan saya untuk shalat subuh.
Satu jam kemudian, datang seorang perawat untuk mengecek tekanan darah (tensi). Alhamdulillah tensi saya normal.
"Nanti pelaksanaan operasi kira-ki kira jam berapa ya mbak?" tanya saya, ingin cepet tahu kepastian.
"Tergantung perintah dokter dan berapa banyak orang yang akan dioperasi hari ini. Biasanya sebelum jam 12 siang," jawab perawat.
***
Saat menorehkan tulisan ini, saya masih bisa duduk dan bergerak agak bebas, meski di atas tempat tidur.
Saat menunggu detik-detik yang tak menentu, saya tak ingin menyia-nyiakan waktu. Tetap menikmati rasa syukur dan sabar. Selagi bisa, terus berdzikir dan berpikir. Semampu saya.
Beberapa jam lagi, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri saya setelah menjalani operasi.
Menurut dokter, penyakit yang saya derita, Hernia, tergolong ringan. Tetapi kalau tidak dilakukan operasi sangat membahayakan.
Saya hanya bisa pasrah kepada kekuasaan dan pertolongan Allah, Sang Pemilik Kehidupan seluruh makhluk.
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada seluruh dokter dan timnya sehingga bisa melaksanakan tugasnya dengan lancar dan sukses. Aamiin.
Suparto
#OneDayOnePost
Semoga operasinya berjalan lancar yaa pak, dan bapak segera sehat kembali
ReplyDeleteAamiin
Aamiin. Makasih mbak Lisa
DeleteYa alloh pak, semoga cepat sembuh
ReplyDeleteAamiin. Makasih mbak Wid
DeleteSemangat bapak... Semoga lekas diberi kesembuhan.
ReplyDeleteAamiin. Maturnuwun dik
Deletesemoga lancar operasinya pak. dan sembuh :)
ReplyDeleteAamiin
DeleteSyafakallah Pak Parto, Syafakallah syifaan ajiilan, semoga Allah menyembuhkan penyakit dengan tidak mendatangkannya lagi...
ReplyDelete