"Orang bijaksana tidak pernah duduk meratapi kegagalannya, tetapi dengan gembira hati dia mencari jalan bagaimana memulihkan kembali kerugian yang dideritanya."
-Shakespear
Ada kejadian, seseorang mengalami kecelakaan yang tidak terlalu berat, mengakibatkan luka fisik pada bagian wajahnya. Akibat luka fisik tersebut membuat dirinya merasa malu, takut bercermin atau berinteraksi dengan orang lain. Dia bahkan menarik diri dari kehidupan masyarakat dan menutup diri.
Padahal, luka fisik itu sebenarnya bisa disembuhkan dan pulih kembali. Luka fisik itu lebih mudah disembuhkan!
Bagaimana dengan luka emosional? Luka emosional lebih menyakitkan!
Anda tidak dapat melihatnya, tidak dapat merabanya, tetapi ia dapat membuat perut keroncongan dan hati berdebar. Tidak ada bukti keberadaannya, tapi ia dapat menimbulkan rasa pusing, mual, insomnia, serangan jantung, gangguan pencernaan, bahkan stres dan depresi.
Ia lebih dalam dari luka-luka fisik dan lebih sulit untuk dihilangkan. Ia penyebab terjadinya suatu lingkaran setan dari perasaan-perasaan negatif yang tidak pernah berakhir hingga Anda sendiri memutuskan untuk menyembuhkan luka tersebut.
Gambarannya begini.
Misalnya, Anda adalah seorang pria muda yang cerdas. Anda dipekerjakan sebagai seorang asisten pribadi direktur di suatu perusahaan besar. Direktur tersebut ragu-ragu terhadap pengalaman Anda, tetapi merasa Anda akan dapat menghasilkan apa yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini. Gajinya bagus dan prospektif.
Suatu hari direktur memanggil Anda dan berkata, bahwa dia menyesal karena tidak sesuai dengan pekerjaannya.
Beberapa waktu kemudian, Anda merasa sebagai seorang yang gagal. Saat itulah luka emosional Anda telah tertoreh. Anda membenci direktur, berpikir bahwa jika saja dia sedikit sabar, Anda sudah menyesuaikan diri untuk pekerjaan itu.
Anda berkata pada diri sendiri bahwa Anda akan melakukan suatu pembalasan. Jika Anda tidak dapat membalas direktur, maka Anda akan melampiaskan kepada siapa pun. Selalu bersikap permusuhan itu menunjukkan luka emosional.
Bagaimana Anda menyembuhkan luka emosional ini? Anda merasa telah diperlakukan tidak adil, bukan?
Jawaban yang paling tepat adalah : maafkanlah direktur Anda!
Anda tidak tahu masalah apa yang membuatnya begitu. Jadi, dia tidak dapat memberikan Anda suatu kesempatan yang adil. Ketika Anda membuat kesalahan-kesalahan, mungkin dia ketakutan menanggung tanggung jawab perusahaan.
Maafkanlah dia karena dia sama dengan Anda, seorang manusia juga, dan Anda juga tidak selalu adil dengan diri sendiri. Buang jauh-jauh luka emosional ini dan tempatkan diri Anda pada tujuan-tujuan positif!
Mungkin hanya sebuah goresan kecil
Masalah Anda boleh jadi terlihat lebih besar dan lebih buruk dibanding masalah orang lain. Tapi bagi orang lain, luka Anda mungkin hanya sebuah goresan.
Seorang pria mungkin mendongkol selama bertahun-tahun setelah kehilangan suatu pekerjaan, tetapi orang lain yang tertimpa masalah yang sama mungkin mengabaikannya dalam 24 jam, dan kembali menjalani hidup sukses.
Seorang gadis mungkin selamanya membenci kekasihnya yang menikahi gadis lain. Namun, gadis lain yang mengalami hal yang sama mungkin akan pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan bersama temannya, dan bertemu pria lain yang lebih baik baginya.
Jika Anda mempunyai hak untuk berbahagia, Anda tidak akan membiarkan nasib sial mengalahkan Anda. Anda akan melawan dengan cara mengalahkannya. Anda akan menentukan kembali sasaran-sasaran pandangan kemenangan di masa depan.
Anda akan mengakui bahwa luka Anda adalah suatu goresan kecil. Lalu Anda akan menyucinya dengan sabun, memberi plaster, dan melakukan pekerjaan dalam kehidupan dengan bergairah.
Maafkanlah Orang Lain
Kalau Anda memaafkan orang lain, sebenarnya bukan hanya demi mereka, tetapi demi Anda juga. Jika tidak melakukannya, Anda akan merasa dendam, yang menghancurkan Anda dari dalam.
Ketika menyimpan dendam terhadap seseorang, Anda mungkin ingin melukai hatinya. Namun, sebetulnya yang terjadi adalah Anda akan menyakiti diri Anda sendiri.
Ketika seseorang telah melakukan kesalahan kepada Anda, marah adalah reaksi pertama. Itu memang wajar. Mungkin Anda harus mengatakan kepada orang lain bagaimana perasaan Anda mengenai sikapnya. Anda ingin menentukan sikap untuk memperbaiki situasi.
Jika Anda tidak dapat menerima dan tidak memaafkan kesalahan itu, Anda akan memendam kemarahan selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan bertahun-tahun. Hal ini tidak akan membantu Anda menyelesaikan masalah. Kemarahan hanya akan menyakiti hati diri sendiri, dan mungkin akan berakhir dengan luka yang lebih parah.
Ingat, orang lain juga seorang manusia, sama seperti Anda. Jadi, maafkanlah kesalahan mereka lalu lupakan. Hidup Anda akan lebih baik jika Anda benar-benar tidak mempunyai sesuatu yang harus dimaafkan.
Anda tidak dapat berbahagia apabila menyimpan dendam dan kebencian. Buang luka emosional Anda dengan bersikap baik hati. Jadilah "dokter" yang lemah lembut bagi diri sendiri dan orang lain.
___
Referensi : Dan Miller & Maxwell Maltz, Road To Self Actualization (Perjalanan Sukses Aktualisasi Diri), Dahara Prize, Semarang, 2013.
Comments
Post a Comment